MENGENAL ALLAH LEBIH DEKAT, BISAKAH ?


Oleh : Muhammad Darmawan

Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas arsy....
(QS. Al Hadid: 4).

Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi... (QS. Ath-Thalaq:12)

Ayat itu menerangkan bahwa langit dan bumi ini terdiri dari 7 alam semesta, diantaranya: Alam nyata ini, alam jin, alam barzakh, alam malaikat, alam ruh, dll. 

Buktinya; di sisi kita ada hidup makhluk jin yang dapat dilihat oleh orang tertentu, malaikat yang menulis tentang perbuatan kita di kanan dan kiri kita, atau malaikat maut yang datang ketika akan mencabut nyawa orang, mereka sangat dekat tetapi kita tidak bisa melihatnya, dll. 

Tentunya mereka tidak melihat dan merasakan bumi dan langit yang sama, seperti apa yang kita lihat dan rasakan, sebab setiap alam tentu disesuaikan dengan makhluk yang mendiaminya. 

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia". (QS Yasin: 82)

Ayat-ayat diatas itu menerangkan bahwa langit dan bumi ini adalah ciptaan Allah belaka dengan kalimat "Kun faya Kun", sedangkan Allah itu sendiri tidak berada di didalam ciptaan-Nya, tetapi berada diluar ketujuh lapis langit dan bumi ini.
Yaitu di Arsy yang tentang arsy-Nya itu hanya Allah yang tau,  
Sebab untuk menembus lapisan langit yang pertama ini saja tidak ada yang mampu mengira-ngira, dimana batas ujungnya.

Dengan memahami ini maka dengan tegas dapat di simpulkan bahwa pernyataan bahwa alam semesta ini atau manusia itu adalah wujud Allah atau bagian dari wujud Allah atau cerminan dari wujud Allah Sesungguhnya itu adalah pemahaman keliru, seperti yang di imani oleh aliran atau tarekat tertentu, seperti wujudiyah atau wahdatul wujud dan lain sejenisnya, adalah pemahaman yang bathil dan tidak benar, sesat dan menyesatkan.

Sebab dihari kiamat nanti Allah akan menghancurkan langit dan bumi kemudian menukarnya dengan langit dan bumi yang lain. dan Allah mustahil menghancurkan diri-Nya sendiri jika memang alam semesta ini adalah wujud Allah, atau bagian dari Wujud Allah.
Yang pasti benarnya adalah alam semesta ini hanyalah sekedar kalimat cipta dari Allah belaka.

Memang dalam perjalanan spiritual ketika orang-orang yang mencari Allah Pencipta itu, dengan melakukan amalan zikir tertentu, dengan tarekat, suluk, perenungan, dll, dengan berusaha mencari kedalam diri. 

Maka awalnya pada tahap pertama dalam perjalanan spiritual seseorang itu, maka dia akan menemukan dan merasa bahwa dirinya adalah Allah, dan dia kesulitan untuk membedakan antara dirinya dengan Allah, maka tak jarang orang-orang yang sampai pada tahap ini mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah Allah atau bagian dari Allah atau telah di tunjuk menjadi Allah, dan punya kuasa seperti Allah, dll.
Padahal itu cuma permainan pikiran dan perasaannya doang yang tenggelam dalam lautan kebodohan.

Pada tahap kedua: jikalau dia meneruskan perjalanan spiritualnya itu maka di akan merasa dan menemukan bahwa bukan hanya dirinya sendiri saja yang adalah Allah, tetapi semua orang juga adalah Allah, begitu juga dengan semua makhluk adalah Allah atau bagian dari Allah atau bagian dari wujud Allah, juga alam semesta ini adalah bagian dari wujud Allah. Dll.

Maka kalau mereka berhenti pada tahap pertama atau kedua itu, maka mereka masih dalam kondisi hanyut dalam perasaannya saja dan masih dalam keadaan mabuk spritual dan tersesat dalam khayalan dan tenggelam dalam perasaannya sendiri, dengan mengaku-ngaku, dan bicara yang aneh-aneh, dan merasa sudah mengetahui rahasia Allah. Dll.

Pada tahap ketiga; Jikalau dia melanjutkan perjalanan spiritualnya itu dengan berpedoman pada ayat-ayat Al Qur'an sebagai petunjuk dan penuntun.
Maka ia akan mulai sadar bahwa dia bukanlah Pencipta, dia bukanlah Allah, dan dia tidak kuasa menciptakan seekor semut pun, dia tidak tau pasti apa yang akan terjadi pada dirinya esok. dia juga tidak kuasa mengendalikan apapun sesuka hatinya, dia akan menyadari bahwa dia tidak punya kuasa apa-apa, dia harus mengikuti takdir Allah kepada dirinya, bahkan ketika dia teringat bahwa dia pasti akan mati dan akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya, maka dia mulai takut dan merasa dirinya tidak lebih baik dari seekor anjing atau sebongkah batu, yang tidak akan dituntut pertanggungjawaban dan akan dimasukkan ke dalam siksa neraka.

Maka selanjutnya pada tahap keempat orang tersebut akan sadar diri dan tau diri dan kenal Allah, lalu ia menyerahkan dirinya hanya kepada Allah sebagai Rabb/Tuan/Pemiliknya dan dia hanyalah hamba Allah, lalu merendahkan dirinya serendah- rendahnya, sebab dia sadar bahwa dia hanyalah sekedar ciptaan, hamba dan milik Allah yang tidak punya daya dan upaya (kuasa) apapun tanpa diberi Allah, dan tidak mempunyai satu apapun di alam semesta ini, bahkan jiwa dan raganya sendiri adalah milik mutlak Allah yang berjalan dalam takdir Allah.

Dan dia juga sadar ternyata Allah lebih mengetahui tentang jiwa dan raganya, tentang semua masa lalunya juga masa depannya, dari pada dirinya sendiri dan tidak ada satu apapun baik itu pikiran, perasaan, katahati maupun gerakannya yang bisa dia sembunyikan dari pada Allah, bahkan Allah mengetahui jumlah sel darahnya, jumlah urat-uratnya, dan segalanya.

Allah juga yang menjaga jasadnya dan menyimpan semua pikiran, ingatan, kata hati dan segenap perasaannya ketika ia tertidur lelap dan pulas, dan mengembalikannya lagi ketika ia terjaga dari tidurnya itu, hingga tiba ajalnya.

Akhirnya dia menyadari dan menyaksikan bahwa dekatnya Allah Pencipta itu kepada makhluknya "seakan-akan terasa" seperti menyatu (manunggal).

Namun dia juga menyadari dan paham bahwa sebenarnya keberadaan Allah itu sesungguhnya teramat jauh tidak terhingga, dan bahkan dia tidak tau apa-apa tentang Allah Penciptanya itu, kecuali apa yang diberi tahu Allah kepadanya.

Selanjutnya dia menjalani hari-harinya dengan tawakal, tawadhu' dan senantiasa bersyukur kepada Allah dan bersabar, mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang dengan sungguh-sungguh sesuai kemampuannya dengan senantiasa mengharapkan pertolongan, ampunan dan keridhaan Allah dan tetap mengerjakan amal kebajikan kepada sesama dengan tulus karena Allah sambil menunggu tiba ajalnya untuk kembali kepada Allah.

Ketahuilah, orang-orang yang mencari-cari Allah maka dia akan menemukan dirinya adalah Allah, lalu ia akan mengaku-ngaku dirinya Allah atau diam-diam mereka berperasaan dan berpikiran bahwa dirinya adalah Allah atau bersekutu dengan Allah dan "perasaan atau khayalan" ini dianggap ilmu rahasia Allah , cuma kebanyakan mereka tidak berani mengatakannya terus terang didepan umum, namun mereka mengajarkan terus paham picik, sempit dan bodoh itu kepada orang-orang lain secara diam-diam dengan berbagai metode yang mereka buat-buat sendiri agar dapat mencapai "perasaan/ilusi" itu,  yang mana paham ini sudah ada sejak jaman dahulu kala seperti menganggapnya dirinya adalah jelmaan, titisan dari Allah Pencipta alam semesta ini atau bersekutu dengan-Nya.

Mereka itu lah orang-orang yang lupa diri dan tidak tau diri dan akan mendapatkan siksa yang pedih dari Rabbnya.

Tetapi orang-orang yang mencari siapa Penciptanya, Rabb/Tuan/Pemiliknya, maka mereka akan menemukan Allah dan mereka pun akan menjadi hamba-Nya, mengabdi dan berbakti dengan rela, tulus ikhlas kepada Allah.

Itulah sebabnya ayat pertama turun yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad adalah untuk membaca (Iqra= yang bermaksud memikirkan dan mencari) Siapa Nama Rabbnya yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Yaitu Bismirabbika....dan bukan disuruh untuk mencari Allah dan dimana Allah.

Perumpamaan kedekatan Allah kepada hamba-hamba-Nya, adalah seperti ayat-ayat dibawah ini.

"Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hadid: 4).

Allah berfirman: 
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka menuruti perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

"Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah/Ketetapan Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha Berkuasa atas segala sesuatunya dan sesungguhnya ilmu-Nya Allah itu, benar-benar meliputi segala sesuatunya”.[QS. Ath-Thalaq:12].

"Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. 
Maka apakah kamu tidak memperhatikannya?” 
(QS Adz-Dzaariyaat: 20-21).

"...Cahaya di atas cahaya, Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya.” (QS. An Nur: 35).

oleh : Muhammad Dharmawan

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama