BUCIN = Budak Cinta vs Abdi Allah



Istilah budak cinta saya kenal tahun 90 an, ketika saya jatuh cinta denagn separang dara yang manis, dan rupawan (menurut Saya, belum tentu menurut Anda). Saya rela melakukan apa saja demi dirinya. Saya siap menjemputnya, walaupun menolak permintaan orang tua, untuk menjemputnya.

Untungnya saya sempat disadarkan pak Kyai, waktu itu. Gara garanya, suatu hari saya disuruh orang tua saya mengantar makanan ke pak Kyai, saya menolak, namun dengan bujuk rayu orang tua, akhirnya saya mau membawa makanan buat pak Kyai.

Hal ini saya lakukan karena, pacar saya telpon minta di jemput pulang. Takut terlambat akhirnya saya putuskan untuk jemput pacar dulu pulang. 

Setelah dari antar pacar saya pulang, baru ingat saya harus mengantar makanan ke tempat pak Kyai. 

Waktu itu Jam menunjukkan Pukul 12 malam. Saya berfikir pak Kyai pasti belum tidur. Ternyata Pak Kyai sudah tidur dan makanan sudah basi.

“ Maafkan saya pak Kyai, saya lupa” , kataku merasa bersalah.

Pak Kyai menatapku dengan tajam, dan bekata “ kamu mau saja dijadi BUCIN, “

“ aku kaget apa itu Bucin pak kyai “ tanyaku bingung

“ Budak Cinta…” kata pak kyai.

Aku hanya bisa menundukkan kepalaku.

“ kaetahuilah nak ..saat ini banyak orang jadi “budak cinta” , dia anggap pacar adalah segala galanya, istri adalah segala galanya, selingkuhan adalah segala galanya sampai melupakan tujuan hidup mereka” kata pak Kyai

“ Tujuan hidup manusia apa pak Kyai ?” tanyaku.

“Tujuan hidup manusia, hanya untuk beribadah kepada Allah, buakn sebagai budak, tahukah kamu bedanya abdi dan budak ? budak melakukan sesuatu karena terpaksa atau mengharapkan sesuatu, sedangkan Abdi ikhlas. Budak disuruh atau di perintah, sedangkan abdi keinginan sendiri..” jelas pak Kyai.

“ jaman ke depan banyak orang yang jadi budak pacarnya, atau pacar gelapnya, sehingga tidak rasional, dia menjadi pelit sama orang tua, sahabatnya, saudaranya, orang kesulitan, tapi dengan mudahnya membelikan mobil, rumah untuk pacar atau kekaish gelapnya, padahal hidup didunia akan di pertanggungjawabkan diakherat kelak..” tambah pak Kyai.

“Lalu bagaimanakah agar kita tidak jadi “budak cinta” pak Kyai “ tanyaku kepada pak Kyai.

“Menikahlah, secara syar ‘i nak, karena pacaran tidak akan menguntungkan dirimu, kau bisa ribut dengan sahabat, saudara, dan orang tua gara- gara jadi budak cinta, hidupmu pun tidak akan tenang..Lupakanlah kenikmatan sesaat, tapi ambillah kenikmatan hakiki dengan menjadi Abdullah, yaitu mengabdi pada allah” 

"Apakah Budak Cinta juga, jika cinta  dengan harta ?" tanya ku lagi.

" ya orang yang jadi BUCIN harta akan takut miskin, semua di hitung, backan sedekahpun dia hitung, Tapi ada yang lebih gila lagi, dia jadi sangat pelit, padahal harta yang di cintai hanya di dunia saja, tidak bisa menemani di akherat, kecuali harta yang di sedekahkan untuk jihad, seperti bea siswa, sunatan massai ataupun sedekah lainya.." tutup pak Kyai menyudahi pengajian malam ini..

tutur pak Kyai menyudahi kajian malam ini..

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama