Viral Kisah Pendatang Di Papua Mau Di Bakar ?



Dari Errisa Dwisand (dosen STISIP Al Yapis, Wamena) 

Tepat di belakang rumah warga OAP (orang Asli Papua) yang letaknya tepat di belakang kampus, kami bersembunyi. Semua pintu dikunci rapat… Bapak² OAP itu (saya tak sempat menanyakan namanya) menyuruh kami ke bagian paling belakang rumahnya yang dibuat seperti honai.

Sambil berpikir, gemetar, harus apa setelah ini… saat itu Kampus sudah terbakar… Api sudah terasa panasnya, Tak sampai 200 meter jarak kami. Sampai tempat ini ketahuan, pasti dibakar… Saat mereka datang akan dibinasakan entah dibacok parang, dikapak,  dianiaya, atau dibakar hidup²… Sempat berpikir apakah saya akan lebih duluan bunuh diri daripada mati konyol terzhalimi mereka jika ketahuan?

Pasrah lemas… akankah mati di situ saat itu?

Ayat Kursi, Sholawat, dan tasbih tanpa henti saya ucapkan… Karena saya sadar sudah tak ada yang bisa datang menolong di tempat yang sulit dijangkau itu… Hape disilent, semua teman saya suruh merapat duduk di bawah agar tidak terlihat masa. Ada teman yang mengintip dari dalam untuk memantau massa sampai di mana… Lalu semua membisu saat ada beberapa orang mengintai di sekitar tdmpat sembunyi kami…



Bapak OAP yang membantu menyembunyikan kami itu mengalihkan perhatian massa ke tempat lain. Selama 1 jam-an lalu Bapak OAP tersebut membuka pintu Honai dan berkata: "Ada Aparat!"…

Sontak saya berlari sekencang²nya keluar dari Honai menuju keluar pagar sambil melambaikan tangan dan berteriak: "TOLONG PAK!"

TNI besenjata lengkap itu menjawab: "Lari Mbak! Cepat!"

Saya berlari sekuat tenaga terengah-engah,  menerobos pagar kawat, rawa, masuk selokan dengan berseragam rok panjang (saya angkat saja, sudah tak peduli lagi)… sepatu flat yang saya gunakan tertanam di rawa saya tidak lagi hiraukan… Dengan kaki telanjang saya berlari menuju ke jalan besar untuk dapat segera sampai di truk evakuasi.

Maasyaallaah… Saya masih hidup! 😭😭😭😭

Foto yang saya posting saat naik di atas truk evakuasi, ternyata banyak siswa SD yang juga bersembunyi bersama gurunya. Mereka menangis sejadi²nya…

Suara tembakan seperti pesta kembang api… Kanan kiri api berkorbar, tinggi asap hitam di mana-mana…


0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama