"Haruskah Saya beristri 4 Pak Kyai ?" Jawaban Kyai Membuat Saya Berfikir ...



Suatu Sore saya kerumah pak Kyai mau minta restu untuk poligami,

" pak Kyai, alhamdulilah Istri saya telah ikhlas saya boleh kawin lagi.." kataku.

Pak Kyai mengangguk " alhamdulillah, rupa sitrimu pingin surga yang mudah dari mu " jawab pak Kyai.

" maksudnya Pak Kyai ? " tanyaku heran.

" Iya..bagi wanita yang mengikhlaskan suaminya kawin lagi, tentu Allah menjanjikan surga, tapi apakah ucapan bisa dipegang hingga hatinya  ?" tanya pak Kyai retoris.

 "Biasanya orang mudah mengucapkan, tapi sulit dijalankan, seperti kamu apakah kamu mampu berlaku adil pada kedua istrimu ?"

" In sha allah bisa pak Kyai " jawabku yakin.

Pak Kyai tersenyum " Bisanya orang yang berpoligami, ketika sudah dua kali akan cari yang ketiga dan seterusnya sampai ke empat, karena manusia tidak pernah puas, maka itu poligami berkebalikan dengan hukum gosen pada perlakuan, itulah sebabnya kenapa manusia tidak bisa adil." jawab pak Kyai sambil senyum

" Bukan kah hukum Gosen bilang, bahwa kepuasan akan berkurang nilianya ketika kita melakukan panambahan berikutnya, kenapa pada Poligami bisa kebalikannya pak Kyai

"karena nafsu adanya dipikiran, dan fisik hanya alat saja, Pikiran kita hasil adri pergulatan nafsu adan pengalaman yang dipaksakan" Jawab pak Kyai

" maksud pengalaman yang dipaksakan apa pak Kyai" tanya ku semakin nggak ngerti.

" Mengapa orang mancung dibilang cakep, mengapa bakan orang pesek yang cakep, mengapa orang gemuk dibilang nggak seksi, mengapa orang hitam di bilang jelek ?, coba kamu berfikir se andainya nilai seseorang dibilang cakep kebalikanya gimana ? bisa nggak ? "

" mungkin " jawabku ragu

" yang jelas pengalaman pikiranmu dan nafsumu lah yang membuat standart berdasarkan pengalaman orang lain,  sehingga yai, menyebutnya "Pengalaman yang dipaksakan" atau istialh yang dipakai oleh Al Ghozali dengan "ghozul Fikri". Maka dari itu jangan suka mengukur diri dengan ukuran orang lain, sehingga bisa sempit ataupun kelonggaran" kata pak Kyai.

"Tapi kalau niatnya ingin membantu gimana pak Kyai" tanyaku penasaran.

" membantu tidak perlu menjadikan dia pembantukan ?, kecuali memang dia juga mencintai kamu apa adanya.."  jawab pak kyai,

"Kalau begitu bagaimana pak Kyai, " Tanyaku lagi dengan penuh harap restu darinya.

" boleh, tapi kamu harus bisa berlaku adil nak" jawab pak Kyai dengan muka sedih.

"Ketahuilah nak Istri ke 1:  Biasa biasa saja,biasanya tidak diperhatikan. Istri ke 2: Agak cakep, agak diperhatikan. Istri ke 3: Lumayan cakep, diperhatikan. Istri ke 4: Sangat cakep,sangat diperhatikan dan disanjung dan diutamakan!

Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki(suami) tersebut mau meninggal,
lalu dipanggilnya ke 4 org istrinya.

Dipanggilnya istri ke 4 yg paling cakep dan ditanya,"Maukah kamu ikut menemaniku ke alam kubur?", dia menjawab, "Maaf, cukup sampai di sini saja saya ikut denganmu."

Saat dipanggil istri ke 3 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab,"Maaf, saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka."

Kemudian dipanggil istri ke 2 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab,"Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu selamat tinggal."

Si suami sungguh kecewa mendengar semua itu. Tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian.

Lalu dipanggillah istri ke 1 dan ditanya hal yang sama, si suami tak menyangka akan jawabannya,"Saya akan menemanimu kemanapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu........"

Mau tahu siapa istri ke 1 sampai ke 4 itu ?

Istri ke 4 adalah "harta dan kekayaan". Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.

Istri ke 3 adalah "teman- teman" kita. Mereka akan mengantarkan jasad kita hanya sampai di saat disemayamkan.

Istri ke 2 adalah keluarga/ famili, saudara dan teman dekat" kita. Mereka akan mengantar kita sampai dikuburkan,  akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.

Istri ke 1 adalah "amal dan ibadah " kita selama hidup di dunia.
Karena amal dan ibadah kita inilah yang paling setia mendampingi kita saat menghadap Allah . .

Tutur pak kyai mengakhiri perbincangan sore itu di tahun 2014..


0/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Lebih baru Lebih lama