Oleh El Zahra Historia
Yanti sudah menjadi janda 15 tahun yang lalu, lantaran dicerai oleh suami, Pada Awalnya dia bisa menikmati hidupnya sendiri. Namun pada akhirnya dia tidak
bisa berdiam diri, untuk memenuhi hasratnya. Karena memang tidak semua wanita
mampu menahan dan menghilangkan hasratnya, apalagi ketika tidak ada kesibukan. Akhirnya
ibu dua anak itu, memiliki cara tersendiri untuk mengusir rasa tertekan dan
kesepian sepanjang waktu.Yanti bosan berdiam diri di rumah dan menjalani
rutinitas harian, menonton televisi. Ia pun mulai ikut kebiasaan
teman-temanya, untuk keluar malam. Keluar-masuk. Pub dan bar yang penuh dengan pria berusia
20-an dan 30-an adalah temapt tujuannya, Karena dia tak ingin kehidupan intimnya menguap
bersamaan dengan berakhirnya pernikahannya.
Awalnya Yanti cerita ke saya, ia sempat grogi saat kencan pertama dengan seorang pria berusia 21 tahun di medio tahun 2000, tapi sekarang Yanti mengaku sudah sangat mahir bercinta. Ia mengaku bisa berkencan, dengan dua pria berbeda dalam sepekan dan kini mulai kecanduan menjalin cinta, dengan berondong, dan memburu mereka melalui situs kencan di internet.
Kebiasaan ini ternyata berpengaruh negatif terhadap tubuh, dan aktivitasnya intimnya, ia menjadi tidak pernah puas. Saat bicara dengan saya, Yanti menampakan linangan airmata dengan menatap wajahnya ke langit langit apartemenya. Akhirnya dia terjebak dengan nafsunya. Sehingga sayapun mulai menanyakan, “ lo merasa salah yan, Tapi kok loh lakukan terus “ Tanya saya dengan tenang. Yanti pun cerita atas kecanduanya dengan sex yang terus menerus. Dan dia terus terang pada bulan bulan ini sering datang ke pengajian, “tapi kalau hasrat gue ude keluar, gue kayak orang gelisah dan pasti nagih. Makanya gue saranin sama elo, jangan sekalipun untuk coba coba, karena bisa nyandu”.katanya dengan muka sedih.” Untung gue sekarang ketemu elo, kalau ketemu cowok yang lain, ude kejadian nih” tambahnya.
Yanti merasa haus belaian, tapi tak ada orang yang dituju. Yanti pun terus terang kepada saya, bahwa di kafe itu, dia sedang nunggu berondongnya, tapi karena ketemu saya jadi dia batalkan. Dan Yanti putuskan mengajak saya, untuk ke apartemennya. Mungkin takdirnya Yanti bertemu saya, sehingga saya menyarankan dia menikah lagi aja, biar hidup lebih tenang.
Secara ekonomi yanti sudah begitu kuat, dia tinggal ongkang ongkang
kaki dapat duit, karena memiliki banayak asset rumah kost kostsan di bandung,
malang dan Jakarta. Banyak nganggurnya,
ditambah dia tidak punya aktifitas yang positif. Apalagi ikut majlis taklim.
Wajar jika dia menjadi kesepian dan tidak memiliki nilai hidup.Ujungnya Yanti
mengajak saya kawin siri, untuk membantunya kembali kejalan yang benar. Jreng
jreng…
Gila dalam hati saya, apa yang musti saya lakukan ? secara etis gue memanfaatkan
banget situasi yang dimiliki Yanti ? Selain itu juga gimana istri gue di rumah
bro…
Silahkan kalau ada saran .. tulis dikomen
(Tulisan diambil dan dirangkum dari Curhat Di Konsultasi Keluarga Yayasan
Syafaat Indonesia)