Dikutip dari New York Post, ilmuwan itu menurut Bannon bekerja sama dengan intelijen AS untuk mencari bukti bahwa virus Corona berasal dari laboratoriumnya di Wuhan Cina.
"Mereka belum berbicara pada media, namun ada orang keluar dari lab Wuhan dan lab lainnya yang datang ke Barat dan menyerahkan bukti kesalahan China. Saya pikir jiak diungkap orang-orang akan terkejut," kata mantan peanseahat keamanan pemerintah AS .
Tak hanya berbicara pada agen AS, pembelot itu juga berkomunikasi dengan lembaga terkait di Eropa dan Inggris.
"Orang-orang di sekitar laboratorium itu meninggalkan China dan Hong Kong sejak pertengahan Februari. Inteljen AS bersama MI5 dan MI6 sedang berusaha membongkar kasusnya secara dan legal menyeluruh yang membutuhkan waktu lama. Tidak seperti film James Bond," tambahnya.
Namun memang belum ada bukti kuat dari Bannon soal pernyataannya itu. Beberapa waktu silam, Trump dan Menlu AS Mike Pompeo juga menyatakan punya bukti virus Corona bocor dari lab Wuhan, tapi mereka tidak menunjukkannya.
Direktur Wuhan Institute of Virology, Yuan Zhiming, menyatakan di awal Juni bahwa studi terpercaya di seluruh dunia soal genom coronavirus tidak menunjukkan bukti bahwa virus itu buatan modifikasi manusia.
"Mendesain dan menciptakan sebuah virus yang benar-benar tidak diketahui sebelumnya adalah di luar kapabilitas laboratorium eksisting apapun di institut kami," bantah Zhiming
"Kami tidak pernah berpartisipasi dalam mendesain atau menciptakan sebuah virus baru dan tidak akan pernah melakukan hal tersebut," tegasnya.
Dia menyinggung bahwa mencari asal COVID-19 adalah pekerjaan ilmiah sukar dan takkan ditemukan jawabannya dalam waktu singkat. "Saya harap tiap orang bisa mengesampingkan prasangka dan yakin pada sains dan bukti untuk menciptakan lingkungan riset rasional untuk melacak asal virus ini," tambahnya Zhiming
sumber : newyorkpost