Oleh
: Drs. Helmi Adam S.Sos. MM. MPd.
Hari
ini tanggal 16 April 2019 tekanan terhadap rupiah belum berakhir. Hal ini
dikarenakan tidak ada pegangan untuk menguat. Bahkan jika dilihat dari minggu lalu,
yang masih memiliki sentimen positif, saat ini
rupiah justru mendapat sentiment negatif di pasar Non delivery forward
atau NDF. Rupiah terus melemah hari ini
mencapai 14.470. Jika terus tidak ada sentimen positif dari dalam negri rupiah bisa
ambrol di 14.610 bahkan bisa menggila di 15.000. jika issue people power jadi
kenyataan
Kalau
kita lihat ke pekan sebelumnya lagi, maka Rupiah sudah menunjukkan penurunan
terus menerus setelah Pilpres 17 April 2019.. walaupun sempat menguat pada tanggal 18 april sebesar
0,28%, namun setelah itu jeblok lagi. dalam 20 hari perdagangan hingga
hari ini, rupiah hanya mengalami pengauatan 2 kali menguat. sebesar 2,92% termasuk 0,21% hari
kamis 15 April 2019.
Jika kita bandingkan dengan mata uang di Asia maka, rupiah adalah mata uang dengan kinerja terburuk ke-tiga pada tanggal 15 april 2019,
setelah won Korea Selatan, dan baht Thailand. Lalau mampukah rupiah bangkit ?
Ada
beberapa hal untuk membangkitkan sentimen positif untuk rupiah hari ini :
1. Bisa meredam issue
politik, bukan membuat masalah baru. Harus ada rekonsiliasi semua komponen bangsa. Mnegingat
Isue politik bisa membesar dan berbahaya bagi perekonomian. Seperti juga issue teroris,
yang muncul di minggu ini.
2. Intervensi pasar yang di lakukan BI, namun ini bisa seperti membakar uang, dan sia
sia.karena intervensi tanpa ada sentimen positif yang di bangun akan membuat
intervensi hanya mengahabiskan devisa semata.
3.Menaikkan suka bunga SUN, yang
akan menciptakan uang/investasi masuk, namun akan membuat beban di masa depan.
Karena suku bunga utang kita cukup tinggi saat di asia.
4. Meningkatkan ekpor dengan memanfaatkan
perang dagang antara cina dan Amerika. Kita
ketahui, kita memili industri baja yang bisa masuk ke maerika, karena importir Amerika
tentu akan mencari suplay baru yang murah.
5. Melobi eropa dan Timur Tengah untuk
meningkatkan peran serta ekonominya di Indonesia. Pernyataan perdana mentri
merkel hari ini untuk menguatkan ekonomi kawasan eropa adalah sesuatu yang
positif yang bisa di respon Indonesia, untuk keluar dari ketergantungan ekonomi
dengan Cina dan Amerika.
Lima ini harus dilakukan oleh Indonesia untuk meninggalkan
ketergantungan pada Cina dan Amerika. Agar Indonesia lebih mandiri dan kuat..
*Penulis Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas
Borobudur Jakarta