Tahun 1996, India dan China menandatangani perjanjian damai LAC, yang
menyebutkan "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan
miiliter" dalam konflik perbatasan.
Sesuai dengan kesepakatan, para pakar mengatakan tentara dari kedua negara
kemudian menggunakan senjata lain termasuk tangan, batu, kayu yang dipasang
paku atau kawat berduri.
Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, militer India mengatakan 20
tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.
"Mereka menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami
cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di
lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India
kepada Reuters.
Dr Zhang mengatakan penggunaan senjata non-militer menggambarkan keinginan
kedua pihak guna "menghindari kemungkinan situasi di sana berkembang
menjadi konflik militer"'.
Walau pejabat China tidak menjelaskan apakah ada korban di pihak mereka,
editor tabloid milik pemerintah 'The Global Times' lewat akun Twitter-nya
mengatakan tentara mereka juga tewas dalam bentrokan tersebut.
Mengapa mereka terlibat bentrokan?
Pada dasarnya kawasan di sepanjang LAC masih dianggap sebagai bagian dari
masing-masing negara India dan China.
Tidak ada tanda perbatasan yang jelas dan dengan adanya sungai, danau dan
pegunungan membuat garis perbatasan bisa berubah.
Pakar mengenai China, Srikanth Kondapalli, profesor di Jawaharlal Nehru
University di New Delhi mengatakan kepada ABC jika China dan India
masing-masing memiliki pendapatnya sendiri mengenai garis perbatasan.
"Karena memang garis LAC yang tidak jelas, maka masalah timbul
mengenai perlintasan perbatasan," katanya.
"Jumlah pelanggaran terus meningkat, yang menunjukkan bahwa kedua
belah pihak ingin menguasai lahan sebanyak mungkin."
"Semua ingin menguasai dan situasi ini belum terselesaikan dan itulah
yang terjadi sekarang."
Apa yang menyebabkan bentrokan terbaru?
Guna memperkuat kehadiran militer dalam beberapa tahun terakhir, kedua
belah pihak mulai membangun infrastruktur di daerah perbatasan.
China dan India terlibat dalam ketegangan militer di tahun 2017, ketika
India menuduh China membangun jalan di kawasan yang disengketakan.
Namun kali ini keadaannya terbalik.
India menyelesaikan pembangunan jalan ke sebuah landasan udara di Galwan
Oktober lalu dan keputusan New Delhi membangun infrastruktur di kawasan itu
membuat Beijing marah.
Pembangunan jalan tersebut dalam pandangan Beijing bisa memperkuat
kemampuan militer India bila terjadi konflik.
Awal Mei, ratusan tentara saling berhadapan di tiga lokasi dengan kedua
belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
"Menurut sumber India, bentrokan dimulai dalam pertemuan yang dihadiri
oleh tentara kedua belah pihak yang bertemu untuk mencari upaya mengurangi
ketegangan," kata Meera Ashar, direktur Institut Penelitian Asia Selatan
di Australian National University kepada ABC.
"Dalam pernyataan yang dikeluarkan pejabat China, mereka menuduh
bentrokan terjadi karena militer India melewat garis perbatasan LAC."
"Kedua pernyataan ini ada benarnya. Tentara India melewati garis
perbatasan guna menghadiri pembicaraan yang berakhir tidak sesuai
perkiraan."
Bagaimana keadaan medan konflik saat ini?
Militer India mengatakan tentara mereka berada di kawasan pegunungan tinggi
dengan suhu di bawah nol derajat Celcius.
"Konflik terjadi di Lembah Galwan," kata Dr Zhang.
"Kawasan ini tidak cocok untuk dihuni manusia dalam jangka panjang,
namun karena adanya pembangunan ekonomi dari kedua pihak dalam beberapa tahun
terakhir, berbagai fasilitas mulai dibangun.
"Jadi bisa dikatakan kedua belah pihak sekarang memiliki kapasitas
yang lebih besar dan berniat membangun berbagai infrastruktur lagi di
sana."
Dr Zhang mengatakan kedua negara China dan India harus mencapai pemahaman
yang sama, selain menghentikan semua kegiatan yang bisa dilihat sebagai usaha
mengubah keadaan sekarang di daerah perbatasan, termasuk pembangunan
infrastruktur.
"Karena kawasan perbatasan di garis LAC tidak jelas, kemungkinan lain
untuk dipertimbangkan adalah membuat daerah penyangga, sekitar 10 kilometer
dari masing-masing garis perbatasan dan personel militer tidak bisa
terlibat," katanya.
Laporan tambahan oleh Samuel Yang dan James Oaten
sumber detik.com