Waduh, Bisa Ada kasus Century II ? Duniatex Gagal Bayar ?

Bank Kreditur Utama Grup Duniatex (Rp miliar)
Pinjaman Bank Jangka Pendek
Bagian Jangka Pendek dari Pinjaman Jangka Panjang
Pinjaman Bank Jangka Panjang
Indonesia Eximbank
2,124
755
Bank Mandiri Tbk, PT
1,626
436
580
Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT
727
Bank BRIsyariah Tbk, PT
334
Bank Shinhan Indonesia, PT
Bank Syariah Mandiri, PT
399
Bank MNC Internasional Tbk, PT (termasuk Bank Bumiputera)
316
Bank Danamon Indonesia Tbk, PT
Bank Panin Syariah Tbk, PT
Bank Multiartha Sentosa, PT
Bank BNI Syariah, PT
Bank Negara Indonesia Tbk, PT
Bank QNB
Bank CIMB Niaga Tbk, PT
BPD Jateng, PT


Duniatex Group, dengan nama PT. Delta Merlin Dunia Tekstile mengalami gagal bayar Kupon Obligasinya. Hal ini terjadi, setelah   4 bulan di terbitkan obligasi senilai 300 Juta US Dollar, dengan bunga 8,625% pertahun pada bulan maret lalu. Kasus gagal bayar kupon obligasi ini, sangat mengagetkan banyak pihak, pasalnya selama ini Duniatex belum pernah terlambat bayar kewajibanya.

Oleh karena itu Standard and Poors menurunkan peringkat Obligasi dollar duniatex dari BB- Menjadi ccc- (Junk Bond). Sedangkan the Fitch menurunkan peringkat dari BB- menjadi B-. Dan itu artinay Duniatex merupakan perusahaan beresiko gagal bayar, sehingga terbatasnya akses modal ke perbankan dana lembaga keuangan.

PT Delta Merlin Dunia Textil, diprediksi tidak mampu membayar kewajiban Amortisasi, Utang Bank, dan Obligasi jatuh tempo pada kuartal III 2019. Hal ini dsebabkan manajemen tidak menyiapkan strategi liquiditas ataupun strategi pembiayaan yang kredibel dari duniatex, sehingga Fitch rating menurunkan kembali PT Delta Merlin dalam dari peringkat utangya B- menjadi CCC- (Junk Bond)

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran banyak pihak akan terjadinya kasus Century ke babak II, karena pinjaman duniatex berada di 29 Bank dengan nilai total pinjaman sampai 18,25 trilyun. kasus century hanya satu bank nilainyapun cuma 6 trilyun, Lalu bagaimana dengan duniatex ?

Untuk jenis kreditnya terdiri dari dua kelompok  yaitu dalam bentuk bilateral (non-sindikasi) dan sindikasi. Sebagai catatan, sebuah bank bisa menyalurkan kredit secara bilateral dan sindikasi kepada sebuah perusahaan dalam waktu yang sama. 


Nilai kredit berjumlah Rp 18,29 triliun, terdiri dari pinjaman jangka pendek Rp 8,65 triliun, bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang Rp 2,47 triliun, dan pinjaman jangka panjang Rp 7,17 triliun.  



Pinjaman yang sudah ditarik adalah 64,47% dari total fasilitas yang disediakan kreditur perseroan Rp 28,38 triliun, dan belum termasuk fasilitas tiga kredit sindikasi senilai total US$ 555 juta atau setara Rp 8,03 triliun. Jumlah utang seluruhnya sudah diperhitungkan fasilitas pinjaman dalam dolar AS dengan menggunakan asumsi sesuai   laporan keuangan 2018 perseroan yaitu Rp 14.481 per dollar US. 



Dari ke-29 bank tadi, nama Indonesia Eximbank memang berada di urutan teratas. Posisi LPEI diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank MNC Internasional Tbk termasuk Bank Bumiputera (BABP),  PT Bank Shinhan Indonesia, dan bank lainya


Nilai pinjaman sudah termasuk fasilitas berbentuk wesel aksep (bank draft/banker's draft), berbentuk pinjaman syariah, pinjaman rekening koran (PRK), kredit investasi (KI), kredit modal kerja (KMK), kredit kas (cash loan), dan bagian jangka pendek bagian dari utang jangka panjang (current portion of long term debt/CPLTD). 


Tapi yang jelas, ada keanehan, yaitu begitu mudahnya duniatex mendapat pinjaman bank, dan tiba tiba mengalami default, Emang uangnya lari kemana  ?

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama