Oleh Helmi
Adam
Trend Investasi Cina Terus naik Di Indonesia, apakah menguntungkan ?
Untuk bisa melihat hal ini, kita butuh membandingkan investasi Cina dengan Jepang yang hampir sama besarnya saat ini. Lalu apa beda keduanya ?
Trend Investasi Cina Terus naik Di Indonesia, apakah menguntungkan ?
Untuk bisa melihat hal ini, kita butuh membandingkan investasi Cina dengan Jepang yang hampir sama besarnya saat ini. Lalu apa beda keduanya ?
Bedanya
Jepang dengan Cina dalam hal investasi, Jepang tidak memasukkan pekerja kasar
ke Indonesia, karena Jepang sendiri butuh tenaga kerja kasar dari Indonesia.
Mengingat jepang mengalami masalah populasi, dimana pekerja tua lebih banyak
dari anak muda, sedangkan Indonesia sebaliknya. Berbeda dengan Cina yang
memiliki banyak pengangguran di sana, sehingga ekspor tenaga kerja adalah
kewajiban dalam investasi cina untuk mengurangi Tenaga kerja di sana.
Disisi lain
bedanya investasi Jepang dengan Cina, dalam melihat Indonesia. Jepang melihat
Indonesia sebagai potensi investasi masa depan jepang, yang populasi
penduduknya kecil. Berbeda dengan cina yang melihat Indonesia
sebagai tempat penyebaran populasi penduduknya yang semakin padat. Sedangkan
Jepang justru sebaliknya, menerima tenaga kerja Indonesia masuk ke Jepang,
karena memang Jepang membutuhkan. Saat ini banyak pekerja Indoensia yang
memiliki skill, bekerja di Jepang. Bahkan professor professor Universitas di
Jepang banyak dari indonesia.
Jepang dalam
investasi sangat terukur agar kedua belah pihak untung, jadi terkesan investasi
Jepang agak sulit dan ribet. Berbeda dengan Cina memberikan Investasi tanpa
ukuran, karena bagi Cina yan terpenting adalah bagaimana menanamkan pengaruhnya
sehingga Indonesia menjadi tergantung dengan ina. Artinya dia tidak peduli mau
utang itu di korupsi,atau tidak, toh, utang harus tatap dibayar.
Yang penting bagi Cina adalah bagaimana Cina pada akhirnya melalui investasi
bisa menanamkan pengaruhnya seperti yang dilakukan di
negara negara Afrika. Mereka terkena jebakan utang Cina.
Karena Cina
sebagai negara produsen terbesar dunia, bisa menjual bebas barangnya di
Indonesia tanpa cukai. Kadua bisa membawa warganya masuk ke Indonesia tanpa
Visa dan bekerja dengan bebas, sehingga Indonesia tidak merasakan multiflyer
effect dari investasi Cina, Indonesia tinggal bayar utangnya saja ke Cina.
Investasi
Jepang justru membutuhkan tenaga kerja Indonesia dan bahan baku dari Indonsia.
Mengingat Jepang tidak memiliki populasi, dan sumber daya alam yang memadai.
Sehingga trejadinya multiflyer effect dari investasi, yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang
kuat, dan mneguarngi pengangguran.
Investasi Cina
justru menciptakan multiflayer effect bagi Negara Cina, dan penggangguran di Cina
bisa diatasi, melalui Negara “Tumpangan” yang di desain seolah olah pertumbuhan ekonomi Negara “Tumpangan” membaik
dan mengurangi pengangguran. Karena pada kenyataannya serapan tenaga kerja negara
“Tumpangan” Cina rendah, malah justru “Negara Tumpangan” mampu menyerap tenaga
kerja Cina yang besar. Hal ini telah diperhitungkan Cina, akibat yang melambat
pertumbuhan eknomi Cina, yang menyebabkan Cina harus mencari pasar baru tenaga
kerjanya.
Oleh \karena
itu Cina. dan India, melihat masa depan pasar tenaga kerjanya diluar negeri,
mengingat di dalam negeri tidak akan mampu menampung pasar tenaga kerjanya. Bisa
di bayangkan bagaimana jika pengangguran banyak di Cina, maka negara Cina bisa terpecah
belah. Demikian dengan India juga. memiliki problem yang sama kedepanya. Perlukan Thanos di India Dan
Cina, yang penduduknya berjumlah 1,4 milyar cina, dan India 1,35 milyar. Jika
ada Thanos dikedua negara tersebut, maka mudah di atasi. (Thanos adalah Tokoh di
film Endgame produksi Marvel yang memiliki ide untuk membunuh sentengahnya
penduduk bumi agar menghilangakn polusi dan menegurangi problem dunia.)
Oleh karena
itu, Indonesia harusnya bisa melihat kedepan untuk mencari Investor, Jangan sampai
dijadikan “Negara Tumpangan”. Jepang melalui duta besarnya, siap membantu Indonesia.
Namun beberapa kali investasi Jepang kalah dengan Cina, seperti kereta api
cepat, dan bandara. Padahal investasi Jepang tidak memiliki syarat bahan baku dan
juga tenaga kerja harus dari Jepang, tapi memang Jepang sangat terukur investasinya,
sehingga sulit dikorupsi…
Penulis adalah Alumni Peserta Pertukaran Pelajar Indonesia-Jepang
melalui Japan International Cooperation Agensi (JICA)