Kasus Newzeland : Islam Agama Damai atau Agama Teroris ?

Oleh Helmi Adam
Saya terpaksa menulis tentang kajian Islam sebagai agama perdamaian, setelah saya berdebat di WA group, dengan orang yang menyangsikankanya. Karena tidak bisa membedakan antara ajaran dan pengikut, antara fake dan non fake, masalah Peace Foundation yang mengklaim di dukung Unesco adalah jelas fake, namun Islam sebagai agama damai adalah Nyata. Saya mencoba membangun narasi ajaran islam sebagai ajaran damai. Ingat bukan pengikut yang menentukan agama tapi ajarannya itu sendiri. 
Ada persepsi bahwa Islam dipandang sebagai agama yang jauh dari kata perdamaian. Padahal kita tahu, sebagai seorang muslim bukanlah orang yang benci pada perdamaian. Anggapan-anggapan semacam tadi lahir adalah karena ulah segelintir orang yang mengatas- namakan jihad untuk menghalalkan segala cara memerangi orang-orang kafir dan orang yang munafik. Sama seperti orang agama lain, (kasus New zeland)
Radikalisme Islam (kekerasan dalam Islam) merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam wacana politik dan peradaban global akibat kekuatan media yang memiliki potensi besar dalam menciptakan persepsi masyarakat nasional dan dunia.  Dalam perspektif Barat, gerakan Islam sudah menjadi fenomena yang perlu dicurigai. Terlebih-lebih pasca hancurnya gedung WTC New York yang dituduhkan dan dilakukan oleh kelompok Islam garis keras (Al-Qaeda dan Taliban) semakin menjadikan Islam sebagai agama yang benar-benar radikal. Berdasarkan hal tersebut, maka saya akan mencoba menguraikan tentang  Islam dan Perdamaian. 
Damai memiliki banyak arti, arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas. 
Islam sebagai agama damai sesungguhnya tidak membenarkan adanya praktek kekerasan. Cara-cara radikal untuk mencapai tujuan politis atau mempertahankan apa yang dianggap sakral bukanlah cara-cara yang Islami. Di dalam tradisi peradaban Islam , tidak dikenal adanya label radikalisme. Firman Allah (QS. Al-Anbiyaa’ : 107)  “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Perdamaian merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia, karena dengan kedamaian akan tercipta kehidupan yang sehat, nyaman dan harmonis dalam setiap interaksi antar sesama. Islam pada intinya bertujuan menciptakan perdamaian dan keadilan bagi seluruh manusia, sesuai dengan nama agama ini: yaitu al-Islām. Islam bukan nama dari agama tertentu, melainkan nama dari persekutuan agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi dan dinisbatkan kepada seluruh pengikut mereka. Itulah misi dan tujuan diturunkannya Islam kepada manusia. Karena itu, Islam diturunkan tidak untuk memelihara permusuhan atau menyebarkan dendam di antara umat manusia. Konsepsi dan fakta-fakta sejarah Islam menunjukan, bagaimana sikap tasāmuh (toleran) dan kasih sayang kaum muslim terhadap pemeluk agama lain, baik yang tergolong ke dalam ahl al-Kitab maupun kaum mushrik, bahkan terhadap seluruh makhluk, Islam mendahulukan sikap kasih sayang, keharmonisan dan kedamaian.
Adapun nilai-nilai ajaran Islam yang berorientasi kepada pembentukan perdamaian di tengah umat manusia, sehingga mereka dapat hidup sejahtera dan harmonis, diantaranya :
Benci Kedzaliman. 
Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. QS. A-Furqaan:19 berikut ini: 
"Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar" (QS. A-Furqaan:19). Di samping itu Rasulullah bersabda: “Wahai umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku perbuatan dzalim dan aku juga mengharamkannya diantara kalian maka janganlah berbuat dzalim”. 
Kedzaliman adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas perdamaian dunia. Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika menghendaki kehidupan yang damai maka tindakan kedzaliman harus dijauhi. Termasuk didalamnya melakukan kriminalisaisi terhadap Ulama, menangkap orang karena mengkritik pemerintah adalah tindakan dzolim yang melahirkan radikalisme, radikalime bisa lahir dari tindakkan Kesewenang-wenangan pemerintahannya. 
Equality 
Persamaan derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam. Tidak ada perbedaan antara satu golongan dengan golongan lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya. Allah berfirman: 
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". 
Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk kalian ataupun kepada harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian”. 
Jadi yang membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah ketakwaan. Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia. Bukan pilihan dalam Pilpres. Dengan adanya persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup rukun dan damai. 
Menjunjung Keadilan 
Islam sangat menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat, keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan musuh sekalipun. Dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat meredam rasa permusuhan, dengan demikian konflik tidak akan terjadi. Allah berfirman dalam Qs. Al-Mâidah: 8;"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Qs. Al-Mâidah: 8). Jadi apapun pilihan dan golnganya menumbuhkan keadilan sangat penting. 
Kebebasan Memilih 
Islam menjunjung tinggi kebebasan, terbukti dengan tidak adanya paksaan bagi siapa saja dalam beragama, setiap orang bebas menentukan pilihannya. Firman-Nya QS Al-Baqarah : 256: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah (QS Al-Baqarah : 256).  Dalam ayat lain Allah berfirman QS Yûnus: 99: "Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang- orang yang beriman semuanya (QS Yûnus: 99). 
Dengan adanya kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk menentukan pilihannya, tidak ada yang merasa terkekang hingga berujung pada munculnya kebencian. Dengan kebebasan ini, jalan menuju kehidupan damai semakin terbuka lebar. Bahkan Islam memberikan kehendak bebas bagi manusia mau ikut ajarannya atau tidak sperti dalam surat albaqarah ; ayat 2 : “Sesungguhnya Kitab ini petunjuk bagi oarng yang taqwa “ jadi terserah mau takwa ikut kitab al qur an, mau tersesat silahkan.
Saling Tolong Menolong. 
Islam juga menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun dan saling tolong menolong dalam melakukan perbuatan mulia dan mengajak mereka untuk saling bahu membahu menumpas kedzaliman di muka bumi ini, dengan harapan kehidupan yang damai dan sejahtera dapat terwujud. Allah berfirman Qs. Al-Mâidah: . 
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (Qs. Al-Mâidah : 2). 
Islam Paling Toleransi
Islam menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala perbedaan yang ada, dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat merugikan semua pihak. Dalam firman-Nya QS Fushshilat : 34-35: 
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar" (QS Fushshilat : 34-35). 
Solidaritas Sosial. 
Solidaritas sosial juga ditekankan oleh agama mulia ini untuk ditanamkan kepada setiap individu dalam masyarakat, agar dapat memposisikan manusia pada tempatnya serta dapat mengentaskan kefakiran, kebodohan dan kehidupan yang tidak menentu. Maka Islam mewajibkan kepada orang yang mampu untuk menyisihkan hartanya guna diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Allah berfirman QS Al-Ma’ârij : 24-25: "Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta) (QS Al-Ma’ârij : 24-25). 
Dalam surat lain Allah berfirman QS Al-Taubah : 103:"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketemtraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS Al- Taubah : 103). 
Firman-Nya QS Al-Taubah: 60: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus- pengurus zakat, para Mu’allaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekaan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Biajaksana"( QS Al- Taubah: 60). 
Dengan adanya kewajiban membayar zakat tersebut, maka menunjukkan bahwa ajaran Islam membentuk kehidupan sejahtera bagi masyarakat. Dengan adanya kehidupan sejahtera itu mencerminkan bahwa perdamaian sudah terwujud. Aksi terorisme yang kerap terjadi di belahan dunia telah menciptakan ketakutan yang menghantui setiap orang, semuanya hidup dalam kecemasan, saling mencurigai bahkan menuduh dan menuding atas aksi tersebut. Islam sebagai agama cinta kasih yang menjunjung tinggi perdamaian sangat mengutuk aksi terorisme itu. Oleh karenanya sangat naïf sekali jika Islam “didakwa” sebagai sumber tindakan biadab tersebut yang telah banyak menelan korban jiwa. Perlu diingat bahwa perdamaian adalah suatu anugerah yang harus dipertahankan oleh setiap muslim. 
Dari uraian tersebut jelaslah kiranya bahwa makna perdamaian dalam Islam sudah mendarah daging dan kita sebagai umat Islam sudah sepantasnya untuk mewujudkan perdamaian dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat hingga mendunia. 
Penulis Direktur Yayasan Syafaat Indonesia

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama