![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT58VYEgtCioReZM84dGNyt5qtINZqLIDuQEMlITnjTUSaWOXbEuUIidxTFmUfSRmjROSGvHm2v-KRMJ38sI7K1skCopABekS-EbQTbeobp72W8SBU0kGe0t7M6WLgm1ePqMQ2O9Srv1w/w400-h224/download.jpg)
Konflik antar negara di perairan Laut China Selatan kian memanas. Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin Jnr mengatakan Filipina akan melakukan perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) jika China menyerang kapal angkatan lautnya di Laut China Selatan.
Ini merupakan pertama kalinya pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte secara terbuka mengancam Cina akan meminta bantuan AS. Sebelumnya Filipina dan China bersitegang soal Laut China Selatan. di tengah gejolak yang sedang berlangsung antara Filipina dan China di perairan yang disengketakan itu.
"Mereka bisa menyebutnya provokasi ilegal, Anda tidak bisa berubah pikiran. Mereka sudah kehilangan putusan arbitrase," kata Locsin, dikutip dari South China Morning Post, merujuk pada keputusan tahun 2016 oleh pengadilan internasional yang memutuskan sebagian besar klaim luas Beijing atas Laut China Selatan. tetapi sebenarnya merupakan serangan terhadap, katakanlah kapal angkatan laut Filipina... (itu) berarti saya akan menghubungi Washington DC," tambahnya.
Namun Locsin menolak untuk menjelaskan secara spesifik bagaimana Manila melakukan panggilan ke AS. Namun awal Agustus ini, Locsin berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, setelah Washington menolak klaim China atas jalur air yang disengketakan dan mengatakan AS akan mendukung negara-negara yang bersinggungan dengan Beijing.
China selama ini mengklaim 80% bagian Laut China Selatan melalui sembilan garis putus-putus (nine-dash line). Ini ditentang bukan hanya Filipina, tapi juga Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Brunei.
Sejak tahun 951, AS dan Filipina telah memiliki Perjanjian Pertahanan Bersama yang mengikat mereka untuk saling mendukung jika terjadi serangan. Di bawah presiden AS sebelumnya, Barack Obama, AS mundur dari komitmen konkret untuk menerapkan perjanjian tersebut pada sengketa wilayah maritim Filipina dengan China.
"Pemerintahan Obama, administrasi Demokrat, cenderung tenang dan tunduk pada China, itulah sebabnya kami kehilangan terumbu karang" kata Locsin mengacu pada Beting Scarborough yang telah diduduki China sejak 2012 setelah perselisihan dengan Manila.
Beting yang terletak di 240 km barat Luzon Filipina dan 650 km dari provinsi Hainan China. Lokasi ini disebut salah satu tempat memancing terkaya di kawasan itu.
Administrasi Republik (Trump) selalu sangat tegas tentang komitmen Amerika terhadap kebebasan dan kemerdekaan negara," ujarnya lagi.
Dia mengatakan pemerintahan Trump telah berpatroli di Asia tenggara untuk menegaskan hal-hal mendasar. Yakni kebebasan navigasi, kemerdekaan dan kedaulatan negara, jaminan terhadap agresi untuk menjaga kebebasan suatu negara.
Perselisihan terbaru terjadi pekan lalu. Kementerian Luar Negeri Filipina mengajukan protes diplomatik karena penyitaan China atas peralatan penangkapan ikan Filipina di dekat Beting Scarborough.
Menanggapi protes Manila, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian pekan lalu mengatakan patroli China di Laut China Selatan sah. China malah menuding patroli udara oleh Filipina melanggar kedaulatannya.
sumber CNBC