Waskita Utangnya Tertinggi Dan Mengkhawatirkan ?
Tahun lalu PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan total utang paling tinggi dengan perolehan mencapai Rp 95,5 triliun tahun 2019, tumbuh hampir 4 kali lipat (363,5%) dibandingkan tahun 2015. Capaian ini menjadi perusahaan mencatatkan pertumbuhan utang tertinggi dibanding 6 emiten karya lainnya.
Lebih lanjut, tingkat hutang yang tinggi bukan menjadi persoalan jika dibarengi dengan performa likuiditas yang baik.
Nah, salah satu rasio keuangan yang umum digunakan untuk menganalisa tingkat likuiditas suatu perusahaan adalah debt-to-equity ratio (DER).
DER menunjukkan tingkat utang perusahaan yang dihitung dengan membagi total utang dengan total ekuitas (yang diatribusikan pada pemilik induk). DER bisa juga menandakan resiko kredit perusahaan, semakin tinggi nilainya maka semakin besar resiko kredit.
Dari tabel di atas terlihat bahwa tahun lalu, emiten karya yang memiliki resiko kredit tertinggi adalah WSKT. Sementara, emiten dengan perolehan DER terendah adalah PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).
Dengan nilai DER yang lebih dari 5 kali lipat, bisa dibilang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, resiko perusahaan untuk tidak mampu membayar utang-utangnya jauh lebih besar.
Beberapa analis ada yang berpendapat bahwa nilai DER lebih dari 2 tidak mengapa bagi perusahaan berskala besar, apalagi yang sumber pemasukannya dari proyek pembangunan. Namun, kondisi tersebut tetap harus diwaspadai