Oleh El Zahra Historia
Selesai sudah upacara kawin kontrak dengan mas kawin sebesar 10 Juta Rupiah di bayar tunai yang dibayarkan Rori. Sebenarnya hati saya takut melakukan hal ini, takut Luntur cintasama istri saya, tapi demi penelitian terpaksa saya lakukan. Rori setelah itu, pamit dan diberjanji akan menjemput saya 2 hari lagi. Say agak canggung dilayani oleh keluarga yang begitu baik, semuanya. Ayah Dini kita sebut saja nama Maman (bukan nama Asli), sedangkan istrinya namanya Neneng (bukan Nama Asli). Kakak Dini namanya Jalu (bukan nama asli), sudah beristri dan punay anak satu, orangnya kalem dan rendah hati. Sore itu mereka banyak menanyakan latar belakang hidup saya, dan sayapun ceritrakan apa adanya.
Magrib berkumandang saya sholat bersama Dini, Pak Maman dan Neneng. Selsai sholat kami semua makan malam bersama, Dini menyediakan sop buntut buat saya, “emm enak banget”dalam hati saya, sambil lihat Dini yang tersenyum manis. Saya sendiri jadi bingung perasaan saya sama Dini yang masih muda cantik dan oh ala,, Tidak bisa saya ceriterakan,apalagi ketika selesai sholat Isa, saya di tarik dini masuk kamar..dan…
Dini langsung menutup pintu kamar, dan saya duduk disamping tempat tidur, Dini membuka bajunya dan Nampak hanya memakai pakaian dalamnya saja, benar saja, dugaan saya, ternyata memang Dini masih bagus dan bersih badanya, maklum dia menjanda masih teramat muda dan belum memiliki anak. Sehingga wajar kalau badan-nya masih kencang dan seperti perawan pada umumnya. Dini lansung duduk dismapung saya dan merebahkan badannay dipangkuan saya. Saya bingung setengah mati, “mau ngapain sih gue sebenernye”saya betanya dalam hati dengan dada berdegub kencang sekali.
Untungnya kesadaran saya masih tinggi, dengan saya bangkit, dan mengajak Dini jalan keluar menghirup udara segar. Dini setuju dengan ajakan saya, bahkan di memuji saya yang tidak langsung menyergapnya. “ah sebenarnya akang mau kok, langsung nyergap eneng, tapi kan ngak seru, mending jalan dulu cari angina diluar smabil emnikmati indahnya bulan punama”kataku sambil senyum. Dinipun makin suka denagns ya ayng romantic dan kebapakan, katanya.
Kami berjalan kaki berdua menusuri jalan desa smabil berbinacng bincang bincang tentang Dini. “Tadi kan akang sudah cerita tentang akang..sekarang akang ingin tahu tentang Dini ?. Dini dengan manja berhenti dna memeluk saya, “tapi janji yah, akang nagk boleh cemburu, karena kan masa lalu biara berlalu”kata dini yang tba tiba mencium saya,”waduh, gawat nih,”kataku dalam hati. Pasalnya Dini begitu wangi dan menggairahkan bagi seorang wanita. Saya jadi agak gelagapan..
“akang kok kayak malu malu gitu, Pasti akang ngak pernah badung yah”, kata Dini kepadaku sambil melepas pelukannya. Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Dan Dini pun duduk di sebuah batu besar, dipinggir sawah tempat kami berhenti berjalan. Sawah yang baru ditanam, disinari terangnya rembulan, menjadi saksi kita berdua saling bercerita..
mau tahu kelanjutannya..setelah sholat ashar ya..
Penulis Wartawan
l