Kesadaran Sejarah, Suap dan Korupsi

SUAP, KORUPSI, DAN KESADARAN SEJARAH


Oleh : Yanuar Iwan

Masyarakat adil dan makmur, cita-cita asli dan murni dari rakyat Indonesia yang telah berjuang dan berkorban berpuluh-puluh tahun. Masyarakat adil dan makmur yang untuk itu, sebagai yang telah saya katakan berulang-ulang, berpuluh-puluh ribu pemimpin-pemimpin kita menderita. Berpuluh-puluh ribu pemimpin-pemimpin kita meringkuk di dalam penjara. Berpuluh-puluh ribu pemimpin-pemimpin kita meninggalkan kebahagiaan hidupnya. Beratus-ratus ribu, mungkin jutaan, rakyat kita menderita tak lain tak bukan ialah mengejar cita-cita terselenggaranya satu masyarakat adil dan makmur yang disitu segenap manusia Indonesia dari Sabang sampai Merauke mengecap kebahagiaan. Soekarno. ( Mata air keteladanan Pancasila dalam perbuatan, Yudi Latief, 487 )

Soekarno sedang berusaha membuat konstruksi kesadaran sejarah, kesadaran sejarah yang mutlak harus dibangun disekolah-sekolah negeri ini. Membangun karakter, membentuk sikap positif dan bermuara kepada peradaban.

Kesadaran sejarah adalah bagaimana masyarakat suatu negara bisa mengambil hikmah dan pelajaran kehidupan suatu bangsa dimasa lalu untuk kemudian membangun masa kini dan mencapai masa depan yang gemilang.

Kesadaran sejarah bukan hanya sekedar memberikan informasi peristiwa-peristiwa sejarah, kebudayaan, dan perjalanan sosial politik suatu bangsa, tetapi bagaimana seorang warganegara, suatu komunitas masyarakat bisa menempatkan dirinya dalam arti peran dan fungsinya sebagai warganegara dalam membentuk peradaban yang maju dan bermartabat, pelajaran sejarah dikelas bukan hanya merekonstruksi peristiwa sejarah, tetapi bagaimana seorang guru bisa berkolaborasi dengan siswanya dengan masyarakat umum didalam menarik benang merah kesejarahan agar terbentuk karakter kebangsaan yang kuat, bersikap demokratis dan egaliter, jujur dan adil serta bersikap kritis.

Tugas guru sejarah dan guru IPS  adalah bagaimana guru tersebut bisa membuat peristiwa sejarah selalu aktual dengan menghubungkan suatu peristiwa sejarah dengan peristiwa kekinian, membentuk informasi sejarah yang jujur, transparan dan disampaikan dengan kearifan.

Maraknya peristiwa suap dan korupsi diawal tahun 2020, suap terhadap salah seorang Komisioner KPU, korupsi Jiwas raya, skandal Garuda dan dugaan korupsi di Asabri, serta tidak ketinggalan korupsi kepala daerah, kasus korupsi Bupati Sidoarjo. Makin membuat miris bangsa, sebagian pemimpin kita telah "gagal paham" mengenai kesadaran sejarah, gagal menempatkan diri sebagai individu didalam proses membentuk kebudayaan dan peradaban yang maju, adil, jujur dan bermartabat. Hancurnya benang merah antara kesadaran sejarah dan pola perilaku.

Dinegara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara kesadaran sejarah sudah terbentuk dengan kuat, bukan hanya sekedar memahami fakta tetapi telah berhasil merekonstruksi dasar-dasar peristiwa sejarah untuk masa depan dengan tingkat literasi sejarah yang tinggi dan banyaknya komunitas sejarah dimasyarakat yang anggotanya terdiri dari aneka ragam profesi mulai dari guru, dosen bahkan siswa SMA. Mereka mempraktikkan kolaborasi dengan metodologi sejarah untuk membuat masyarakat paham dan berwawasan sejarah. Melalui bimbingan Sejarawan mereka menjadi participan didalam produksi sejarah. Hasilnya semangat kebangsaan mereka tinggi dan negerinya  minim suap dan korupsi. Cicero seorang filsuf dan orator ternama zaman Romawi pernah mengatakan "Historia Vitae Magistra" Sejarah adalah Guru Kehidupan. Baginda Rasullulah mengatakan "Seorang Mukmin Tidak Boleh Dua kali  Jatuh Dalam Lubang Yang Sama".

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama