Oleh Helmi Adam
Net TV mnegajukan IPO, namun issue
PHK menyebabkan, NET TV mundur dari IPO. Pasalnya dari 13 perusahaan yang
minggu ini akan melepas sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Net TV tidak ada namanya
padahal sempat ada nama nya, dalam daftar perusahaan yang akan melakukan IPO.
Selidik punya selidik ternyata pemilik NET TV takut langsung anjlok, sahamnya
mengingat issue PHK begitu santer. Dan kali ini langkah yang di lakukan Net TV
sudah tepat. Karena jika dipaksakan akan terjerembab lebih dalam lagi. Lebih baik
Net TV melakukan Konsolidasi bisnisnya terlebih dahulu. Mengingat salah langkah
awal yang diambil dalam strategi bisnis Net TV.
Awalnya Net TV menggunakan
strategi bisnis marketing pada Fokus diferensiasi ( Porter buka Youtube untuk
mengerti tentang Focus Diferensiasi ; https://www.youtube.com/watch?v=LLVkbLlkjb0
di helmiadamchannel youtube ). Strategi bisnis ini menarget pasar A+ atau kelas
atas, sehingga biaya atau cost tidak diperhatikan oleh Net TV awal nya. Baru tahun
ketiga ketika Net TV, mulai kerepotan karena ternyata rating TV tidak naik naik
dan iklan sulit dicari. Padahal penghasilan TV semua tergantung dari rating dan
Iklan.
Strategi Focus diferensiasi yang
dilakukan oleh wisnutama memang bisa diandalkan, mengingat focus diferensiasi
harus memperhatikan keunik kan yang tidak dimiliki TV lain, secara program memang
sukses, tapi secara marketing gimana ?
Disinilah seorang Wisnutama salah
membaca pasar, jika yang disasar adalah kelas A+ dan A, berapa banyak orang
kelas tersebut yang menonton TV dengan waktu yang terbatas ?. Orang orang seperti
ini lebih suka menonton di Youtube, Netflix atau Indo XXI dll. Hal ini juga
sudah merambah ke kelas B dan sebagian C. Artinya kelas atas dan menengah atas
sudah sangat kecil, dan hampir tidak ada yang menonton Televisi. Inilah juga yang
menjelaskan kenapa rating punya kecendrungan turun. Dan mengapa pengahasilan
NET TV dari Youtube cukup besar. Sayangnya pengahasilan dari Youtube tidak akan
mampu menutupi cost televisi yang berdarah darah. Oleh karena itu jalan satu satunya
ganti strategi marketingnya. Toh memang gagal selama ini, Mengapa musti
bertahan dengan idealismu bung wisnu ?
Stategi focus low cost memang banyak
ditinggalkan oleh televisi, Termasuk MNC TV yang merupakan pelopor kala itu,
kemudian di ikuti indonsiar. Karena dianggap murahan, padahal rating yang
disumbang cukup tinggi, Gerhana yang mampu mengalahkan tersanjung kala itu,
atau si Entong yang mengalahkan tayangan sejenis, dan Mamat anak pasar
jangkrik, Islam KTP, Si Madun periode awal.
Sayangnya orang orang program di TV
adalah orang orang kelas menengah atas, yang dulunya orang menengah kebawah,
seiring kenaikan jabatan sehingga mereka menjadi oaring emnegah atas, yang
memiliki selera berbeda.
Ditambah lagi adanya konglomerasi
industri televisi, yang hanya bisa dimasuki oleh anak perusahaan televisi yang bersangkutan
atau kliknya ( Untuk Klik Baca Bab Dinamika Kelompok, dalam buku Organization
Behavior Tulisan Drs, Helmi Adam S.Sos, MM. MPd dkk).
Maka dari itu, makin sulit saja
rating televisi naik, karena rata rata orang program adalah orang menengah atas,
yang sudah tidak bisa merasakan
kehidupan riil masyarakatnya. Hal ini juag terjadi pada para pelaku di agensi
yang memiliki selera yang sma dnegan
slear penonton kita.
Jangan heran kalau anda datang bawa
program ke televisi mereka begitu rumit menanyakan alasan sebab akibat, yang masyarakat
kelas bawah tidak berfikiran serumit mereka, krena bagi masyarakat bawah hidup
sudah rumit, mereka tidak mau berfikir terlalu rumit.
Lalu bagi sebuah program apa yang
penting ?
Yang penting adalah Proximity
atau kedekatan program itu dengan kehidupan sehari hari, itulah mengapa, si entong,
gerhana, madun, islam KTP dan preman pensiun hidup dan disukai. Atau para Pencari
Tuhan periode awal begitu “bomming” dibandingkan periode kini, karena pperiode
awal lebih sederhana bahasanya dibandingkan yang kini lebih filosapis, karena
penulisnya sudah banyak belajar mungkin. (hehe sory wahyu)
Proximity bukan hanya pada cerita
tapi juga cara pengadeganan nya.
Kembali kita ke NET TV, bisakah Net
TV melakuakn konsolidasi program dan SDM ? Jawabannya “bisa”. Karena NET TV sudah UHD dan sinyalnyapun
paling bagus, karena televise Cuma punya tiga modal strategis selain keuangan
yaitu, Pemancar, Teknologi atau Alat, dan Program, jika salah satu pincang, jangan
harap televisi akan memiliki rating yang bagus..
Penulis adalah Pecipta Program
Program TV Inovatif, Sutradara dan Produser.