By Muhammad Amar Ma'ruf
Bapak Pendiri Bangsa telah berjuang membuat negara dan bangsa kita bebas dari penjajahan. Tindakan diplomasi mereka telah membuat dunia internasional mengakui perlawanan bersama, atas tindakan patriotik terhadap ketidakadilan dan kolonialisme di seluruh negara yang terjajah.
Saya ingat ketika Indonesia, menyelenggarakan momen bersejarah yang tidak hanya untuk orang Indonesia tetapi juga untuk orang-orang di dunia. Sejarah mencatat ketika negara-negara Arab, Asia dan Afrika, termasuk Libya dan Indonesia bertemu di Bandung pada tahun 1955, dan menandatangani Deklarasi Bandung yang dikenal sebagai Dasa Sila Bandung (Sepuluh Prinsip Bandung). Setelah itu, para pemimpin telah membuktikan dengan komitmen, dan kepemimpinan yang kuat untuk berjuang sampai titik darah terakhir, untuk mengusir kolonialisme, dan menyatakan kemerdekaan mereka dengan rakyat mereka secara meyakinkan.
Alhamdulillah, upaya mereka tidak sia-sia. Para pemimpin Arab, Asia, dan Afrika berhasil membawa bangsa-bangsa mereka, dan mendapatkan kemerdekaan mereka.
Generasi muda saat ini, mungkin tidak melupakan warisan para pemimpin negara-negara Asia Afrika pada 1950-an-1955 tersebut, yang telah sepakat untuk duduk bersama di Indonesia. Serangkaian pertemuan diplomatik di antara para pemimpin Arab, Asia dan Afrika, menghasilkan Dasasila Bandung. (10 prinsip Bandung) :
1. Menghormati hak asasi manusia dan tujuan serta prinsip yang terkandung dalam Piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa);
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara;
3. Mengakui kesetaraan semua kelompok etnis dan kesetaraan semua bangsa, besar dan kecil;
4. Tidak mengintervensi atau mengintervensi masalah dalam negeri negara lain;
5. Menghormati hak masing-masing negara untuk membela diri secara individu atau kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
6. Tidak menggunakan aturan pertahanan kolektif untuk bertindak demi kepentingan khusus satu negara besar dan tidak melakukannya dengan negara lain;
7. Tidak mengambil tindakan atau mengancam agresi atau menggunakan kekerasan terhadap integritas wilayah dan kemandirian politik suatu negara;
8. Menyelesaikan semua sengketa internasional dengan cara damai, seperti negosiasi, perjanjian,arbitrasi atau cara damai lainnya, sesuai dengan pilihan pihak-pihak yang terkait disesuai dengan Piagam PBB;
9. Mempromosikan minat dan kerja sama timbal balik;
10.Menghormati hukum dan kewajiban internasional.
Langkah-langkah para pemimpin saat itu telah menjadi kenangan emas dan warisan bagi rakyat mereka dan generasi berikutnya. Warisan ini telah menjadi bagian terintegrasi dari setiap dokumen perdamaian yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Internasional Beradab Lainnya. Kontribusi utama Dasa Sila Bandung telah menciptakan tatanan baru dengan memiliki lebih banyak negara merdeka baru dari benua Asia Afrika.
Namun Saat ini, dunia masih memiliki banyak konflik, dan tampaknya tantangan untuk perdamaian dunia masih sangat besar. Ini mungkin disebabkan oleh agresi dan sikap ilegal yang telah dideskripsikan oleh dokumen internasional dan agama yang mengajarkan keadilan sosial dan kemanusiaan.
Situasi ini tampaknya masih menjadi pekerjaan rumah bagi para pemimpin dan masyarakat saat ini untuk dapat menghindari jebakan kolonial. Jebakan-jebakan itu akan melanggar nilai luhur warisan Bapa Pendiri kita dan melemahkan persatuan.
Sudah seharusnya hal diatas menginspirasi para pemimpin dan orang-orang dari negara-negara yang hidup sekarang ini. Kita harus sadar bahwa kemerdekaan kita tidak mudah dicapai oleh Bapak Pendiri Bangsa mereka. Bapak Pendiri mereka harus berjuang sampai darah terakhiruntuk melindungi rakyat mereka (bayi, anak-anak, pria dan wanita dan orang tua) tanah, udara, air dan semua sumber daya mereka, yang bebas dari campur tangan dan agitasi bahkan pembunuhan dan tindakan pembantaian yang dilakukan oleh kolonial.
Situasi menjadi lebih buruk jika kita dan generasi sekarang mengabaikan warisan nasional.
Kita harus berterima kasih kepada Para Pendiri Bangsa yang telah melindungi persatuan di negara masing-masing. Sebagai orang Indonesia, saya harus berterima kasih kepada para Pemimpin Libya dan orang-orang yang menghadiri Konferensi Asia Afrika dan menandatangani Deklarasi Bandung.
Semoga Allah Subhanahu wata'ala melindungi bangsa kita dari hal buruk. dan memberi generasi kita perasaan persaudaraan dan persatuan yang kuat. Aaameen Ya Robbal Alamin.
Tripoli , 30 Desember 2019
Charge d’Affaires a.i. of the Embassy of the Republic of Indonesia in Tripoli- Libya