6 Bank Di Dunia PHK Masal, Tanda Krisis ?




Oleh Helmi Adam 

Kondisi Ekonomi dunia yang mengkhwatirkan, ditandai dengan turun nya suku bunga bank, seretnya investasi, Melambatnay pertumbuahn ekonomi dunia, serta perang dagang yang makin tidak bis adi perediksi, membuat bank bank besar memotong pengeluaran rutin nya.
Efisiensi dilakukan untuk mengurang cost rutin, salah satunya adalah gaji karyawan, sehingga mereka melakuakn PHK masal atas karyawan nya. Paling tidak ada dua sebab PHK terjadi, pertama karena ekonomi lesu, kedua revolusi 4.0, yang menyebabkan tugas perbankan bisa di alihkan ke smart phone, dan juga mesin mesin ATM.

Padahal kedua sebab itu bisa menjadi sebab akibat yang lain, seperti lingkaran syetan. PHK massal menyebabkan daya beli turun, efeknya konsumsi melemah, produksi pun jadi melemah, makin lambat pertumbuhan ekonomi. Maka terjadi PHK lebih besar lagi, inilah awal krisis.

Ke-6 Bank yang melakukan PHK pun bukan bank ecek ecek tapi bank yang selama ini tidak mungkin melakukan PHK, yaitu, Bank HSBC, Barclays,Citigroups,Deutsce bank, Societe generale, Nomura Bank total ke 6 bnk PHK tersebut berjumlah 27.130 orang.

Walaupun ada kabar baik dari perang dagang Cina dengan AS akan mereda,  setelah terjadi telpon telpon nan antara AS dan CIna. Keputusan akhinya. AS  menunda bea masuk 10 persen impor dari Cina, namun tiaak menyurutkan kekhawatiran pasar. Karena tanda tanda krisis makin terlihat Jelas. Dari mulai ekonomi Cina yang terus melambat.

Produksi industri Cina periode Juli tercatat tumbuh 4,8% year-on-year. Jauh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 6,3% dan merupakan laju terlemah sejak Februari 2002. 

Sedangkan penjualan ritel di Cina pada Juli, hanya tumbuh 7,6% YoY, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 9,8% YoY. Kemudian penjualan mobil di Cina pada Juli turun 2,6% YoY, padahal bulan sebelumnya sebesar 17,2% YoY. 

Jerman, negara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan di eropa pada kuartal II-2019 hanya mampu tumbuh  0,4% YoY. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 0,9% YoY.  Hal ini berpenagruh pada prediksi pertumbuhan ekonomi Jerman secara keseluruhan di tahun 2019 yang di prediksi hanya mampu tumbuh 0,5 persen, jauh di dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,5 persen.

Dampaknya terasa pada pertumbuhan di Uni eropa, yang mengalami perlambatan  0,1 persen, yaitu dari 1,2 persen di kuartal I 2019 dari, menjadi  1,1 persen di kuartal II 2010..

Data data ekonomi yang kami dapat, menunjuk kan  angka angka kurang menggembirakan, hari ini kita tinggal mennggu data Lanjutan yaitu  :

Rilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juli (11:00 WIB).
Rilis data produksi industri Jepang periode Juni (11:30 WIB).
Menko Perekonomian Darmin Nasution dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengadakan rapat koordinasi membahas neraca perdagangan dan neraca pembayaran (14:30 WIB).
Rilis data penjualan ritel Inggris periode Juli (15:30 WIB).
Rilis data penjualan ritel AS periode Juli (19:30 WIB).
Rilis data produksi industri AS periode Juli (20:15 WIB). 

Data data diatas jika semakin menurun menunjukan tanda tanda resesi semakin dekat…tinggal tunggu waktu saja atau kata krisdayanti..tinggal menghitung hari…?

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama