Oleh Helmi Adam
Sudah tiga hari, Para demonstran di Teheran, Iran, masih terlihat memenuhi jalan melakukan aksi protes dan mengecam pemimpin negara tersebut. Polisi anti huru hara pun dikerahkan untuk menghadapi para demonstran.
Dalam sebuah video terlihat para demonstran yang sebagian besar para siswa meneriakkan kata-kata "Ulama enyahlah!" Di luar universitas di Isfahan dan di Teheran, dengan polisi anti huru hara bersiaga di jalan itu.
Untuk diketahui, aksi demo warga Iran ini merupakan hal paling serius yang terjadi di sepanjang konflik Washington dan Teheran sejak revolusi Iran pada 1979.
Aksi protes tersebut mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump. Ia menyampaikan dukungannya melalui Twitter untuk para demonstran, mengatakan pemerintahannya akan "terus mendukung anda (masyarakat Iran)."
Demikian juga, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan dukungannya untuk para demonstran dan meminta kekuatan Eropa untuk meningkatkan tekanan pada rezim Iran.
Sebenarnya perang dengan Amerika hanya lah pemicu kemarahan rakyat Iran terhadap pemerintahan nya yang menyebabkan ekonomi Iran berada dalam keadaan krisis terus menerus. penulis pernah berkunjung ke Iran, dan bertemu dengan banyak orang Iran yang mengungkapkan kekecewaanya pada pemerintahan Iran teruatama cengkraman ulama yang begitu kuat.
Rakyat Iran melihat pemerintahan sebagai boneka para ulama Iran yang bercokol sebegai penyebab kerusakkan ekonomi yang tidak pernah berhenti. Pasalnya Anggaran Iran begitu besar untuk menggelontorkan uang keluar negri, dalam rangka menanamkan Ideologi Syiah nya di luar negri, ketimbang melakukan subsidi buat rakyatnya.
Iran ibarat seperti Lilin yang membakar dirinya untuk menerangi orang lain, seadangakn rakayatnay id bairakn sengsara. Belum lagi jika dibahas beberapa aturan yang ketat yang membuat rakyatnya semakin tidak bisa bergerak.
Tapi mungkinkah akan jatuh pemerintahan Syiah Iran ?
Kalau itu yang ditanyakan, maka sulit akan terjadi, karene Iran memiliki 150.000 orang pengawal garda revolusi yang miliatan dan terjamin hidupnya.
Karena Demo BBM pernah terjadi tahun lalu, yang menyebabkan 208 orang meninggal dunia, toh tidaka ada yang berubah kebijakan para ulama Iran.
Sehingga sulit bagi rakyat menjatuhkan para ulama Iran,tapi setidaknya usaha rakyat Iran bisa mengingatkan para ulama Iran untuk tidak bisa menganggap dirinya sebagai pemegang kebenaran, karena pada suatu saat tetap akan berbuat salah juga, dan kalau itu terjadi Iran akan menjadi negara seperti Turki setelah runtuhnya otoman...
Saatnya para Ulama menyingkirkan nafsunya untuk menyebarkan ideologi syiahnya ke penjuru dunia, dan malihat kedalam negeri yang kelaparan.
Karena orang lapar bisa melakukan apa saja termasuk menjatuhkan paar pemimpinnya..
Bukankah Ajaran agama yang benar, tidak perlu di subsidi ?, Subsidi terhadap ajaran agama menunjukka agama itu tidak kuat. Seperti saat perang salib dimana katholik mensubsidi dan memaksakan ajaranya, akhirnya runtuh juga, dan muncul protestan yang melahirkan sekulerisme..
Dan saat ini, tidak ada yang tahu sampai kapan penderitaan rakyat Iran akan berakhir..