Oleh Helmi Adam
Emas menjadi perhatian banyak pihak dikarenakan harga emas global terus menanjak dan menembus harga tertingginya jika dihitung menggunakan kurs rupiah. Harga emas di pasar spot menembus level psikologis US$ 1.400/troy ounce (Oz) atau Rp 19,73 juta/troy ounce, atau sekitar 633.440 rupiah per gramnya. Harga emas terkerek naik, karena Bank Sentral AS/The Fed yang kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuannya, bulan depan. CME Fedwatch mencatat probabilitas, dipangkasnya bunga acuan mencapai 25 basis poin, pada rapat bulan Juli mencapai 71,9%, padahal sebulan sebelumnya probabilitasnya hanya 19,2%. Sedangkan probabilitas dipangkasya, bunga acuan mencapai 50 basis poin turun, menjadi sebesar 28,1%.
Hal ini menyebabkan banjir likuiditas di pasar global, sehingga dollar AS menjadi rentan terkoreksi, akibatnya pelaku pasar memilih untuk berinvestasi pada alternatif safe haven lainnya, yaitu emas atua dirham, apalagi harga emas dunia, ditransaksikan dalam mata uang dolar. Indeks dollar, yang menggambarkan pergerakan dollar dibandingkan enam mata uang dunia lainnya, tercatat melemah 0,09%, Sehingga harga emas atau dirham menjadi naik.
Sentimen lainnya yang mendorong pelaku pasar beralih ke emas atau dirham adalah ketidakpastian situasi geopolitik global yang saat ini. Seperti konflik Amerika Serikat (AS) dengan Iran memanas, ketika Presiden AS Donald Tru menandatangani perintah eksekutif untuk menjatuhkan sanksi baru, pada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Sanksi tersebut akan tersebut akan memblokir miliaran dolar aset yang dimiliki Iran. Walaupun iran menyampaikan tidak akan ada dampak apapun karena Khamenei, karena tidak memiliki aset di luar negeri. Tetapi tanggapan Iran, bahwa pemberian sanksi tersebut, sama saja pemutusan hubungan diplomasi antara kedua Negara, membuat investor berfikir ulang.
Sedangkan pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, diproyeksi investor tidak menjamin kesepakatan dagang akan ditekan. Akan tetapi Trump tetap, tidak menjanjikan untuk menghilangkan bea masuk atas impor barang dari Negeri Tiongkok. Hal inilah yang menyebabkan menguatnya harga emas dunia, akibatnya harga emas Antam juga ikut naik.
Oleh arena itu investasi paling aman adalah dirham atau emas, karena memiliki kestabilan harga. Itulah kenapa nabi muhammad menggunakan Dirham atau emas, karena harga kambing dari jaman nabi sampai sekarang cuma satu dirham, dan tidak berubah harganya hingga kini. Mungkinkah kita menggunakan Dirham dan Dinar, untuk mengganti rupiah, agar ada kepastian dalam hitungan ekonomi kita ?
Penulis Mahasiswa Program Doktoral Universitas Borobudur Jakarta.