Oleh Helmi Adam
Selingkuh dengan berhubungan badan, menjadi hal yang tidak tabu lagi, bagi mereka yang masih single. maupun sudah punya pacar atau suami/istri.Hal ini karena “Love is the Blind” Ketika hati bicara, sirnalah segala logika Perasaan memang tak pernah salah, demikian juag dengan cinta, selalu benar dan dibenarkan. Tetapi hidup adalah pilihan, ma kemana kita melangkah, kitalah yang menentukan. Sehingga memutuskan untuk mencintai seseorang adalah sebuah pilihan, dengan segala resikonya.
Sebut saja namanya Indah (Nama Samaran), denga buah dada yang ranum, wajah yang cantik, mirip Angelina Jolie, tubuhnya pun sempurna, hanya bibirnya yang berbeda. Indah menjalin cinta dengan atasannya yang sudah beristri selama tiga tahun lalu. Hubungan asmaranya bermula dari rutinitas dikantor dan interaksi yang intens antara bos dengan stafnya, kemudian pasangan ini jatuh cinta. Di mata Indah, sang atasan adalah sosok yang mengayomi dan mampu menaklukan dirinya yang keras kepala. Indah sangat berharap dinikahi, Namun akhirnya Indah harus merelakan sang Bos kembali ke pelukan istrinya.
Sakit hati? Tentu saja, Tidak.Karena itulah resiko mencintai seseorang yang tak lajang lagi. Karena indah sendiri pernah jadi istri kedua dan diceraikan suaminya. Sehingga Indah tahu betul, akan dihadapkan pada situasi sulit, jika sang pacar memilih keluarganya. Tapi itulah jalan cinta yang dipilihnya. Akhirnya indah hanya menjadi sex buddy(pasangan seks). Sehingga cinta tak lagi penting bagi keduanya, yang terpenting berbagi tubuh dan kenikmatan seks serta materi, hal ini membuat mereka nyaman sebagai pasangan.
Baginya Cinta tak perlu memilki seutuhnya, cukup berbagi materi dan kenikmatan semata. Cerita ini hanyalah salah satu cerita tentang kehidupan kaum urban di Jakarta, dan juga, berlaku di kota-kota besar lain di Indonesia, bahkan di belahan bumi lainnya. Hal ini menyebabkan hubungan seks, tak lagi menjadi sesuatu yang sacral. Hasil penelitian di Jakarta 8 dari sepuluh wanita pernah selingkuh, walaupun dalam hati. Kehidupan kota besar menjadi sebab terjadi pergeseran perilaku seksual dikalangan kaum urban. Yang paling mengkhawatirkan adalah sikap permisif, kesibukan, kompetisi, kerasnya kehidupan kota yang berujung pada kualitas komunikasi antar pasangan, menjadi buruk ditambah munculnya Smart Phone, yang menyebabkan jarak semakin jauh walupun tidur satu ranjang. Smarphone digunakan tanpa henti walaupun keduanya ada di rumah.
Apalagi persoalan jam kerja yang panjang, dan jarak rumah yang jauh dari kantor, membuat seseorang kehilangan energinya cukup besar. Sehingga ketika sampai rumah, menjadi lelah dan mudah marah. akibatnya hubungan seks menjadi sesuatu yang rutin, yang tak memiliki sensasi atau pun gairah. Mereka mengalami alenasi (keterasingan) pada hubungan sexnya, karena rutinitas gaya, dan tanpa fantasi,sensasi dan komunikasi.Pertanyaanya justru apakah selingkuh bisa menjadi pembenaran saat memburuknya komunikasi antara pasangan suami istri yang tak ada memiliki lagi “Soul” dalam bercinta dan gairah bercinta? Jawabnya ada di Konsultasi Keluarga dan Pendidikan Syafaat Foundation Indonesia. (telp ; Untuk Janji hubungi WA di 0811838873)
Ilustrasi cerita diambil dari bahan konsultasi Syafaat Foundation Indonesia