JOKOWI DATANG DI CUEKIN AS SEDANGKAN PM SINGAPURA DI SAMBUT BIDEN, MENGAPA ?





Oleh : Ayesha Ad'hanirizky Adam                                                Mahasiswa Hubungan International UPN VETERAN Jakarta.

Mengapa Kedatangan Presiden Jokowi di Washington DC (USA)  di "Cuekin" dan Tidak Disambut Langsung Oleh President Biden di Andrew Air Force Base Airport, di Maryland ? 

Beda 180 derajat jika di bandingkan dengan kedatangan Prime Minister of Singapore, Lee Hsien Loong di Airport yang di sambut tuan Biden. 

Apa sebabnya dan apa alasannya...???

ternyata ada Beberapa pertimbangan, dan  alasan di luar faktor schedule  dan faktor lainya.

Diketahui US STATE DEPARTMENT dan WHITE HOUSE tidak mengirim President Biden atau minimal Wakil presiden  atau Menlunya untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Andrew Air Force Base Airport, di Maryland. Padahal jarak dari WHITE HOUSE sekitar 11 miles atau sekitar 17.7 km dari Bandara.

Jika kita melihat dari sejarah kunjungan dari para  pemimpin dunia ke Amerika Serikat (USA), maka perbedaan peyambutan kep;ala negara di USA itu selalu ada kaitannya dengan kepentingan global geopolitical  negara USA terhadap negara didunia.

Contohnya adalah kedatangan Presiden Jokowi di USA tanggal 11 kemarin yg tidak disambut langsung oleh Presiden Biden, Hal ini tidak mengherankam bisa dilihat dari sikap geopolitik dan diplomasi Indonesia saat ini, khususnya, masalh kedekatan indonesia dengan RRC, dan menyangkut invasi Russia di Ukraina serta  posisi Indonesia pada KTT G-20 di Bali mendatang.

Peran Indonesia yang sangat  insignificant/minim dalam dunia diplomacy international, juga menjadi faktor yg dilihat USA. maj=ka dari tu kasihan presiden kita dilihat sebelah mata oleh negar negara besar, bukan hanya karena ketidakmampuan BERBAHAS INGGRIS SEMATA Tetapi kemampuan berdiplomasinya yg masih kurang.  Untuk itu penting seorang kepala negara memili kemampuan diplomasi yang baik, tidak hanya jago pada pencitraan semata. Sehingga bisa berperan penting dan dominant dalam memecahkan masalah global geopolitical conflicts yang terjadi termasuk Rusia dengan Ukraina,

Dalam dunia diplomasi international, Indonesia terkesan hanya sebagai follower, participant, atau  hanya sebagai event organizer (EO) dan tuan rumah yg baik. Istilahnya diplomacy lontong-sayur...!!!

HAL itu jelas menjadi pertimbangan US STATE DEPARTMENT dan staff di WHITE HOUSE. JADI NGAK USAH NGAMBEK KALAU  penyambutan Prime Minister of Singapore, Lee Hsien Loong di Amerika Serikat beda sekali dengan penyambutan Presiden Jokowi yg  dicuekin.

Memang menurut protocols yangg ada di AS, tidak disebutkan bahwa kedatangan pemimpin di dunia harus disambut langsung oleh President USA....!!! 

dan sesuai protokol AS cukup menyiapkan personnel SECRET SERVICE untuk menyambut, menjaga dan melindungi presiden atau kepala negar yg berkunjung ke Amerika Serikat, tidak hanya di sekitar Washington DC saja, tetapi diseluruh daratan negara United States of America (USA).

Jadi jangan sewot, bila Presiden Jokowi tidak disambut langsung oleh President Biden. Yang pentingkan  disiapin barisan pengawal secret servicenya AS

Untuk  itu penting saya jelaskan  budaya politik bangsa  Amerika Serikat (USA) dan bagaimana kepentingan global geopolitical Amerika Serikat. untuk mengetahui dan menjawab hal tersebut kita harus melihat 4 tujuan berdirinya AS, sama seperti berdirinya indonesia, bedanya tujuan AS dapat disebutkan sebagai berikut  :

1). Melindungi kepentingan negara Amerika Serikat dan rakyat Amerika Serikat di luar negeri.

2). Mempromosikan demokrasi, melindungi Hak Azasi Manusia (HAM) dan kepentingan lainya.

3). Menjelaskan dan mempromosikan kepada dunia international tentang nilai-nilai kehidupan bangsa Amerika Serikat (American values).

4). Bekerja sama dengan negara lain untuk memahami kebijakan pemerintah Amerika Serikat (USA) guna menciptakan security (keamanan), prosperity (kesejahteran dan kemakmuran) and the creation of a better world (tercipta tatanan dunia baru yg lebih baik).

daro empat tujuan tersebut diatas pertanyaan nya

" Bagaimana Tanggbapan Dubes AS terhadap Masalah HAM Di indonesia tentang Kasus 6 laskar FPI ?"

*Bagaimana hubungan Indonesia dengan cina ?"

*Bagaimana posisi Indonesia dengan permintaan USA and the WEST untuk tidak mengundang Vladimir dalam KTT G-20 mendatang di Bali...???

*Bagaimana sikap Indonesia terhadap perang dagang (economic war) antara CHINA Vs.USA?

*Bagaimana posisi Indonesia terhadap potensi conflict USA dengan RRC di South China Sea...???"

Lalu bagaimanakah jika pertanyaan tersebut diatas tidak memberikan kepuasan terhadap kepentingan AS ? 

Dalam budaya politik amerika, khususnya yang berhubungan dengan urusan dan kepentingan national security dan global geopolitics, pelu di catat, tidak ada yg namanya ketidaksengajaan atau kebetulan...??

Semuanya sudah sudah direncanakan semuanya dengan matang. 

Hanya saja tidak mungkin mereka mengatakan hal tersebut diatas secara  terbuka. karena inilah budaya diplomacy dan budaya politik bangsa Amerika Serikat...!!!

Seperti yang bisa kita contohkan dengan  President Venezuela, Hugo Chavez, kala. Dia  pernah menghina President Bush Jr. di PBB dengan mengatakan setan.

Tetapi ketika President Hugo Chavez datang dan berkunjung ke Amerika Serikat hanya disambut, dijaga dan dilindungi keselamatannya dengan mengirim cukup personnel keamanan atau secret servicenya saja. hal ini adalah standart, untuk menjaga dan melindungi keselamatan President Hugo Chavez selama berkunjung  ke Amerika. 

sehingga  jangan berharap President Hugo Chavez akan disambut President Bush di Airport dengan membawa bunga atau tembakan salvo...

Itulah budaya politik dan diplomacy global negara amerika , kareana itu ada kesamaan antara respek dan diplomasinya. kita bisa sajabenci atau tidak setuju dengan yang dilakukan Amerika. namun yg terpenting adalah sikap indonesia sebagai negara berdaulat...

Pertanyaaanya Apakah President Amerika merasa  excited untuk  menyambut kepala negara yg menentang kebijakan luar negrinya atau merasa tidak nyaman Amerika Serikat itu ???

Mau balik pulang ke Indonesia...??? Buat pak JOKOWI, itu menjadi hak Presiden bila hal itu ingin dilakukan.

Toh kedatangan Presiden Jokowi ke Amerika karena menghadiri undangan summit antara Amerika dan negara ASEAN. Jadi tidak ada paksaan dan yg memaksa...!!!

Jadi kedatangan Presiden Jokowi terkesan dicuekin oleh President Amerika, apakah itu satu kebetulan, kelupaan atau ketidaksengajaan dari staff US STATE DEPARTMENT dan staff WHITE HOUSE..

Bila diplomat, pejabat negara dan politisi Indonesia bisa memahami itu, akan lebih bisa berinteraksi dengan AS government officials, khususnya staff dari amerika..

JADI Hanya alasan saja bahwa KARENA PERTEMUAN MULTILATERAL, karena pada kenyataannya perdana mentri singapura mendapat sambutan dari presiden Biden langsung. mengapa negara "kecil" seperti singapura mendapat sambutan special dari pemerintah Amerika Serikat. Karena mereka punya kerjasama dan cooperatif dengan AS.

Dalam diplomasi international, gunakan geopolitical sense, jangan mengunakan emotional sense untuk mencari kepentingan dan manfaat bagi Indonesia.

Indonesia harus berani mengambil sikap, berani membenarkan yang benar, dan menyalahkan yg salah sesuai kepentingan Indonesia...!!!

Gunakan politik luar negeri Indonesia, yang bebas aktif, untuk berani mengambil sikap.

Dalam KTT G-20 mendatang di Bali, Indonesia perlu mencari jawaban dari pertanyaan dibawah ini dan harus berani mengambil sikap:


1). Bisakah ekonomi dunia berjalan dengan baik tanpa kerja sama dan keterlibatan ekonomi AS dan ekonomi Barat ...???

Cukup dengan kerja sama dan keterlibatan ekonomi negara RRC dan RUSSIA....???

2). Bila jawabannya iya atau tidak, maka sikap apa yg harus diambil Indonesia pada KTT G-20 mendatang di Bali ?

ke kompakkan negara timur tengah untuk melepas dollarnya adala kuncinya, begitupun dengan rencana negara Asean yg akan menggunakan dinar, itulah jwabanya..

karena  tidak bisa kita menggunakan politik bebas aktif selama kita masih ketergantungan dengan utang dari CINA, atau dengan dollar dari AS.

Selama itu terjadi siap siap kita menjadi negara ygng tidak punya harga diri lagi dalam diplomasi, karena tidak memiliki bargaining yang kuat...

Penulis adalah vice presiden AISEC Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Dan Mahasiswa Hubungan International Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN VJ.

referensi : https://www.state.gov/protocol-reference


0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama