Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan adanya anggota polisi mengambil kamera closed circuit television (CCTV) di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 terkait bentrok antara polisi dan laskar Front Pembela Islam (FPI).
Ketua Tim Penyelidikan M Choirul Anam menyebutkan, pihaknya mendapatkan informasi soal pengambilan kamera CCTV dari salah satu warung di rest area KM 50 tersebut.
Terkait hal itu, Komnas HAM pun telah mengonfirmasi kepada pihak kepolisian.
Sehingga nanti kita tunggu kalau ini menjadi pembuktian di proses pengadilan,” ucap dia.
Dalam kasus ini, enam anggota laskar FPI tewas ditembak anggota Polda Metro Jaya setelah diduga menyerang polisi pada 7 Desember 2020 dini hari.
Di KM 50, Komnas HAM mengungkapkan bahwa dua anggota laskar FPI ditemukan meninggal setelah sebelumnya terjadi kontak tembak.
Sementara itu, di lokasi yang sama, empat anggota lainnya masih hidup dan dibawa oleh anggota kepolisian.
Anam menyebut, pihaknya juga menemukan informasi lain di lokasi tersebut.
“Di KM 50, terdapat pula informasi adanya kekerasan, pembersihan darah, pemberitahuan bahwa ini kasus narkoba dan terorisme, pengambilan CCTV di salah satu warung dan perintah penghapusan dan pemeriksaan HP masyarakat di sana,” ujar Anam.
Adapun dalam rekonstruksi pada Senin 14 Desember 2020 dini hari, polisi menggambarkan bahwa anggota laskar FPI yang terlebih dahulu menyerang dan menembak polisi saat kejadian.Polisi mengatakan, hasil rekonstruksi belum final. Tak menutup kemungkinan dilakukan rekonstruksi lanjutan apabila ada temuan baru.