Inilah Kisah Cikal Bakal Yang Merusak Agama Islam, Ternyata Anjing !!!


 

FATWA ANJING PAK KYAI ...

Siang itu, disuatu daerah terjadi kehebohan. Ada seekor anjing ras mahal, mati. 

Namun yang membuat heboh, bukanlah gegara matinya si anjing mahal itu. 

Si pemilik anjing, rupanya bersikeras mengkafani anjingnya dan menyolatkannya di Masjid setempat!

Tentu saja penduduk Muslim disana menolak keras permintaan itu!

Namun si pemilik anjing yang dikenal kaya-raya, 'disegani', bersikeras untuk melakukan itu. 

Untuk meredakan ketegangan yang memanas sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan dengan baik-baik, maka dipanggillah seorang Kyai kondang di daerah itu.
Agar sang Kyai  menengahi persoalan dan dapat menjadi hakim, memberikan fatwanya, petunjuknya.

Datanglah Kyai, dan beliau langsung bertanya, "Mana pemilik anjing yang sudah dikafani ini?" 

Seorang lelaki berpakaian perlente memakai jam tangan besar gemerlap maju berkata, "Saya, pak Kyai."

"Atas dasar apa anda meminta anjing itu dikafani dan disholatkan sebelum dikuburkan? ... Dia 'kan ... binatang? ... Selain itu, tidak ada ajarannya dalam agama kita, tidak ada perintahnya, untuk menyolatkan binatang yang mati ... !", tegas Kyai, bersuara keras, dan melotot.

Dengan terbata-bata si pemilik anjing pun berucap, "Tet ... tet ... tapi Kyai ... ini adalah wasiat dari anjing saya ... Dia anjing pintar, dari Eropa ... Banyak berjasa bagi saya ... "

"Bohong kamu ... ! ... Itu tidak mungkin! ... Mana mungkin anjing bisa berwasiat!?!", sergah pak Kyai, tegas.

"Selain itu, kyai ... maaf ... anjing pintar kesayangan saya ini juga pernah berwasiat agar saya menyerahkan uang kontan 100 jutarupiah, kepada yang menjadi imam sholatnya," jawab si lelaki pemilik anjing, melanjutkan kalimatnya yang terpotong.

Tak diduga, lalu sang Kyai tiba-tiba berkata lembut, "Baiklah ... Saya paham ... Saya hormati ... Dia makhluk Allah juga ... Sudah berjasa untuk anda ... Dan dia bersama kita selama ini, sama-sama hidup di Nusantara NKRI yang indah ini ... Kita harus saling ta'wwun, saling tolong-menolong. Gotong-royong. Dalam Kebhinnekaan ... Di negara Pancasila, NKRI ini ...  Mari para warga ... Kita siapkan proses sholat mayit dan kita sholatkan anjing itu."

Tentu saja warga semakin heboh demi mendengar jawaban Kyai yang sedemikian absurd. 

Tetapi warga tidak ada yang berani menentang Kyai yang kondang tersebut. 

Mereka pun berbaris di belakang Kyai, membentuk shaf sholat jenazah.

Sang Kyai  pun memimpin sholat jenazah anjing Eropa itu.

Lalu si lelaki memberikan amplop cokelat kepada sang Kyai, sebelum berlalu ke tempat pemakaman mewah untuk anjing Eropa itu, yang telah disiapkan di halaman rumahnya yang luas.

Ada seorang warga yang memberanikan diri bertanya pada Kyai,  "Maaf, pak Kyai, maaf ... Mengapa pak Kyai jadi berubah pikiran dan setuju untuk menyolatkan anjing itu?" 

"Setelah saya telisik dengan seksama, saya terawang, ternyata anjing itu masih memiliki nasab mulia dari anjing milik pemuda Ashabul Kahfi," jawab Kyai, mengambil nafas panjang.

Warga pun mengangguk-anggukkan kepalanya, entah tanda mengerti atau sekedar ikut-ikutan saja.

"Sami'na wa atho'na, kyai", jawab seorang santri pengagum Kyai itu.

➖➖➖➖➖
*Terkadang rusaknya agama bukan karena tak ada lagi yang memahami atau mengetahuinya. Tapi justru datang dari orang-orang yang dikira lebih paham, namun karena desakan kebutuhan duniawi, maka ia rela mengorbankan ajaran agamanya, demi tercapainya ambisi, walaupun harus menyesatkan orang banyak ...* 

Allaah Azza wa Jalla berfirman: 

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً 

Maka tidakkah engkau memperhatikan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allaah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta menutup penglihatannya? 

(QS. Al-Jâtsiyah/45:23)

Alaah Azza wa Jalla berfirman pula:

 أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا ﴿٤٣﴾ أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا 

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?

Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami?

Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, jalannya. 

(Al-Furqan/25:43-44)

Rosululloh shollollohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ …. فَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ: فَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ 

Tiga yang membinasakan, …. Tiga yang bisa membinasakan, yakni sifat kikir yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti, dan berbangga dengan diri sendiri.

Hadits Hasan dikeluarkan ath-Thabrani dalam al-Ausath 5754. Lihat Shahîh al-Jâmi, no. 3045.

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama