Beban APBN Meningkat, Cepat Ubah APBN Atau Pertumbuhan 0 Persen ?



By Helmi Adam

Rupiah bergerak melemah sepanjang tahun ini. Bagaimana dampaknya terhadap Anggaran  terhadap pertumbuhan dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)? 

Saat ini pelemahan  rupiah secara year-to-date terdepresiasi nyaris 16% di hadapan Dollar US. Sementara posisi terlemah rupiah ada di Rp 16.620/US$, sedangkan terkuatnya adalah Rp 13.565/US$. Jadi rata-rata kurs rupiah terhadap dolar AS ada di Rp 14.168,73/US$.

Sehingga Rupiah   masih di bawah asumsi rata rata  yaitu sebesar Rp 14.400/US$ rata-rata selama setahun dalam tahun 2020. 

Kita ketahui setiap pelemahan rupiah rerata Rp 100/US$ dalam setahun ini akan membuat penerimaan negara bertambah Rp 4,9-5,6 triliun. Belanja negara juga bertambah, tetapi 'hanya' Rp 3,6-3,8 triliun. Sehingga APBN masih merugi karena di bawah asumsi. 

Lalu bagimanakah asumsi makro di APBN 2020, karena deviasinya lumayan jauh jika rupaiah bertahna di 16.500 -17.000,- ?. 
Seperti pertumbuhan ekonomi, yang diasumsikan 5,3%. Sepertinya tahun ini mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut sangat sulit, atau bahkan mustahil. 

Kiat ketahu juga setiap pertumbuhan ekonomi berkurang 1 poin persentase, pendapatan negara di APBN 2020 akan berkurang Rp 16,8-20,2 triliun. Belanja negara memang berkurang, tetapi 'cuma' Rp 5,2-7,8 triliun. Secara neto ada defisit Rp 11,5-12,4 triliun. 

Jadi kalau kita pakai proyeksi BI, diamna  pertumbuhan ekonomi 2020 ada di 4,4%, maka ada selisih 0,9 poin persentase. Artinya beban APBN 2020 akan bertambah dalam kisaran Rp 10,35-11,16 triliun. Lebih tinggi dari kelebihan akibat selisih di asumsi kurs. Itu kalau 4,4 %. Tapi gimana jiak dampak korona berkepanjangan maka pertumbuhan bisa di kisaran 3 %. Artinya beban APBN semakin berat. 

Belum lagi kita membicarakan kemungkinann inflasi diatas 3 persen, jika pertumbuhan ekonomi hanya biasa mencapai 3 persen, inflais di diangka 3 peresen, menurut Todaro pertumbuahn sebenarnya adalah 0 persen. Persis sama yang diungkapkan ibu Sri Mulyani, bahwa pertumbuhan bisa 0 persen. 

Oleh karena itu, pemerintah wajib  secepatnya mengubah APBN 2020 dengan berkomunikasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Semoga badai pasti Berlalu, Indonesia bangkit kembali..

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama