Saya teringat ketika musim ikon Louhan waktu itu, Saya disuruh pak Kyai sedang membersihkan aquarium nya, ia memandang ikan Louhan dengan takjub. Tak sadar pak Kyai sudah berada di belakang. Waktu itu sedang marah dengan teman teman SMA yang kurang menghargai kerja saya.
Pak Kyai membuka perkataan dengan bertanya ;
"Kamu tahu berapa harga ikan itu?". Tanya Kyai.
"Tidak tahu". Jawabku.
"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!!". Perintah pak Kyai.
Ia memfoto ikon itu dengan polaroid (Jaman Dulu foto langsung jadi namanya Polaroid) milik pak Kyai. dan menawarkan ke tetangga. Kemudian kembali menghadap kyai.
"Ditawar berapa nak?" tanya Kyai.
"50.000 Rupiah Kyai". Jawab saya mantap.
"Coba tawarkan ke toko ikan hias!!". Perintah Kyai lagi.
"Baiklah Kyai". Jawab saya Kemudian, saya beranjak ke toko ikan hias.
"Berapa ia menawar ikan itu?". Tanya Kyai.
"800.000 Rupiah Kyai". Jawab Kyai dengan gembira, karena saya kira pak Kyai akan melepas ikan itu.
"Sekarang coba tawarkan ke jendral itu, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan itu sudah pernah ikut lomba". Perintah Kyai lagi.
"Baik Kyai". Jawab saya. Kemudian saya pergi menemui sang jendral yang dikatakan Kyai. Setelah selesai, saya pulang menguada pak Kyai.
"Berapa ia menawar ikannya?".
"15 juta Rupiah guru".
saya sebenarnya terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan yang bisa berbed-beda.
"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat".
"Oleh karena itu, jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargaimu. Mereka yang mengetahui nilai kamu itulah yang akan selalu menghargaimu".
Jelas pak Kyai kepada saya sambil tersenyum

