Suatu subuh saya bertanya pada pak Kyai, "Dimana Allah ?".
Pak Kyai menatap saya dengan tajam,"Mengapa kamu merendahkan Allah ?"
Jawaban pak Kyai bikin saya tidak mengerti, karena seolah olah pertanyaan saya dianggap merendahkan Allah.
" Maksudnaya Pak Kyai" tanya ku memberanikan diri.
" pertanyaan 'Dimana Allah' seolah olah Allah menempati Ruang dan Waktu " jawab pak Kyai.
"Apakah yang menempati ruang dan waktu ?" tanya Pak Kyai
" Menurut Ilmu Fisika, Materi " jawabku.
"bukankah semua materi itu ciptaan allah ?, jadi ketika kita menanyakan dimana Allah, berarti kita menyamakan Allah dengan ciptaannya..Apakah itu tidak merendahkan allah" tanya pak kyai.
Saya pun mengangguk mengerti.
"Allah sendiri dalam firmannya berkata, ketika ada hambaku yang bertanya tentangku "Aku berada di Arasy ", Apakah itu Arasy, yaitu sesuatu yang bebas ruang dán waktu " Jelas pak Kyai.
" sesuatu yang bebas ruang dan waktu seperti apa pak Kyai, saya tidak bisa membayangkan" tanyaku lagi.
"maka itu Allah berfirman dalam surat yang lain, janganlah memikirkan tentang diriku, karena kamu tidak akan pernah sanggup, karena otak kamu terbatas, tapi berfikirlah tentang ciptaan ku" Jelas pak Kyai..
"Mengapa kita tidak sanggup berfikir tentang Allah Pak Kyai ? " tanyaku lagi.
" Manusia adalah mahluk simbolik, kalau menurut George Simmel, Mahluk yang berfikir selalu menggunakan simbol simbol. sehingga selalu kita menggunakan batasan atau definisi, untuk menjelaskan simbol simbol, sehingga mudah dibuat menjadi nyata. Contohnya, manusia adalah bla bla bla, binatang adalah bla bla bla, jadi bedanya manusia dan binatang adalah bla bla.." jelas pak Kyai..
Saya mengangguk mengerti, tapi apakah pembaca mengerti ?
"silahkan tanya yang kurang mengerti, pada kolom komentar dibawah, yang berkaitan dengan bahasan hari ini " kata pak Kyai..
"Tapi ingat tidak semua, bisa dijawab menggunakan logika akal, tapi melalui iman, kalau semua bisa dijawab dengan akal, lalu apa fungsinya iman dalam hidup manusia ? " jelas pak kyai