Sektor otomotif paling terdampak dengan pandemi Hal itu tergambar dari tingkat penjualan yang sempat anjlok hingga 95% per Mei 2020.
Perlahan, level penjualan mulai menunjukkan perbaikan, tapi tentu masih jauh dari harapan pelaku industri otomotif.
Minggu (15/09/2020), Pengamat Otomotif Helmi Adam punya solusi untuk meningkatkan penjualan mobil selama pandemi.
Apalagi kebijakkan Bank dan leasing yang menaikan DP serta terlalu berprasangka buruk, padahal banyak supir grab dan gojek yang sanggup melakukan kredit mobil disaat pandemi ini, dan ternyata aturan ketat perbankanlah yang menyebabkan industri mobil makin terpuruk.
Berikut adalah petikan lengkap wawancara tersebut:
Bagaimana Anda melihat tantangan otomotif di masa pandemi Covid-19?
Rasanya sih apa yang kita rasakan sejak bulan April ya luar biasa. Saya pikir itu problem besarnya adalah tidak adanya kepercayaan. diri dari perbankan yang harus percaya dengan industri otomaotif, berbasis online,
maksudnya pak ?
industri trarnportasi online itukan, banyak membeli mobil buat grabcar ataupun gocar, padahal sejak pandemi gocar dan grabcar terus jalan mereka punya jejak digital penghasiian sebulan, jika mereka mau mobile, kasihlah kreditnya, kan ada jejak digital nya banyaknya kebutuhan grabcar dan gocar untuk melakasanakan tugasnya mobiisasi masyarakat menunjukan ekonomi bisa membaik. '
Bagaimana secara teori pak ?
Secara teori Keynesian, teori mengingatkan kepada kita untuk mencegah terjadinya resesi bahkan depresi, dari pengalaman 1929-1935, adalah dengan meningkatkan belanja masyarakat. untuk membantu mereka yang nganggur, ketimbang memberikan BLT saja hanya membantu sektor sembako, padahal industri otomotif akan memiliki multiflayer effect lebih besar dalam membantu pertumbuhan ekonomi.Kita harus merubah cara berfikir bankers dari cara berfkir struktural dan convensional ke berfikir fungsional dan digital.
Seperti apa contohnya pak ?
Misalkan cara pikir bankers yang structural dan conventional, memberikan credit handy kepada PNS pegawai BUMN, dan juga orang punya gaji tatap karena ukuranya slip gaji.
Sedangkan berfikir fungsional dan digital dalah meelacht fungi adaalm masaayarak utu tumbuh, seperti grabcar adan gocar mereka kan, tulang punggung mobilisasi kota besar, modern saat ini, sadangkan penghasilan mereka bisa dilihat dengan melihat jejak digital mereka, bukankah jejak digitql lebih valid dan tidak bisa dibohongi ketimbang slip gaji ?
Belakangan ada wacana pajak mobil baru akan dinolkan. Apakah efektif mendorong daya beli masyarakat untuk kemudian membeli mobil baru?
Sudah hampir 50 tahun waktu kita, dirangsang bikin industri mobil itu. Waktu itu. Ada insentif luar biasa. Misal sedan belum kita impor waktu itu. diizinkan full CKD (completely knock down) dengan bea masuk 100% malah. Commercial car dikasih 0% waktu itu dengan harapan semua orang akan beranjak membuat mobil komersial yang relatif lebih murah.
Nah sekarang jika ada niatan pemerintah untuk menolkan pajak, maka Kita mesti menyadari orang beli mobil itu menyadari 30% sampai 40% itu adalah harga mobil itu adalah pajak pemerintah. Mulai dari yang namanya pajak pertambahan nilai, pajak barang mewah sama bea balik nama.
Jadi itu kalau mau dihitung betul, kalau mau beli harganya misalnya Rp 100 juta, Rp 40 juta itu revenue (pendapatan) pemerintah. Ini dari dulu sudah dijadikan target kaya gitu. Karena mungkin komoditas high level ya. Kita 270 juta orang tapi yang beli mobil waktu yang tertinggi 1, 2 juta. kita memang masih masih jauh dari kenyataan gitu.
Ketika dihilangkan otomatis harga mobil turun? Kalau memang ada kemungkinan ya kita happy betul ya kalau misalnya betul-betul akan dihilangkan semua perpajakan yang sekarang ini ada di industri otomotif. Ya penjualan mobil itu yang saya katakan tadi yang paling sedikit paling enggak 35%-40% itu adalah bisa menjadi cost reduction orang juga akan happy.
Jadi problem buat Kita adalah udah marketnya jatuh tetapi kita kan yang namanya pajak itu kan jalan terus. Apalagi rencana awalnya kan memang kita mau memproduksi satu juta lebih ini tahun 2020 tapi kenyataannya kan cuma berhasil Januari, Februari, Maret yang kira-kira 80.000 itu perbulannya. Begitu April sampai sekarang ini langsung anjlok ya kan yang total kita membandingkan ya kira-kira mendekati 55% lah sekarang ini.
Jadi Apa solusinya menurut Bapak ?
Solusinya adalah,
1. Rubah cara berfikir Bankers
2. Berikan kemudahan kredit dari mula DP hingga bunga ringan dan dukung pembelian mobil untuk usaha online, karena multiflayer effectnya lebih besar..terutama mereja yang punya penghasilan yang memadai dari jejak digiatalnya.
3. Hapuskan pajak kendaraan bermotor, terutama buat pembelian usaha online yang tergabung dalam koperasi.
4. Kuatkan insentif bukan buat pengusahanya tapi buat pembelinya.
Helmi adam juga Pendiri dan direktur eksekutif syafaat foundation Indonesia...