Oleh : Muhammad Athallah Raihan Adam
Mahasiswa Kedokteran UPN Veteran Jakarta
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui juru bicaranya, Dr Margaret Harris, mempertanyakan argumentasi mengapa Inggris harus menerapkannya herd immunity ?.
Kepada BBC Radio 4's Today, Dr Harris mengatakan, karena saat ini, mereka sama sekali tidak tahu-menahu mengenai wabah ini.
“Kami belum cukup mengerti mengenai kajian ilmiah virus ini. Pun demikian dengan durasi penyebaran atau dampaknya terhadap kekebalan," paparnya.
"Virus ini mempunyai dampak yang beragam terhadap tubuh sehingga imunitas yang dihasilkan tentunya berbeda-beda," tuturnya, dikutip dari The National.
Harris menjelaskan, mereka tentu bisa menyodorkan sejumlah teori yang ada. Namun, saat ini dibutuhkan aksi nyata untuk menghambat Covid-19.
Adalah Boris Jhonson perdana Mentri Inggris yang mengutarakan nya pertama kali untuk mencegah virus korona tersebar.
Adalah Boris Jhonson perdana Mentri Inggris yang mengutarakan nya pertama kali untuk mencegah virus korona tersebar.
Kajian tentang seminggu lalu di Inggris, ramai diperbincangkan, Pertanya nya justru realistiskah ?
1. Setiap individu beda beda, kemampuan kekebalan nya tergantung, Genetik dan status gizinya.
Apalagi di Indonesia yang angka stunting di Indonesia berada diurutan ketiga di dunia, terbilang tinggi. Versi WHO pada tahun 2017 angkanya mencapai 36,4 persen.
2. Untuk mencapai herd imunnity harus ada setidaknya 70% dari populasi yang memiliki kekebalan. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan vaksinasi secara massal, sementara untuk Covid-19 belum diketemukan vaksin nya.
3. Belum banyak penelitian tentang natural immunity yang dihasilkan dalam suatu populasi, yang terdampak oleh coronavirus
4. Butuh berapa banyak korban lagi, sehinnga natural immunity dari pasien yang terdampak corona meninggal dunia. Pada Negara seperti belanda dan Inggris dengan Ideologi liberal, bisa kita maklumi, tapi Indonesia Negara pancasila bro..
5. Ketika kita membiarkan beberapa orang terinfeksi untuk membangun natural immunity apakah fasilitas kesehatan mampu menampung pasien tersebut. Apalagi di Indonesia apakah kita mampu menampung jumlah pasien yang semakin banyak dan peralatan yang cukup untuk melakukan penatalaksanaan yang benar terhadap pasien tersebut. Sedangkan case Fatality Rate (CFR) coronavirus sebesar 8,01% yaitu no 1 di dunia. Sehingga bisa membunuh banyak populasi warga Negara Indonesia.
dunia.
Penulis adalah Kepala Bagian Studi Kesehatan Publik Yayasan Syafaat Indonesia.
