Kejujuran Data Korona Dipertanyakan, Apakah Kita Bangsa Tukang Bohong ?


Oleh Muhammad Rajesh Adam
Mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya Malang  

Di Italia  Pemerintahnya kewalahan menghadapi penyebaran virus corona dengan begitu cepat dan masif. 
Hanya dalam hitungan kurang dari sepekan, jumlah kasus bertambah ribuan. .
Terjadi banyak hambatan   di mana-mana. Di rumah sakit, jumlah tenaga medis timpang dengan jumlah pasien, memaksa mereka bersikap selektif dalam memilih siapa yang harus didahulukan. Imbasnya, banyak pasien lansia, yang dirasa paling rentan terhadap virus Corona,dibiarkan mati.
Kumpulan Tulisan duka cita di media-media lokal menggambar betapa mengerikannya wabah virus Corona di Italia. Jika di hitung Total kabar duka yang diumumkan tiap harinya bisa mencapai 150 pengumuman. Tak ayal media-media lokal menyamakan halaman duka ciata seperti buletin perang.
Lalu bagaimanakah kondisi Indonsia Saat ini ?

Di tengah pandemik virus corona, Indonesia mencatat jumlah 'fatality rate', atau tingkat kematian, tertinggi di dunia. 
Sejak awal Maret lalu hingga laporan ini diturunkan, Indonesia telah mencatat lebih dari 790 Kasus Covid19,kamis (26/3) 58 meninggal dunia, atau 7 % dari kasus. Memang nampaknya ada penurunan.
Namun jika kita tinjau secara Antropologis manusia Indonesia. Yang kata Muchtar Lubis karakter manusia Indonesia munafik, maka bisa jadi banyak orang meragukan data pemerintah. Hal ini karena :
Pertama Sikap Pemerintah dari awal yang menutup nutupi kasus virus Korona. Namun pada akhirnya terbuka juga setelah kasus bocornaya pasien korona yang melapor ke RS Hermina Depok.
Bahkan lucunya para buzzer sempat menyerang Fahira Idris dan  Anies yang membocorkan korban virus Korona.
Apalagi kasus Kejadian di Di Cianjur, meninggalnya korban korona asal bekasi, yang di sanggah habis pemerintah, dengan mengatakan korban meninggal karena penyakit Jantung, yang akhirnya diakui korban meninggal karena penyakit korona. Akibat Bekasi menjadi daerah merah dan banyak ODP dan PDPnya.
Kalau saja pemerintah dari awal jujur mungkin tidak akan sehebat ini, penyebaran dan kasusnya. karakter orang Indonesiakah tidak jujur ?
Sementara presiden Jokowi mengeluhkan sikap orang Indonesia yang meremehkan masalah korona. Disisi lain kalau kita lihat pemerintahlah yang awalnya meremehkan Kasus ini (lihat link ini ; 
https://www.helmiadamchannel.com/2020/03/inilah-link-berita-bukti-kesombongan.html

Bukankah Bangsa ini, memiliki sifat suka menggampangkan persoalan karena ada UUD, Ujung Ujungnya Duit ?

Kedua Adalah sikap masyarakat Paternalistik, yang memilki ketakutan dan menutup nutupi penderitaan seperti sakit. Hal ini karena 2 Sebab ; Ngak punya duit, seperti pemerintah menutupi kasus ini dari awal dan tidak mau lockdown, atau yang kedua karena malu atau takut menjadi Aib...

Penulis Adalah Mantan Aktifis BEM Fakultas Ilmu Budaya, Mahasiswa Tingkat Akhir,

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama