Oleh Helmi Adam
Iklan property calon Ibukota baru muncul sehari setelah
presiden mengumumkan, daerah yang meneadi
Ibukota baru , republik Indonesia. Bnayak tanggapan berseliweran, tentang hal
ini. Padahal dalam dunia bisnis, biasa terjadi bocoran bocoran informasi seperi
ini. Bahkan setiap perusahaan saat ini, menganggarkan cukup besar, devisi intelejen bisnisnya . Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi perkembanagn bisnis ke depannya.
Maka dari itu perusahaan perusahaan besar seperti, Lippo,
AG, Sinar mas, dll mereka membuat plan ke depan berdasarkan data data dari
intelejen bisnis yang mereka miliki. Itu lah mengapa perusahaan- perusahaan besar
dapat bertahan hidup.
Gojek sendiri akhirnay memiliki devisi intelejen bisnis,
yang digunakan untuk mengambil keputusan ekspansi atau tidaknya.
Kasus iklan yang di keluarkan oleh Artagraha group, sebenarnya
dalam dunia bisnis biasa saja, justru hal itu menunjuk kan kedigjayaan intelejen bisnis di perusahaan itu. Dan kelemahan pemerintah,
dalam melakukan kontra intelejen.
Artinya persaingan bisnis kedepan memang cukup berat, itu lah
mengapa semua perusahaan harus memiliki big data, yang setiap saat, bisa dianalisis
oleh devisi intelejen untuk mengambil
keputusan.
Dalam mata kuliah intelejen bisnis yang saya dapati di
Universitas Bhayangkara, saya melihat peran intelejen bisnis yang sangat
penting, dan harus berada di top level, karena meraka harus memberikan masukan
yang akurat dan tepat dalam rangka mengambil keputusan ke depan.
Kasus hancurnya Nokia, adalah contoh yang sederhana, dimana
intelejen bisnis tidak terlibat. Bandingkan dengan Hwa wei, Samsung dan Apple,
yang semuanya memiliki intelejen bisnis di competitornya maupun dipemerintahan.
Mereka memiliki devisi intelejen bisnis cukup kuat.
Lalu pertanyaannya pentingkah kita menaruh intel di lembaga
pemerintahan ?
Tentu saja sangat penting, karena iklim bisnis sangat dipengaruhi
oleh kebijakan , dan yang membuat kebijakan adalah pemerintah. Sehingga tidak
ada salahnya pebisnis menaruh intelnya di lembaga pemerintahan seperti yang
dilakukan AG group.
Semakin kuat devisi intelejen sebuah perusahaan semakin maju,
dan bertahan lama bisnisnya. Jadi jangan salahkan perusahaan nya, tapi mengacalah
pada diri kita sendiri, jangan ketidakmampuan kita untuk bersaing dan berusaha,
menyalahkan orang lain, sehingga membuat gaduh saja…