"Sabarlah Ketika Kamu Sakit, Allah Sedang Mengampuni Dosa Dosamu," Ujar Pak Kyai..



Saya saat ini terkena penyakit, Ankylosis Spondylitis sauté penyakit auto imun yang langka, dimana sendi sendi menjadi kaku setiap saya duduk terlalu lama. jiak diadak baanvak bergerak saya semakin kaku, seperti layaknya orang kena stroke.

Saya bersyukur mengalami penyakit ini, karena allah sedan naikkan derajat say dan mengampuni dosa dosa saya. Saya bisa katakan ini setelah mengingat Penajian bersma kayi kampung di tahun 90, ketika sedang mengaji, tiba tiba telpon pak Kyai berdering..

Pak Kyai mengangkat telponnya, “Assalamu’alaikum Pak Kyai.” ujar penelpon.
“Ya, wa’alaikumussalam.” Jawab pak Kyai, sambil memencet loudspeakernya biar terdenagr oleh ku dan dua muridnya yang lain.
“Maaf pak Kyai saya mengganggu, saya hanya mau konsultasi Saja " permintaan penelpon saat itu.

"seorang dokter dan dosen pascasarjana di Malmo, Swedia. Saya juga sudah praktek selama lima tahun di salah satu rumah sakit Inggris. Di rumah sakit tempat saya tugas, jika datang seorang pasien sakit keras, dan si pasien sudah lama mengidap penyakit  sementara peluang hidupnya sudah kecil maka mereka memberinya suatu makarna, dan mencampurnya dengan  suatu zat mematikan. Setelah dua atau tiga hari ia akan meninggal. Keluarga pasien pun hanya bisa pasrah menerima karena mereka menyangka bahwa kematiannya itu hajar."
A’udzubillah (Aku berlindung kepada Allah)” Jawab pak Kyai, Sedih.

“Maaf, Pak Kyai  saya belum selesai. Hari ini juga,  saya bertugas di UGD lalu datanglah kepada kami seorang pasien muslim Warga Negara Swedia asli Dubai yang menderita salah satu penyakit kronis. Penyakit ini parah dan sudah menjalar seluruh tubuhnya. Lalu segera saja saya masukkan pasien tersebut ke unit khusus penderita-penderita yang sama dan memberinya zat pembunuh semisal tadi. Apa yang harus saya lakukan pak Kyai ?, Apakah sebaiknya saya beri tahu keluarga pasien atau tidak? Rekan saya sendiri pernah bilang kepada saya tentang jumlah orang yang telah mati terbunuh" ujarnya  pun  dengan penuh emosional.
Ia menarik nafasnya panjang dan, melanjutkannya,"Saya benar-benar tak habis pikir dengan semua ini. Apa sebenarnya yang ada di benak mereka tentang arti kehidupan? Jabatan, Uang, Istana? Lalu jika ada di antara mereka yang mulai tak berdaya hanya karena sakit lantas mudah saja mereka menganggap baginya hidup sudah tak ada lagi gunanya. Lalu kenapa mereka mau hidup? Apa gunanya mereka juga hidup? Apakah makan untuk hidup ataukah hidup untuk makan? "
"Mereka sama sekali tak memahami bahwa keadaan seseorang itu meskipun ia terbaring sakit tak berdaya tetaplah nyawa sangat berharga. Apalagi seorang mukmin boleh jadi karenanya Allah naikkan derajatnya. Bukankah apabila ia bertasbih bernilai sodaqoh? Bertahmid juga sodaqoh? Bertahlil pun sodaqoh? "
Pak Kyai pun menjawab," Astagfirullah, Tidak  tahukah mereka bahwa setiap sakit yang ia rasa sampai duri pun menusuknya melainkan Allah hapus dosa-dosanya. Berapa banyak orang yang sakit tetapi sakitnya itu menjadi pintu baginya masuk surga."
Pak Kyai berkata, ”Kalaulah bukan karena cobaan di dunia ini tentulah kita datang pada hari kiamat dalam keadaan pailit (merugi).”
baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda “tidaklah seorang mukmin ditimpa rasa letih, kecemasan, kesedihan, rasa sakit hingga duri yang menusuknya melainkan Allah hapuskan sebagian dari kesalahannya.” [Bukhari & Muslim]
“Cobaan itu akan senantiasa menimpa seorang mukmin pada keluarganya, harta dan anaknya sampai ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa. [HR. Ahmad]”
“Hari kiamat kelak segenap manusia menginginkan andaikan dahulu kulitnya dipotong-potong dengan gunting di dunia karena mereka melihat betapa besar balasan bagi ahli musibah.” [HR. Baihaqi]
“Besarnya balasan setimpal dengan beratnya ujian dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum Dia akan mengujinya. Barangsiapa yang ridha maka Dia pun ridha denganNya dan barangsiapa yang murka (tidak ridha) maka dia akan peroleh kemurkaanNya.” [HR. Turmudzi]
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin bahwa seluruh urusannya adalah baik baginya dan tidaklah memperolehnya kecuali seorang mukmin. Tatkala mendapat kesenangan ia bersyukur maka yang demikian itu kebaikan baginya. Sebaliknya manakala dia tertimpa kesusahan ia pun bersabar maka yang demikian itu juga kebaikan baginya.” [HR. Muslim]
"Sesakit apapun, ridha lah dengan apa yang Allah taqdirkan padamu. Karena jika dirimu mampu bersabar dan mengharap pahala padaNya jadilah ia penebus dosa-dosa dan naiklah derajatmu."
"Dengan keridhaan dan tawakkalmu kepada Allah Yang Maha Penyayang kau tunjukkan bagi siapa pun yang mengunjungimu agar mereka tahu bahwa Allah memiliki hamba-hamba luar biasa sepertimu yang selalu mencintaiNya, ridha dengan ketentuanNya, bersabar atas ujianNya. Orang-orang seperti inilah yang senantiasa Allah banggakan di depan penghuni langitNya dan menjadikan mereka suri tauladan yang baik bagi seluruh penduduk dunia." kata pak Kyai, menutup pengajian pagi ini.

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama