Serial Ekonomi Adam Smith : BEKERJA UNTUK MAKAN, HIDUP UNTUK MAKAN ?

Oleh Helmi Adam

Manusia, agar dapat menopang hidupnya secara layak dapat memenuhi kebutuhan makan, sandang, papan, dan berbaga kebutuhan lainnya maka harus memiliki penghasilan yang dapat diperoleh dengan cara bekerja. Pengangguran hanya akan menjadi beban dalam kehidupan bersama, karena dengan menganggur orang tidak dapat produktif, tidak dapat mengaktualisasikan bakat alamiahnya. Manusia, kata Adam Smith “harus selalu hidup dengan pekerjaannya, dan upahnya setidaknya harus mencukupi untuk mempertahankan hidupnya. Mereka bahkan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih daripada itu; jika tidak, adalah tidak mungkin baginya untuk membangun sebuah keluarga, dan ras pekerja seperti itu tidak akan dapat melampaui generasiyang pertama” (Smith, 1904). inilah yang menurut Karl Mark Mnusia mengalami keterasingan dengan lingkunganya. Karena pada akhirnya manusia diatur waktunya oleh system, dan system adalah hal yang dibuat manusia yang meneybbakan manusia tidak bisa keluar drai system yang dibuatnya. Seperti masuk kerja jam 8 pagi, tela dipotong gajinya, pulang jam 5 sore, kecepatan pulang  dipotong gajinya. Dn aistem ini lah yang mengatur para pekerja bekerja. 

Pada zaman Adam Smith hidup, ilmu kesehatan masih belum berkembang, harapan hidup manusia sangat rendah; seorang ibu biasa melahirkan lebih dari sepuluh kali namun karena berbagai macam penyakit, anak yang dapat tumbuh dewasa hanyalah dua sampai tiga orang, anak yang lain kebanyakan meninggal sebelum menginjak usia sepuluh tahun. Kenyataan ini terjadi pada masyarakat kebanyakan, masyarakat kelas bawah. Menurut Adam Smith “Setiap spesies hewan secara alamiah berkembang biak proporsional dengan sarana untuk mempertahankan hidup mereka, dan tidak ada spesies yang pernah dapat berkembang  biak melampaui hal itu. Namun di dalam masyarakat yang beradab hanya terjadi di antara orang-orang kelas bawah bahwa kecilnya harapan untuk bertahan hidup dapat membatasi perkembangbiakan lebih lanjut spesies manusia; dan hal itu tidak dapat dilakukan kecuali dengan menghancurkan sebagian besar anak yang dihasilkan oleh perkawinan yang subur” (Smith, 1904).

Manusia identik dengan tenaga kerja, sebagai salah satu faktor produksi, sehingga besar-kecilnya jumlah manusia juga tidak dapat lepas dari kebutuhan pasar. “Pasar akan kekurangan atau kelebihan tenaga kerja dan akan kembali dalam keseimbangan sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan cara inilah permintaan akan  manusia, seperti halnya permintaan  akan komoditas yang lain, secara niscaya akan mengatur produksi manusia; percepatlah bila pertumbuhan terlalu lambat, dan hentikan bila kemajuan terlalu cepat” (Smith, 1904). Disinilah Adam Smith melihat pekeraj sebagai komoditas semata yang bisa ditekan seperti aturan ekonomi yiatu ada Demand, ada Supply.  

Untuk dapat bertahan hidup manusia harus memiliki penghasilan dengan cara bekerja, karena sebagaimana dikatakan diatas bahwa manusia tidak dapat menggantungkan hidup pada belas kasih orang lain, kecuali memang secara alamiah orang tersebut tidak mampu untuk melakukan pekerjaan seperti ; cacat fisik, idiot, misalnya. Kata Adam Smith “Tidak ada masyarakat yang sungguh-sungguh menjadi berkembang dan bahagia, apabila sebagian terbesar anggotanya berada dalam kemiskinan dan penderitaan. Disamping itu, tidak lain kecuali persamaan, bahwa mereka yang makan, berpakaian dan bertempat tinggal adalah semua orang, yang secara bersama-sama harus menghasilkan dari pekerjaan mereka sendiri sehingga mereka dapat makan, berpakaian dan bertempat tinggal secara memadai (Smith, 1904). Akan menjadi keharusan bahwa hampir setiap orang seharusnya menjadi usahawan, atau melibatkan diri dalam jenis perdagangan tertentu” (Smith, 1904). Disini Adama smith menyarankan orang berdagang dna menjadi pengusaha atau menjaid orang yang mandiri.

Karena manusia, seperti halnya hewan yang lain, secara alamiah berkembang biak proporsional dengan sarana kelangsungan hidupnya, makanan dalam jumlah yang besar ataupun kecil selalu dibutuhkan. Hal itu senantiasa dapat mengendalikan atau mengomando jumlah buruh yang besar atau yang kecil, dan orang selalu dapat ditemukan yang ingin melakukan sesuatu dalam rangka mencapainya (Smith, 1904). Jelas sekali Adam Smith melihat manusia bekerja untuk makan namaun pada kenyataan hari ini, banyak manusia susah dan mmeilih makanan untuk hidup sehat. Jadi tidka juga manusia hidup untuk makan karena kenyataan mereka yang telah punya uang banyak hidupnya untuk kesehatan dna bersenang senang. Berapa banyak orang kaya yang makananya id batasi, tidak boleh makan manis, tidka boleh makan dgaing, tidak boleh makan lainya.

Jadi sebenarnya hidup untuk mencari makan atau untuk ibadah, atau untuk memuaskan nafsunya, kembali ke orang per orang yang memiliki akal pikiran dan egonya…

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama