Banyak Anak Pejabat Berlindung Dibalik Nama Orang Tuanya,....


Pada suatu hari saya bangga dengan harta dan anak yang saya miliki. Saya datang ke pak Kyai dengan bangganya, saya tunjukkan kesuksesan saya. Namun pak Kyai membacakan sebuah hadist qudsi kepada saya yang membuat saya terdiam.

"DALAM Hadits Qudsi-Nya, Allah swt pernah berfirman kepada Rasulullah saw: Kebanggaan manusia di dunia ini ada dalam enam hal. Bangga dengan wajah yang elok, (lisan) yang fasih, harta dan anak, kedudukan dan nasab, kekuatan serta kekuasaan." telas pak Kyai.

" mengapa  kita tidak boleh bangga dengan penampilan kita , bukankah wajah Allah yang ciptakan " tanya ku

" bangga membuat kita sombong sedangkan syukur membuat kita tawadhu, Sehingga allah mengingatkan manusia dari awal benih kesombongan akan muncul dalam surat Almu'minun ayat 104
"Wahai Muhammad, katakan kepada mereka yang bangga dengan wajah eloknya,
"Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan yang carat." helas pak Kyai

" lalu mengapa kita tidak boleh bangga terhadap kefasihan kita dalam mmbaca qur an, bukankah kita disuruh membaca yang benar ?" tanyaku agak protes.

" Memang kita disuruh membaca yang benar dengan rendah hati sehingga mau dikoreksi jika salah, jika kita bangga akhirnya sombong dan tak mau dikoreksi. Katakan kepada mereka yang bangga dengan kefasihan lisannya, dalam surat yasin 65 Allah betfirman "Pada hari ini Kami Tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

"mengapa kita tidak boleh bangga dengan jerih payah  kita sendiri pak Kyai, " tanyaku dengan penasaran.

"jerih payah kita Allah yang berikan dan jika Allah akan ambil tentu sangat mudah, Bukankah semau gerak gerik kita atas ijin allah" jelas pak kyai

" Kebanggaan pada harta dan anak menyebabkan kita menghalalkan segala cara, dan akhirnya jadi candu bagi kita untuk mengajar harta sebanyak banyaknya, timbullah korupsi" tambah pak Kyai

" Katakan kepada mereka yang bangga dengan harta dan anak," Pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, surat Asy-Syuara 88" jelas pak kyai dengan mungutip hadist qudsi.

" Lalu bukankah kita disuruh bangga dengan asal usul kita, dan orang tua kita" tanyaku lagi.

' Kebanggaan berbeda dengan menghormati orang tua, kebanggan bisa menyebabkan anak selalu menggunakan orang tuanya untuk tameng, berapa banyak anak pejabat yang menumpang top dari bapaknya saat ini, akhirnya mereka berbuat sesukanya.." jelas pak Kyai

"Katakan kepada mereka yang bangga dengan kedudukan dan nasab,"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."(Al-Muminun 101)

" begitupun orang yang bangga  dengan kekuatannya, sehingga Allah berfirman dalam hadist qudsi "Katakan kepada mereka yang bangga dengan kekuatannya, "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia Perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(At-Tahrim 6)

Jawab pak kyai dengan senyumnya yang teduh.

"Kalau bangga terhadap kekuasaan gimana  pak Kyai," tanyaku

" secara teoritis kebanggaan terhadap kekuasaan membuat orang lupa diri dan terus ingin berkuasa dengan segala cara, sehingga ada adagium " kekuasaan cendrung kroop" seperti yang kamu lihat saat ini.."

"Dan dalam hadist qudsi Allah Berfirman, Katakan kepada mereka yang bangga dengan kekuasaannya, Pada hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tidak sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. (Lalu Allah Berfirman), "Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" Milik Allah Yang Maha Esa, Maha Mengalahkan."(Ghofir 16)" jelas pak kyai dengan tuntas.

"Lalu bagimana kita harus baelajar untuk, menekan jiwa kita ini pak kyai, agar tidak bangga dan membanggakan diri ?" tanyaku

"kita harus belajar dari jawaban sahabat Nabi yang bernama Salman. Ketika dia ditanya tentang kedudukan dan nasabnya, kira-kira apa yang beliau banggakan?" jawab pak Kyai, kemudaina belaiu bercerita tentang Salman Al Farisi :

Suatu hari, ada seorang bertanya kepada Salman, "Beritahukan siapa dirimu, siapa ayahmu dan darimana asalmu !"

"Kemudian Salman menjawab, "Aku Salman putra dari hamba Allah. Dulu aku sesat, kemudian Allah memberiku hidayah dengan Nabi Muhammad saw.

Dulu aku miskin, kemudian Allah memberiku rezeki melalui Nabi Muhammad saw. Dulu aku budak, kemudian Allah membebaskanku dengan Nabi Muhammad saw. itulah kedudukan serta nasabku."

Salman tidak membanggakan kedudukan dan kemuliaan pribadinya. Yang terucap dari lisannya hanyalah kebanggaan kepada Nabinya, Muhammad saw.

Semoga Allah menghindarkan kebanggaan dunia yang  menjerumuskan kita kepada kesesatan", tutur pak kyai menutup pengajian malam ini....

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama