Selingkuh di Media Sosial, Mengapa ?


Oleh Helmi Adam


Akhirnya Tutut (Bukan nama Aslinya) ketangkep basah oleh suaminya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan di media sosial (medsos). Awalnya Tutut tidak suka dengan cowok yang menggodanya di FB, tapi lama kelamaan karena perhatian yang besar, dan sering ngelike status Tutut terus di FB ,setiap Tutut menyampaikan statusnya, menyebabkan rasa ingin tahu dan akhirnya terjebak dengan asmara buta. Penyesalan tak sangt mengenaskan, sehingga Tutut seperti kehilangan Orientasi hidupnya.

Padahal awalnya hanya masalah kecil, tapi karena perhatian yang kecil seperti itulah membuat hati Tutut senang. Sebenarnya memberikan jempol "like" pada salah satu posting mantan atau bahkan berhubungan langsung dengan sang mantan di medsos, dapat di katagorikan selingkuh, tindakan tersebut id sebut micro cheating. Mirisnya, micro-cheating juga sering dilakukan di dunia maya, bahkan hampir menyamai yang ada di dunia nyata. Karena pada prinsipnya wanita senang dipuji, walupun membantah kalau dikatakan senang dipuji.

Tak cuma ngelike postingan, aksi yang dikatakan selingkuh micro-cheating. ada juga dengan melakukan interaksi dengan berbagai cara, seperti mengirim emoji merayu (memelet, cium, peluk) ke orang lain (tak cuma mantan) selain pasangan, serta menyimpan nomor telepon kekasih gelap dengan nama samaran. Juga merupakan prilaku micro cheating. Akan tetapi, aksi micro-cheating yang paling sering dilakukan oleh tukangselingkuh adalah like posting orang-orang yang mereka ikuti. Hal ini bisa ngelike berupa, foto, video, atau juga mengomentari seseorang di medsos. seperti  perselingkuhan di dunia nyata, micro-cheating juga, dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan pasangan. Tak sedikit pasangan yang mengetahui aksi kucing-kucingan ini dan pada akhirnya terpaksa memutuskan sang kekasih, ataupun bercerai.
Belajar dari kasus Tutut, hendaklah waniat atau pria janagn memberikan perhatian trehadap orang yang memberi perhatian di media Sosial. Karena hasil peneliian menunjukkan peningkatan perceraian akibat medi social cukup tinggi. Seorang suami atau seorang istri mampu berlama lam berkomunikasi dengan Smartphonenya, tapi sedikit waktu luang untuk saling berkomunikasi dengan pasanganya. Hal ini diakibatkan kurangnya Smart orang tersebut menggunakan Smartphone. Akbatnya akses negative terhadap hubungan di rumah menjadi terasing, baik suami, istri maupun anak.
Komunikasi intens sanagt penting artinya, untuk menjaga hubungan kelauarga, sehingga menjadi keluarga yang sakinah. Jangan remehkan perhatian orang lain di luar Keluarga pada kita,. Karena pada akhirnay kiat akan masuk perangkap, berawla dri micro cheating berakhir pada macro cheating kehidupan (Tertipu beneran). Oleh karena itu dibutuhkan rasionalitas untuk mengantisipasi, ketika rasa sudah bermain. Dan kalau perasaan sudah terlalu dalam maka rasionalitas kiat akan mati. Dan perselingkuhan akan menjadi candu kita sampai mati..Naudzubillahi //

Cuplikan Materi Konsultasi Keluarga Syafaat Foundation Indonesia..

1/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Unknown mengatakan…
Tulisan2nya bagus, menginspirasi, dan merubah....!
Lebih baru Lebih lama