Oleh Helmi Adam
Kaburnya investor asing dalam 5 hari ini belakangan ini mencapai 3,63 T di pasar Saham di BEI, sangat lah logis. Hal ini menyebabkan IHSG anjlok sebesar 6.16 persen dan kembali memasuki zona lima ribu. Hal ini buakn hanya disebabkan tekanan dari sisi eksternal tapi lebih disebabkan oleh fundamental dari dalam negeri. Transaksi berjalan dan necara perdagangan Indonesia yang mengalami defisit. Dan laporan Bank Indonesia (BI) tentang defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-I 2019 sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB).
Defisit sebesar 2,6 % dari PDB memang membaik jika dibandingkan deficit kuartal-IV 2018 sebesar 3,6% dari PDB. tetapi jika kita bandingkan dengan defisit kuartal-I 2018 sebesar 2,01% dari PDB, maka disebut defisit semakin melebar. Apalagi pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca perdagangan pada bulan April 2019 sebesar US$ 2,5 miliar., membuat investor mempertanyakan kinerja perdagangan RI.
Defisit sebesar 2,6 % dari PDB memang membaik jika dibandingkan deficit kuartal-IV 2018 sebesar 3,6% dari PDB. tetapi jika kita bandingkan dengan defisit kuartal-I 2018 sebesar 2,01% dari PDB, maka disebut defisit semakin melebar. Apalagi pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca perdagangan pada bulan April 2019 sebesar US$ 2,5 miliar., membuat investor mempertanyakan kinerja perdagangan RI.
Padahal defisit terburuk tercatat sebesar US$ 2,3 miliar yang dicatatkan pada bulan Juli 2013 pada pemerintahan SBY. Defisit bulan April ekspor Indonesia tercatat US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year-on-year (YoY). Sedangkan impor mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%. Defisit neraca perdagangan pada bulan April Adakah yang pertama dalam 3 bulan terakhir. Bulan Februari, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 330 juta, dan surplus pada bulan Maret adalah senilai US$ 540 juta. Defisit neraca perdagangan sebesar itutentunya bisa membuat CAD kembali membengkak di kuartal ini.
Pengumuman Bank Indonesia (BI) yang melakukan revisi kebijakan moneter pada hari kamis 16 Mei 2019 dengan menaikkan target Current Account Deficit (CAD) atau deficit neraca transaksi berjalan menjadi kisaran 2,5% - 3,0%, padahal sebelumnya target CAD di are area 2,5%.
Masalah fundamental ekonomi sangat penting tetapi yang memperparah adalah, issue politik dan terorisme yang tentunya bisa menggangu stabilitas politik dalam negeri, dan menimbulkan ketidakpastian dalam waktu yang cukup lama. Akibatnya sudah terasa, seminggu setelah pencoblosan IHSG terus merosot hingga membukukan penurunan empat minggu berturut turut.
Hal ini akan membuat para investor melakukan wait and see. Lalu pertanyaanya kapan IHSG akan rebound ? kita lihat saja senin ini..
Penulis adalah Mahasiswa Program Doctoral Ilmu Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta