Trump Dan Xie Kena Perangkap Thucydides, Akankah AS Dan Cina Berperang ?


By Muhammad Rajesh Adam S.Sos

Mungkinkah Presiden Trump dan Xi,  mengikuti jejak tragis para pemimpin Athena dan Sparta atau Inggris dan Jerman? Dalam buku nominasi Gelber Prize-nya yang baru, Allison mengatakan bahwa Hal itu adalah pertanda kurang baik bagi kehidupan.

Dua abad yang lalu, Napoleon memperingatkan, “Biarkan Cina tidur; ketika dia bangun, dia akan mengguncang dunia. " Hari ini Cina telah bangkit, dan dunia mulai berguncang.

Namun banyak orang Amerika tidak tahu apa arti transformasi China dari daerah agraria menjadi "pemain terbesar dalam sejarah dunia" . Apakah saat ini Cina dan AS masuk sepert dalam tulisan Thucydides yaitu  “ Ketika kekuatan yang baru meningkat dan  akan  mengancam untuk menggantikan kekuasaan yang sedang berkuasa, lonceng alarm akan berbunyi: bahaya akan mengancam ke depan.”

China dan Amerika Serikat saat ini sedang dalam jalur tabrakan untuk perang - kecuali kedua pihak mengambil tindakan yang sulit dan menyakitkan untuk mencegahnya.

Saat Cina yang naik dengan cepat menantang dominasi Amerika, akan menyebabkan kedua negara  jatuh dalam jebakan maut. Ha ini pertama kali disuarakan  oleh sejarawan Yunani kuno Thucydides.

Dia Menulis tentang perang yang menghancurkan dua negara kota terkemuka Yunani klasik dua setengah milenium yang lalu, ia menjelaskan: "Kebangkitan Athena dan ketakutan Sparta yang membuat perang tak terhindarkan."

Pengetahuan dahulu yang  menggambarkan pola historis,”histoire Se Repete” akan  berbahaya jika terjadi. Dalam catatan lima ratus tahun terakhir, ungkapan “Perangkap  Thucydides”   di Harvard telah ditelliti, dan  menemukan 16 kasus ,di mana kebangkitan negara besar telah mengganggu posisi negara yang dominan.

Dalam contoh yang paling terkenal, Kebangkitan Turki Otoman mengacaukan posisi byzantium dan mongol di puncak urutan kekuasaan satu abad yang lalu.

Hasil bencana dari kompetisi mereka, menyebabkan  kategori baru konflik kekerasan: perang dunia.

Penelitian terakhir paling tiadak ditemukan 12  kasus dari persaingan yang berakhir dengan perang, dan empat tidak tidak terjadi . Artinya 75% kemungkinan terjadinya perang, hal ini bukan rasio yang nyaman untuk konteks geopolitik di abad ke-21.

Dampak peningkatan keturunan Cina di AS dalam tatanan global, Selama tujuh dekade sejak Perang Dunia  kedua,menghasilkan era tanpa perang di antara kekuatan-kekuatan besar. Kebanyakan orang sekarang menganggap ini normal. Sejarawan menyebutnya "Perdamaian Panjang" yang langka.

Cina yang semakin kuat sedang mempertanyakan  keteraturan ini, mempertanyakan rentang perdamaian yang telah diterima begitu saja.

 

Pada 2015, Atlantik menerbitkan buku "Perangkap Thucydides: Apakah AS dan China menuju Perang?" Dalam esai itu tersebut  ditulis dengan  metafora historis iuntuk menerangkan hubungan antara China dengan AS saat ini.

Konsep tersebut telah memicu perdebatan besar. Thucydides menulis keniscahyaan yaitu mengadakan penyesuaian kedua belah pihak, sedangkan yang lain berusaha menutupi pesoalan dengan jerami yang bisa tiba tiba terbakar.

Pada KTT 2015, Presiden Barack Obama dan Xi Jinping membahas “Perangkap” dengan  panjang lebar. Obama menekankan bahwa terlepas dari tekanan struktural yang diciptakan oleh kebangkitan China, "kedua negara mampu mengelola perbedaan pendapat mereka."

Padahal saat yang sama, mereka mengakui bahwa, dalam kata-kata Xi,

"jika negara-negara besar berkali-kali membuat kesalahan kesalahan perhitungan strategis, mereka mungkin membuat jebakan seperti itu untuk diri mereka sendiri."

Menurut Saya  perang antara AS dan Cina tidak bisa dihindari. Memang, keniscahayaan Thucydides tidak  adanya  perang antara Athena dan Spartamsebagai hiperbola: berlebihan untuk tujuan penekanan. Karena Inti dari Perangkap Thucydides bukanlah fatalisme atau pesimisme.

 

Jika Hollywood membuat film yang mengadu domba China melawan Amerika Serikat di jalur perang, kita  tidak dapat menemukan dua aktor terkemuka yang lebih baik daripada Xi Jinping dan Donald Trump.

Setiap pribadi melambangkan aspirasi kebesaran nasional negaranya. Sama seperti saat Xi ditunjuk sebagai pemimpin Tiongkok pada 2012 dan dia menekankan pentingnya peran peningkatan kekuatan cina.  Sedangkan saat pemilihan umum di  Amerika, Donald Trump berkampanye dengan  menjelek-jelekkan Cina, dan menjanjikan respons yang lebih kuat, dari kekuatan Amerika.

Secara kepribadian, Trump dan Xi tidak lah  berbeda. Namun, sebagai seorang nasionalis, yang mengutamakan kepentingan negaranya dan berambisi menjadikan negaranya sebagai negara terkuat di dunia, disitulah  mereka memiliki banyak kesamaan. Yaitu ;

- Mereka berambisi untuk membuat negara mereka hebat kembali.

- Mereka menyingkirkan semua  penghalang utama bagi impian mereka.

- mereka Bangga dengan kemampuan kepemimpinan mereka sendiri yang unik.

- Mereka memainkan peran sentral dalam merevitalisasi bangsanya.

- mereka mengumumkan  menyerukan perubahan yang  radikal.

- Mereka bersemangat dalam memerangi korupsi di negaranya.

Akankah pertikaian yang akan terjadi antara kedua negara besar ini akan menyebabkan perang?

Akankah Presiden Trump dan Xi, atau penerus mereka, mengikuti jejak tragis para pemimpin Athena dan Sparta ?

Atau akankah mereka menemukan cara untuk menghindari perang seefektif Inggris dan AS lakukan seabad yang lalu atau AS dan Uni Soviet lakukan selama empat dekade Perang Dingin?

Jawabannya  tidak ada yang tahu. Bagaimanapun, Teori Perangkap Thucydides bersifat dinamis,  dan kita hanya bisa mengindentifikasiknya  dengan melihat gejala yang ada  kedepan.

Semoga kita berhasil keluar dari Thucydidas Trap ini

Penulis : Pengamat Prilaku, Sarjana Jurusan Antropologi, Universitas Brawijaya Malang..

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama