"Pak Kyai, itu ada warga yg mati-matian bela pemerintah yg menolak lockdown. Katanya lockdown itu hanya menguntungkan kelas menengah. Sementara wong cilik akan kelimpungan. Bener gak ?" tanyaku pada pak Kyai.
"Namanya saja negara demokrasi. Ya pasti ada pro kontra. Tapi kalau dia menolak lockdown, lalu apa solusinya utk membendung penularan Corona?"tanya Pak Kyai
"Menurut Presiden sih, tidak perlu lockdown. Cukup semua warga negara taat pemerintah untuk tidak keluar rumah, tetap tinggal di rumah...."
"Itukan kan sama dengan lockdown nak... Kalo semua warga tinggal di rumah, apa bedanya dengan lockdown? Itu kan namanya lockdown swadaya ." kata kyai menimpali omonganku
"Oh gitu ya Kyai. Lalu apa bedanya lockdown swadaya dengan lockdown putusan pemerintah dong?" tanyaku ingin tahu
"Ya beda dong. Kalau yang menetapkan lockdown itu pemerintah, Harus sesuai aturan pemerintah. Dalam UU Karantina Pemerintah harus menanggung kebutuhan rakyatnya. Khususnya rakyat yang rentan. Seperti yg sekarang dilakukan India saat. Negara ngeluarin 300 triliun lebih untuk rakyatnya yang miskin.
Tapi kalo lockdown atas inisiatif warga sendiri, ya mati hidup terserah warga lah.. Negara gak ada kewajiban menanggung hidup warga yg rentan...." jelas pak Kyai.
Tapi kalo lockdown atas inisiatif warga sendiri, ya mati hidup terserah warga lah.. Negara gak ada kewajiban menanggung hidup warga yg rentan...." jelas pak Kyai.
"Oh gitu ya pak Kyai, jadi sebenarnya lockdown swadaya itu justru menguntungkan kelas menengah dan merugikan wong cilik ya?" tanyaku polos.
"Begitulah. Kalo semua orang di rumah. Kantor tutup. Toko warung gak buka. Kalo buka toh tetap sepi gak ada yg beli .... Trus wong2 cilik mau kerja apa? Dapat makan dari mana? Lihat aja abang-abang ojol itu, sekarang mereka kelimpungan karena gak ada order.
Siapa yg akan menanggung makan minum mereka & keluarga? Kalo kelas menengah sih enak. Masih punya penghasilan dan tabungan. Bisa nyetok makanan di rumahnya..." tutur pak Kyai.
Siapa yg akan menanggung makan minum mereka & keluarga? Kalo kelas menengah sih enak. Masih punya penghasilan dan tabungan. Bisa nyetok makanan di rumahnya..." tutur pak Kyai.
"Lha kenapa bukan pemerintah saja me-lockdown pak Kyai?"
"kalau yang memutuskan lockdown itu pemerintah, justru rakyat yg enak. Gak usah kerja di luar, cukup di rumah saja... Abang-abang Ojol gak perlu pusing keluar rumah nunggu orderan karena kebutuhan hidupnya sdh ditanggung sama negara..."
"Ohhh...pantesan Pak kyai" jawabku sambil mikir
"Pantesan apa ?" tanya pak Kyai..
"Pantesan... Pokoke pantesan aje...." sambil aku pergi, karena kalau dilanjutkan bisa diciduk,,,,