Biasanya dalam mengukur ekonomi
suatu negara, ada dua indikator yang
sering digunakan yaitu lagging indicators dan leading indicators. Lagging indicators mencerminkan angka ekonomi yang sudah terjadi, sudah
terwujud. Sedangkan leading indicators adalah parameter untuk memprediksi arah perekonomian ke
depan, sehingga sering digunakan sebagai alat proyeksi masa depan ekonomi.
Dalam lagging indicators, ada tiga yang sering digunakan yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca perdagangan barang dan jasa.
Lagging Indicators
Dalam lagging indicators, ada tiga yang sering digunakan yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca perdagangan barang dan jasa.
Lagging Indicators
Pertama adalah pertumbuhan ekonomi, Indonesia bisa dikatakan lebih
baik dari negara Thailand. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata
pertumbuhan ekonomi Tanah Air adalah 5,03%, Sedangkan Thailand berada diangka 3
%.
Artinya untuk pertumbuhan indonesia
lebih baik, karena di dorong oleh jumlah penduduk yang besar dan konsumsi domestic
sebagai andalan pertumbuhan juga besar.
Sedangkan Thailand mengandalkan
ekspor nya, yang akan berpengaruh pada CAD dan Inflasinya.
Untuk ini Indonesia
menang 1 : 0
Kedua adalah inflasi. Indonesia dan Thailand adalah negara berkembang,
atau emerging markets, sehingga tidak menginginkan inflasi tinggi seperti
negara-negara maju.
Bagi negara berkembang inflasi tinggi kurang baik, karena ekonomi masih tumbuh, sedangkan kapasitas domestik masih terbatas, sehingga tekanan harga (demand pulled inflation) masih tinggi.
Bagi negara berkembang inflasi tinggi kurang baik, karena ekonomi masih tumbuh, sedangkan kapasitas domestik masih terbatas, sehingga tekanan harga (demand pulled inflation) masih tinggi.
Untuk pemenang di kategori ini
adalah yang paling bisa menekan inflasi serendah-rendahnya.year om year (YoY).
Dalam lima tahun terakhir, rata-rata inflasi Indonesia adalah 4,18%
YoY. Thailand jauh lebih rendah yaitu 0,43%. Hal ini karana tahiland
tidak mengandalkan konsumsi domestic sebagai pendorong pertumbuhan ekonominya.
Untuk hal ini Thailand lebh unggul 1 dan Indonesia 0 . Kedudukan menjadi Thailand 1 Indonesia 1
Ketiga adalah neraca perdagangan barang dan jasa. Untuk urusan ini, Dengan mengunakan logika diatas, tanpa data saja mungkin sudah bisa ditebak bahwa Thailand adalah juaranya.
Selama lima tahun terakhir, neraca perdagangan barang dan jasa alias
transaksi berjalan (current account) Indonesia rata-rata defisit 2,35% dari Produk Domestik
Bruto (PDB). Thailand unggul jauh seperti bumi dengan langit, karena membukukan
surplus rata-rata 7,36% PDB.
Maka Thailand unggul menjadi 2 dan Indonesia 1
Leading indicators.
Ada banyak komponen di dalamnya, tetapi kita fokus pada dua parameter
yang paling sering digunakan yaitu Purchasing Managers' Index (PMI) dan
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Data ini menggambarkan mood dunia usaha dan konsumen. 'Suasana kebatinan' mereka akan sangat menentukan perekonomian ke depan.
Pertama PMI dulu. PMI menggunakan 50 sebagai batas, kalau di atas 50 artinya dunia usaha sedang optimistis dan siap melakukan ekspansi. Jika di bawah 50 ya berarti kebalikannya.
Data ini menggambarkan mood dunia usaha dan konsumen. 'Suasana kebatinan' mereka akan sangat menentukan perekonomian ke depan.
Pertama PMI dulu. PMI menggunakan 50 sebagai batas, kalau di atas 50 artinya dunia usaha sedang optimistis dan siap melakukan ekspansi. Jika di bawah 50 ya berarti kebalikannya.
Untuk Indonesia, rata-rata PMI dalam tiga tahun terakhir adalah 50,35
per bulan. Unggul tipis dibanding Thailand yaitu 50,02. Pengusaha di kedua
negara sama-sama optimistis menatap prospek ekonomi, tetapi di Indonesia
sepertinya sedikit lebih pede. Walaupun di lagging
indicator ekonomi kita buruk. Artinya Optimis Thailand lebih beralasan, karena
melihat perkembangan ekonomi dunia ketimbang optimis kita punya
Skor disini adalah 0 lawan 0
maka kedududukan masih 2 :1
Kedua sebagai indikator
terakhir akan jadi penentuan. IKK adalah pertaruhan, siapa yang lebih baik
di bidang ekonomi.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Angka di atas 100 berarti konsumen sedang optimistis, sedangkan di bawah 100 berarti sedang menahan diri.
Selama lima tahun terakhir, rata-rata IKK Indonesia adalah 118,41. Indonesia boleh menepuk dada karena unggul jauh atas Thailand yang hanya 76,94. Ternyata konsumen Indonesia lebih yakin dalam menatap masa depan, sementara rakyat Thailand malah murung, dan berhati hati.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Angka di atas 100 berarti konsumen sedang optimistis, sedangkan di bawah 100 berarti sedang menahan diri.
Selama lima tahun terakhir, rata-rata IKK Indonesia adalah 118,41. Indonesia boleh menepuk dada karena unggul jauh atas Thailand yang hanya 76,94. Ternyata konsumen Indonesia lebih yakin dalam menatap masa depan, sementara rakyat Thailand malah murung, dan berhati hati.
Sehingga bisa dikatakan Indonesia unggul 1 dan Thailand 0, Sehingga kedudukan jadi 2 : 2.
Untuk itu harus dilihat indicator lain untuk memenangkan pertarungan
ekonomi. Sebagai perpanjangan waktu, tinggal kita lihat kenyataan kedepan nya…