Manuver dilakukan dengan cara melakukan klaim bahwa Helmy Yahya (HY) saat menjabat dirut TVRI bersama Isnan dan Tumpak adalah operator yang paling berjasa dalam hal Tunjangan Kinerja (Tunkin).
Menurut laporan tim Keuangan TVRI tersedia anggaran Rp 16 Milyar dari revisi anggaran untuk membayar Tunjangan Kinerja (Tunkin) para PNS (Pegawai Negeri Sipil) di TVRI.
Haru dan gembira para PNS TVRI mendengar kabar bahwa Tunkin yang dirindukan akan dibayarkan. Harapan ini bisa hilang kalau tidak ditindak lanjuti oleh para Direksi TVRI yang berwenang.
Karena perlu tanda tangan dan niat baik dari Isnan Rahmanto, Direktur Keuangan dan Tumpak Pasaribu selaku Direktur umum yang berperan menyiapkan data dan SK kelas jabatan.
Haru dan gembira para PNS TVRI mendengar kabar bahwa Tunkin yang dirindukan akan dibayarkan. Harapan ini bisa hilang kalau tidak ditindak lanjuti oleh para Direksi TVRI yang berwenang.
Karena perlu tanda tangan dan niat baik dari Isnan Rahmanto, Direktur Keuangan dan Tumpak Pasaribu selaku Direktur umum yang berperan menyiapkan data dan SK kelas jabatan.
Isnan dan Tumpak Sebagai pihak yang merasa paling berkuasa dan berwenang untuk proses pencairan Tunkin, ternyata malah banyak melakukan manuver, ketimbang mempercepat pembayaran.
Selain soal kesejahteraan, pegawai TVRI juga terusik rasa keadilan dan kepantasan nya. Selama sekitar dua tahun HY berkuasa di TVRI Dirut dan direksi bagai berlomba untuk melakukan perjalanan ke dalam dan luar negeri.
Modus ini ditengarai para pegawai untuk menambah uang saku para direksi TVRI yang mengaku gajinya kurang memadai.
Modus ini ditengarai para pegawai untuk menambah uang saku para direksi TVRI yang mengaku gajinya kurang memadai.
Modus kedua, dilakukan provokasi bahwa Dewan Pengawas yang menghambat Tunkin dengan pemberhentian HY. Sempat disebar info yang hiperbola, Tunkin tidak bisa cair tanpa hadirnya HY sebagai superman di TVRI.
Sehingga "berhentikan Dewas TVRI" digemakan seolah jadi narasi perjuangan untuk selamatkan TVRI.
Sebenarnya siapa yang mau diselamatkan? Jawabannya mudah saja, pastilah para direksi kroni HY yang ingin tetap selamat jadi direksi tanpa terungkap kesalahannya.
Sebenarnya siapa yang mau diselamatkan? Jawabannya mudah saja, pastilah para direksi kroni HY yang ingin tetap selamat jadi direksi tanpa terungkap kesalahannya.
Jeritan dan narasi sengsara sebenarnya adalah fakta yang nyata, bukan isapan hempol.
Ada fakta pegawai yang dompetnya menipis, terpaksa istrinya melahirkan di rumah tanpa bantuan bidan atau ahli medis. Selain itu ada pula pegawai yang pulang ke rumah sepekan sekali, untuk menghemat ongkos.
Belum lagi pegawai yang pinjam uang ke Koperasi atau menjual asetnya untuk menyambung hidup di TVRI. Jeritan rakyat ini pernah di sampaikan ke direksi, dewas, DPR RI bahkan sampai ke Ombudsman yang tak kunjung ada LHPnya.
Ada beberapa Pejabat struktural TVRI ikut menikmati periode sekitar dua tahun HY berkuasa. Misalnya Tuty Purwaningsih
sebagai kepala bidang KPLN Kerjasama Program Luar Negeri.
Berbagai dalih untuk kunjungan ke Luar Negeri dipasok untuk dapat lumsum dana perjalanan dinas yang jumlahnya cukup besar.
Mereka cukup imun dengan jeritan kesengsaraan pegawai dan bahkan berani marah atau melawan bila dewas melarang perjalanan tersebut.
Berbagai dalih untuk kunjungan ke Luar Negeri dipasok untuk dapat lumsum dana perjalanan dinas yang jumlahnya cukup besar.
Mereka cukup imun dengan jeritan kesengsaraan pegawai dan bahkan berani marah atau melawan bila dewas melarang perjalanan tersebut.
Akankah Tunkin untuk PNS dan PBPNS TVRI yang sudah di setujui Mentri Keuangan bisa cair segera ?
Masih tanda tanya besar ??? Kenyataannya, beberapa bulan ini, Isnan direktur keuangan dan Tumpak Direktur umum malah sibuk meradang dan banyak manuver politisasi tunkin tanpa kejelasan untuk mencairkannya.
Untuk itulah Dewas perlu tegas menindak bila terjadi hambatan ayang dilakukan keduanya, dan segera rombak direks.
Bagaikan air yang datang ditengah padang pasir yang kering kerontang, padahal Tunkin ini sangat diharapkan.
Sudah ada rapat dan surat dari dewas yang menugaskan direktur Keuangan Isnan Rahmanto untuk memproses pencairan tukin diwaktu dekat ini. Bahkan digelar penjelasan tentang tunkin melalui Video Conference ke berbagai daerah dan paparan langsung ke pegawai di kantor pusat TVRI Jakarta.
Harapan dan mimpi membuncah berharap Tunkin segera cair. Mari kita berdoa dan berharap dan Mndukung Dewas Berani bertindak tegas, dengan berani memecat semua yang menghambat Kesejahtaraan KARYAWAN TVRI.
#PERSATUAN KARYAWAN RINDU TUNKIN TVRI (PEKA RINTUN TVRI)
