Oleh : Drs. Helmi Adam S. Sos, MM. MPd.
Perang Dagang AS dan Cina memakan korban pertama adalah pada harga
batu bara yang mengalami penurunan paada
akhir sesi perdagangan hari tanggal 14 Mei 2019. Harga batu bara Newcastle
kontrak pengiriman Mei ditutup melemah secara berturut turut dalam 4 hari
terakhir, hingga mencapai 0,88% menjadi US$ 84,8/metrik ton.
Ancaman perlambatan ekonomi global kembali muncul setelah AS dan China secara resmi mengumumkan kenaikan tarif masuk produk impor kedua negara. Padahal Tahun lalu saja, ekonomi global sudah melambat.. Cina sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia cuma tumbuh sebesar 6,6% sepanjang tahun 2018 (paling lambat sejak 1990). Kondisi ini akan berlanjut hingga awal 2019. Pada kuartal I-2019, ekonomi Cina Cuma tumbuh sebesar 6,4% YoY, apalagi ditambah perang dagang saat ini menyebabkan rantai pasokan ekonomi yang sudah lambat makin melambat
Industri manufaktur yang menopang ekonomi tak bisa melaju cepat. Hal ini menyebabkan permintaan komoditas
energi, yang berasal dari batu bara sulit tumbuh. Kemungkinan terjadinya risiko
permintaan batu bara terkontraksi sngat besar.sehingga sulit di prediksi
serapan pasokan batubara bisa ditingkatkan.
Berbeda dengan tambang batu bara, emas
masih punya tempat di hati para pelaku pasar, karena sifatnya yang berfungsi sebagai pelindung
nilai (hedging). Hal ini terjadi karena perang dagang bisa makin parah, pasalnya
akan memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada produk-produk Cina yang senilai
US$ 325 miliar. Padahal Sebelumnya produk-produk tersebut belum dikenakan bea
masuk.
balasan, Cina
pada hari 13 Mei 2019, dengan menaikkan tarif produk AS senilai US$ 60 miliar
pada kisaran 5%-25% yang mulai berlaku
pada Juni nanti akan menyebabkan ketidkapastian yang berlarut larut, Dan bila
perang dagang bertambah parah, maka sekali lagi rantai pasokan global akan
mendapat hambatan. Perlambatan ekonomi dunia sulit untuk dihentikan , bahkan
bisa makin diperlambat. Dan investasi yang paling aman hanya Emas, ditengah
ketidakpastian global.
Penulis Adalah
Mahasiswa Program Doktoral Universitas Borobudur Jakarta.