Mantan Staf Kepresidenan Diburu Jaksa Agung, kasus Jiwasraya ?



JS saving adalah produk yang menawarkan persentase bunga tinggi yang cenderung di atas nilai rata-rata berkisar 6,5 persen hingga 10 persen. Berkat penjualan produk ini, persero memperoleh pendapatan total dari premi sebesar Rp53,27 triliun.

Direksi lama diketahui menempatkan dana nasabah pada saham-saham gorengan.

Jaksa Agung, ST Burhanuddin di kantornya, Rabu (18/12/2019), mengatakan, PT Asuransi Jiwasraya telah banyak melakukan investasi pada aset-aset dengan risiko tinggi untuk mengejar high grade atau keuntungan tinggi.

Diantaranya penempatan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp 5,7 Triliun dari aset finansial.

"5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik. Sisanya 95 persen dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk," ucap dia.

Selain itu, penempatan reksa dana sebanyak 59,1 persen senilai Rp 14,9 Triliun.

"Sebanyak 2 persen dikelola oleh manager Investasi indonesia dengan kerja baik. Semenyata 98 persen dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja buruk," terang dia.

Akibatnya, PT Asuransi Jiwasraya hingga Agustus 2019 menanggung potensi kerugian negara sebesar Rp 13,7 Triliun.

"Hal ini merupakan perkiraan awal. Jadi Rp 13,7 Triliun hanya perkiraan awal dan diduga ini akan lebih dari itu,"

Kabarnya, mantan Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim sudah kabur ke Madrid, Spanyol. Sedangkan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo sudah terbang ke London, Inggris.

Hary Prasetyo pada 1 Mei 2018 diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III (bidang kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis) di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), bersamaan dengan Ali Mochtar Ngabalin.

Namun, untuk periode sekarang, belum diketahui apakah Hary masih menjabat sebagai tenaga ahli utama di KSP. Demikian disampaikan Ngabalin Seperti dilansir CNBC Indonesia, Rabu (18/12/2019).

"Sudah tidak adinda. Tapi saya belum tahu ya karena sampai sekarang belum ada pemilihan tenaga ahli. Baru ada pemilihan deputi," kata Ngabalin.

Uniknya, secara pribadi Ngabalin mengaku tidak mengenal secara personal Hary Prasetyo. Ia bahkan mengaku ingin mengetahui latar belakang mengapa sosok Hary ditanyakan.

Terpisah, eks Tenaga Ahli Utama Kedeputian V KSP Ifdhal Kasim mengaku belum mengetahui apakah Hary akan dipanggil lagi sebagai tenaga ahli utama di lembaga itu.

"Saya belum tahu mas," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Namun Hendrisman Rahim membantah melarikan diri ke luar negeri terkait persoalan gagal bayar yang dialami asuransi milik BUMN tersebut. Ia mengaku kaget disebut kabur.

"Terus terang saya kaget disebut-sebut kabur ke luar negeri. Saya selalu kooperatif dan siap mentaati proses hukum," kata Hendrisman, ketika berbincang dengan Antara, di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, perlu diklarifikasi bahwa pemberitaan yang seolah-olah ia menghindar dari permasalahan Jiwasraya. Padahal berita itu tidak benar. "Selaku mantan Dirut Jiwasraya, saya tetap di sini, di Jakarta. Tidak akan menghindari pemeriksaan dari Kejaksaan Agung," katanya.

Ia pun memastikan dalam menghadapi persoalan ini, selalu bersikap profesional mengahadapi proses penyelesian Jiwasraya.

Sejumlah media memberitakan bahwa Hendrisman telah melarikan diri ke Madrid, Spanyol.

Sebelumnya, Rabu (18/12), Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan Asuransi Jiwasraya,), mengatakan, PT Asuransi Jiwasraya telah banyak melakukan investasi pada aset-aset dengan risiko tinggi untuk mengejar high grade atau keuntungan tinggi.

Diantaranya penempatan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp 5,7 Triliun dari aset finansial.

"5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik. Sisanya 95 persen dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk," ucap dia.

Selain itu, penempatan reksa dana sebanyak 59,1 persen senilai Rp 14,9 Triliun.

"Sebanyak 2 persen dikelola oleh manager Investasi indonesia dengan kerja baik. Semenyata 98 persen dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja buruk," terang dia.

Akibatnya, PT Asuransi Jiwasraya hingga Agustus 2019 menanggung potensi kerugian negara sebesar Rp 13,7 Triliun.

"Hal ini merupakan perkiraan awal. Jadi Rp 13,7 Triliun hanya perkiraan awal dan diduga ini akan lebih dari itu,"

Kabarnya, mantan Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim sudah kabur ke Madrid, Spanyol. Sedangkan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo sudah terbang ke London, Inggris.

Hary Prasetyo pada 1 Mei 2018 diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III (bidang kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis) di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), bersamaan dengan Ali Mochtar Ngabalin.

Namun, untuk periode sekarang, belum diketahui apakah Hary masih menjabat sebagai tenaga ahli utama di KSP. Demikian disampaikan Ngabalin Seperti dilansir CNBC Indonesia, Rabu (18/12/2019).

"Sudah tidak adinda. Tapi saya belum tahu ya karena sampai sekarang belum ada pemilihan tenaga ahli. Baru ada pemilihan deputi," kata Ngabalin.

Uniknya, secara pribadi Ngabalin mengaku tidak mengenal secara personal Hary Prasetyo. Ia bahkan mengaku ingin mengetahui latar belakang mengapa sosok Hary ditanyakan.

Terpisah, eks Tenaga Ahli Utama Kedeputian V KSP Ifdhal Kasim mengaku belum mengetahui apakah Hary akan dipanggil lagi sebagai tenaga ahli utama di lembaga itu.

"Saya belum tahu mas," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Namun Hendrisman Rahim membantah melarikan diri ke luar negeri terkait persoalan gagal bayar yang dialami asuransi milik BUMN tersebut. Ia mengaku kaget disebut kabur.

"Terus terang saya kaget disebut-sebut kabur ke luar negeri. Saya selalu kooperatif dan siap mentaati proses hukum," kata Hendrisman, ketika berbincang dengan Antara, di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, perlu diklarifikasi bahwa pemberitaan yang seolah-olah ia menghindar dari permasalahan Jiwasraya. Padahal berita itu tidak benar. "Selaku mantan Dirut Jiwasraya, saya tetap di sini, di Jakarta. Tidak akan menghindari pemeriksaan dari Kejaksaan Agung," katanya.

Ia pun memastikan dalam menghadapi persoalan ini, selalu bersikap profesional mengahadapi proses penyelesian Jiwasraya.

Sejumlah media memberitakan bahwa Hendrisman telah melarikan diri ke Madrid, Spanyol.

Sebelumnya, Rabu (18/12), Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan AsuransiJiwasraya diduga melanggar prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi dengan memilih aset-aset berisiko tinggi untuk mengejar keuntungan yang tinggi.

Jaksa Agung menuturkan pelanggaran prinsip kehati-hatian dilihat dari penempatan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp5,7 triliun dari aset finansial.

"Dari jumlah tersebut, 5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik, dan sebanyak 95 persen dana ditempatkan di saham perusahaan yang berkinerja buruk," ujar Burhanuddin.

Terkait permasalahan ini, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menteri BUMN Erick Tohir untuk menuntaskan persoalan yang dialami Asuransi Jiwasraya yang dikhawatirkan mengalami kesulitan likuiditas sehingga berpotensi gagal bayar.

"Mengenai masalah Jiwasraya, saya kira akan diselesaikan Menteri BUMN," ujar Jokowi.

Sementara itu, Kementerian BUMN masih mencari solusi terbaik untuk menyelamatkan Jiwasraya. "Kementerian BUMN masih mencari solusi yang terbaik," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.

Selain itu, Arya juga menyampaikan bahwa Kementerian BUMN juga mendukung langkah Kementerian Keuangan yang mendorong kasus ini diselesaikan oleh KPK.
  

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama