![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPbhHRznqRPbDAJH2i9pmXahSz_s1keeqaSucYrOkPjYdqO1RNZDEDyRMvRTM6FfhJDtcf4oz3uJSMG1y4vzLj0moX1H3hpYjUf2wMFCmS4LZUTbr_VKQHtCMvHaUkbHuHdcGB3V2OFXc/w400-h363/Screen+Shot+2020-08-28+at+14.25.18.png)
Apa sajakah 2 perubahan itu ?
Pertama sesuai dengan perkiraan kita, ekonom Keynesian yakni kebijakan moneter yang terkait dengan inflasi. Dalam pidatonya, bos The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral setuju menjalankan kebijakan dengan menargetkan "rerata inflasi."
"Banyak yang menilai bahwa akan gegabah jika The Fed menaikkan inflasi," tutur Powell mengawali pidatonya, sebagaimana dikutip CNBC International. "Namun, inflasi yang secara persisten terlalu rendah bisa menimbulkan risiko serius terhadap perekonomian."
Dengan kata lain, The Fed akan membiarkan inflasi di atas 2% "untuk beberapa waktu." Imbasnya, jika tingkat pengangguran menurun maka bank sentral AS tersebut tidak serta-merta harus menaikkan suku bunga acuan, selama inflasi masih sesuai dengan rerata target.
Apa yang dimaksud dengan inflasi (inflation)?
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Berbagai upaya yang dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja. Oleh karena itu inflasi tidak terjadi begitu saja, tapi disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi.
Inilah beberapa penyebab inflasi:
Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation) : Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/ jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/ jasa tersebut terjadi secara agregat (agregat demand).
Hal ini terjadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya Meningkatnya belanja pemerintah, Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation); Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya, Harga bahan bakar naik, Upah buruh naik,
Tingginya Peredaran Uang ; Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasiJenis-Jenis InflasiInflasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu berdasarkan tingkat keparahan, penyebab, dan sumbernya. Berikut penjelasan selengkapnyaDampak Inflasi Terhadap Pendapatan Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa naik.
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.
Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok, Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat.
Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat para produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian.
Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan, Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa naik.
Menurut Teori Keynes, inflasi bisa terjadi ketika suatu golongan masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya dengan membeli barang dan jasa secara berlebihan. Sesuai hukum ekonomi, semakin banyak permintaan sedangkan penawaran tetap, maka harga-harga akan naik.
Padahal Selama ini, The Fed mematok target inflasi 2%, tetapi sejak krisis finansial 2008 target tersebut sulit tercapai. Biasanya, tingkat pengangguran rendah berujung pada kenaikan inflasi, dan bank sentral akan bergerak cepat untuk mencegah itu terjadi.
"Tingkat suku bunga yang diantisipasi pasar cenderung pada The Fed yang dovish (longgar) dan bersedia menerima bahwa inflasi bisa lebih tinggi untuk jangka lebih panjang," tutur Rick Rieder, Kepala Investasi Global BlackRock, kepada CNBC International.
Kedua terkait dengan kebijakan moneter yang menyasar perubhna pada pasar tenaga kerja. Pendekatan baru akan dilakukan, di mana The Fed akan melakukan asesmen atas selisih angka pengangguran sekarang dari level maksimumnya.
"Perubahan ini merefleksikan apresiasi kami atas manfaat pasar tenaga kerja yang kuat, terutama di komunitas berpenghasilan menengah-rendah," ujar Powell. Hal tersebut, lanjut dia, merefleksikan pandangan bank sentral bahwa "pasar tenaga kerja yang kuat bisa dipertahankan tanpa memicu lonjakan inflasi".
Ke depan, The Fed tak akan mematok target angka pengangguran tetapi akan membiarkan kondisi lapangan yang menentukan apakah penyerapan tenaga kerja sudah penuh atau belum. Untuk itulah mereka bakal melakukan asesmen.
Dengan demikian, lagi-lagi, tolak ukur untuk menentukan orientasi kebijakan moneter ketat, yakni dari sisi penyerapan tenaga kerja, dibuat menjadi lebih fleksibel. Ini memungkinkan suku bunga rendah berjalan lebih lama lagi guna menopang pemulihan ekonomi di tengah pandemi meski pasar tenaga kerja membaik.
Menyambut pidato tersebut, bursa saham AS dibuka melesat hingga 257,67 poin (+0,91%) ke 28.589,59 setengah jam setelah pembukaan. Indeks Nasdaq menguat 21,08 poin (+0,18%) ke 11.686,14 dan S&P 500 naik 16,79 poin (+0,48%) ke 3.495,52.
Saham-saham bank pun menguat, seperti Citigroup yang naik 0,9%, demikian juga JP Morgan dan Bank of America serta Wells Fargo yang menguat 1%.
Helmi Adam
Syafaat Foundation Indonesia