Inilah Curhat Kegelisahan Karyawan TVRI, Korban Permainan Direksi TVRI Kah ?



Beberapa hari terakhir perahu TVRI kembali  gonjang ganjing.  Saya yang hanya karyawan PNS rendahan mengalami kegundahan hati yang sangat mendalam, dan Prihatin melihat kondisi TVRI saat ini.       

Saya menulis tidak untuk menilai siapapun apalagi menuduh siapapun.  Kegelisahan saya dan teman teman yang lain kian memuncak, beberapa hari terakhir, dan bertanya2 kemanakah  rasa persaudaraan ,  kekeluargaan, serta kegotongroyongan yang pernah ada di TVRI..?? Hilang kemanakah.??

Kini yang ada hanya kebencian , saling hujat , senang melihat orang sushi, dan susah melihat orang senang.         

Temen2 yang bersikap apatis pun terhadap kondisi TVRI saat ini, juga cukup banyak yang saya lihat karena menganggap kantor bukan lagi tempat yang nyaman untuk bersenda gurau tanka beban, dan tanpa kepentingan. Kini, suasana tempo doeloe tvri sangat dirindukan.           

Saya dan teman-teman yang lain memang sangat berharap suasana tempo doeloe TVRI bisa dimulai dari pimpinan.               

Sikap harmonis pimpinan dengan tidak membeda bedakan  pandangan, dan pendapat   karyawan, atau anak buah hendaknya diprioritaskan,  karena yang terpenting adalah hasil kerja,  kebersamaan,  dan kenyamanan.   

Hasil kerja dari keterpaksaan, dan tekanan  serta dibayang bayangi ketakutan, bukan dari hal kreativitas dan kerjasama yang blik, tapi dari sisi, "loe orang siapa ?" maka akan menghasilkan kreativitas yang hambar.       

Kini akhirnya, semua bekerja sekedar menjalankan tugas temata bukan untuk prestasi ataupun kemajuan bersama. 

Prihatin dan miris menjadi kata pilihn yg tepat.  Lalu mau sampai kapan perahu TVRI gonjang ganjing terus.?? 

TVRI didirikan dan dijalankan bukan untuk orang perorang dan bukan juga dengan dana pribadi tetapi dari anggaran pendapatan dan belanja negara, APBN.  Artinya setiap anggaran dari dan untuk negara bukan dari negara untuk pribadi atau golongan.                 

Hal ini perlu sekali dipahami oleh semua pimpinan baik dari pimpinan tertinggi hingga pimpinan terendah sekalipun yakni eselon 4 yang sebentar lagi akan dihapus jabatan tersebut oleh pemerintah.           

Oleh karena itu setiap pengelolaan keuangan negara yang dikelola di TVRI seharusnya amanah dan untuk kepentingan kemaslahatan karyawan bukan untuk kepentingan ambisi seseorang apalagi kelompoknya.     

APBN TVRI    diharapkan tidak dijadikan bancakan kaum pengambil manfaat, dan Ajimumpung.

Akhirnya dipenghujung tulisan  saya  ini, saya dan teman teman  TVRI yang sudah mengabdi di TVRI puluhan tahun berharap kepada semua pihak untuk saling menjaga perahu TVRI agar tidak karam .           

Saya juga berharap kepada para kaum terhormat pengambil keuntungan di TVRI, hendaknya punya rasa empati sedikit saja dengan para karyawan TVRI.                 

Kami yg bekerja di TVRI tidak berharap, dan tidak juga mungkin kaya, dengan gaji saat ini, namun kami sangat berharap jangan lagi diobok obok dengan sejumlah kepentingan yang menghancurkan kekeluargaan Di TVRI. Apalagi dihancurkan, dan diadu domba oleh orang luar TVRI, karena biasanya orang luar itu hanya untuk kepentingan sesaat saja, dan kebanyakan janji palsu.           

Demikian tulisan ini saya buat ditengah suasana hati yg sedang gundah, sedih, dan privatin. 

 Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuka mata hati semua orang yang peduli dengan TVRI.

Terima kasih Bang, atas empatinya sudah memuat tulisan saya ini..

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama