Logika Aneh Kalau Pasar, Tranportasi Publik, dan Lain nya, Masih Dibuka, Sedangkan Mesjid Ditutup ?



Pada Suatu hari, Datang Apara ke Rumah Pak Kyai 

 "Assalamualaikum, maaf pak, apakah bapak pengurus Takmir mesjid Al istiqomah ? " Kata Aparat kepada pak Kyai.

"Waalaikum salam, betul mas, ada apa ya ?" tanya pak Kyai

" Tiadak pak, saya haya mau tanya, apakah masjid Bapak masih ngadain Jumatan?"  tanaya sang aparat.
" Alhamdulillah,  Masih Pak" ajawab pak Kyai dengan tenang.

"Begini Pak,  Himbauan  dari Pemerintah, untuk sementara, sebaiknya jumatan tidak di adakan agar Covid 19 dapat  sager diatasi" katanya tegas.

"Sampai kapan, Pak?" tanya pak Kyai kepada aparat 

"Maaf Pak.  Saya belum tahu sampai kapan " jawab Aparat singkat.

"Selama Pemerintah belum bisa menjelaskan, berarti upaya pemerintah tidak terukur dan tidak terstruktur " kata pak Kyai 

Mendengar jawaban tersebut Aparat kaget, mungkin dia tidak menyangka seorang Kyai Kampung ngerti masalah tersebut, "Jadi Semestinya gimana ya Pak ?, tanya kepada pak kyai dengan suara yang lembut, tidak sama ketika dia masuk diawal.  

Pak kyai menarik nafasnya, "Menurut saya segera terapkan Lockdown, tau akarntiak Wilayah sesuai UU yang ditanda tangani presiden sendiri kan " kata Pak kyai 
      
" Menagap harus lockdown pak ? " tanya Aparat 

Pak Kayi tersenyum " karena sudah terbukti mujarab di banyak negara, seperti cina dan vietnam.
      
"Tapi Lockdown   Anggaran untuk nanggung beban hidup orang orang miskin terlalu besar, Pak" kata aparat. 

"Tapi kalo memang itu satu-satunya cara,   yang terukur dan terstruktur Gimana? " tanya pak kyai. 

Aparat seperti jadi putas asa " Jadi Bapak velum bersedia meniadakan  jumatan? " tanya nya

"Selama Pasar,  angkutan umum dan kantor kanor masih berjalan  seperti biasa,  saya berat, Pak, karena mesjid ini tarletak di areal publik di jenabang. dan  selama Pasar,  angkot,  Pesawat,  Bus dan kereta api tempat ngumpulnya macem macem manusia beijam-jam, apalagi pasar induk, tempatnya kumuh,  penghuninya campur aduk. Silih berganti, orang pulang pergi dari berbagai macem daerah, namun belum ada himbauan untuk ditutup. 

Sedangkan masjid,  tempatnya bersih, dipel setiap hari,  jamaahnya bersih2 bahkan wangi2, mereka duduk paling lama satu jam utk jumatan dn 10 menit utk sholat berjamaah, namun anehnya, sejak awal munculnya Covid19, masjid saja yg terus dihimbau pertama kali utk dikosongkan dari jamaah, sebelum Mall, hiburan mlm, dll.

"Baik kalo bgitu, akan saya sampaikan masukan dari Bapak." kata aparat 

"Satu lagi, tadi Bapak bilang kalo Lockdown nggarannya besar, betul Pak?" Tanya pak Kyai

"Betul..." kata  aparat mantap

"Besar mana dgn anggaran pindah ibu kota yg hampir 500 triliyun?. Ketika Asuransi   Jiwaswara dan Asabri bangkrut, Pemerintah siap akan menggelontorkan anggaran triliyun rupiah, namun untuk Penanganan Covid19, Pemerintah buka rekening Donasi.

Inilah Pak yang membuat saya bingung, nampaknya pemerintah belum serius atau Pemerintah yaqin bahwa memang  virus ini tidak begitu berbahaya hanya saja dibikin heboh untuk kepentingan tertentu?" Jelas pak kyai

"Oh bgitu ya?" Kata aparat agak pasrah

"Justru karena Pemerintah tidak serius inilah Pak, masjid harusnya dibuka lebar lebar  agar umat masih ada tempat utk byk berdoa dan bermunajat di rumah Alloh Swt untuk menghilangkan panik 
yang mana bahaya panik lebih bahaya dari Covid 19 itu sendiri.

"Ada masukan lain lagi Pak?" tanya nya. 

"Saya minta Pemerintah Desa segera bikin peta,  masjid mana saja yang masuk Zona Merah sehingga Jamaah masih bisa mencari masjid lain yang masih masuk zona hijau Mohon jangan  dipukul rata, sehingga jumatan masih bisa dilaksanakan. 

"Baik kalo bgitu, terima kasih atas saran dan akan saya sampaikan masukannya" kata Aparat dan diaper pamit. 

" sampaikan kemana masukan nya, Pak Kyai Wong, sekelas Presiden Partai saja bikin surat terbuka, itukan artinya susah berkomunikasi dengan presiden." Kataku

" wus...Tidak bleh anggap rendah orang, kali aja malah ia mudah berkomunikasi" kata pak kyai sambil mengajak pulang
  Sumber inspirasi dari  Hamba Allah di Samarinda

0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama