Beredar Surat Terbuka Di Medsos Kepada Presiden Dari Seorang Dokter Yang Memprihatinkan ?


Inilah Isi Surat Terbuka Yang Beredar di FB, dan WAG :

YTH Presiden Indonesia
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Nasib Dokter dan Praktisi Kesehatan karena COVID 19

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Ada pihak paling rentan terhadap COVID 19, dan mereka, saat ini, TERPAKSA mau merawat pasien COVID 19, dengan jumlah kasus, LEBIH DARI YANG DILAPORKAN

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Sudah PULUHAN (bahkan mungkin sudah RATUSAN) Dokter, Petugas Kesehatan, dan Staf Rumah Sakit yang SUDAH POSITIF dan atau menjadI SUSPECT COVID-19, di seluruh Rumah Sakit yang ditunjuk, DI JAKARTA, dan di berbagai DAERAH DI INDONESIA, ada Dokter dan Perawat yang sudah meninggal karena COVID 19. Ada Profesor dan Dokter Spesialis Konsultan  yang sudah koma di ICU karena COVID 19. Ada yang berbagai ruang ISOLASI dengan pasien yang dirawatnya, ada yang diminta ISOLASI di rumah, karena Rumah Sakit sudah kehabisan tempat isolasi.

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Karena BPJS, Dokter Spesialis dibayar Rp 6.000 rupiah per pasien per hari, Dokter Umum dibayar Rp 2.000 rupiah per pasien perhari  bahkan RESIDEN (CALON SPESIALIS) yang menjadi GARDA TERDEPAN Penanganan COVID 19 ini adalah MARTIR sesungguhnya, dan mereka atas nama Undang-Undang, SESEPERPUN TIDAK DIBAYAR.

Dengan bencana COVID 19 ini, bahkan tak ada sedikitpun insentif tambahan bagi mereka semua ini, yang bekerja 36 jam 48 jam bahkan 72 jam tanpa tidur bahkan melebihi kemampuan nadi dan nafasnya.

Karena itu,

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Saat ini sudah ada mulai ada tindakan PENOLAKAN PASIEN COVID 19, dengan berbagai alasan masuk akal, ketersediaan bed (karena harus isolasi maka pasien COVID 19 ini menghabiskan 1 ward sendiri, dan pasien lain jadi kehilangan hak untuk dirawat) 

Dan pasien COVID 19 ini BIAYANYA TIDAK DITANGGUNG BPJS!!! Catat itu baik-baik!!!

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Apa yang terjadi kalau sampai Dokter dan Petugas Rumah Sakit MENOLAK  MERAWAT PASIEN COVID 19?

Pasien COVID A19 akan berkeliaran di jalanan tanpa tahu harus kemana!

DAN ITU SUDAH TERJADI!

Kondisi ini yang justru MENGHARUSKAN #LOCKDOWN dilakukan sesegera mungkin.

Jangan Anda menunggu Jubir menyampaikan jumlah kasus melebihi 1000 baru Bapak umumkan #LOCKDOWN

Saat ini ANGKA RESMI kasus yang dilaporkan per hari Senin 16 Maret 2020 sejumlah 137 kasus. Itu artinya ANGKA RIIL di lapangan adalah sejumlah 3.699 kasus (berdasarkan angka agregat COVID 19 sebesar 27 kali antara kasus yang terperiksa secara aktif dan kasus riil yang tidak diperiksa).

Dengan angka resmi yang dilaporkan, saja, per hari ini Selasa, 17 Maret 2020, jumlah kasus resmi akan sekitar 268 kasus (dengan kasus riil berjumlah 7,836 di luar Rumah Sakit) saja saat ini, Rumah Sakit sudah pasti akan MENOLAK PASIEN!

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Saat ini ITALIA sebagai negara besar, maju, dan kaya, Dokter dan Praktisi Kesehatan, sebagian sudah mengibarkan bendera putih karena tak sanggup lagi merawat pasien dan mengetahui dirinya adalah individu yang paling rentan saat ini untuk terkena COVID 19, dan mereka telah MENYAKSIKAN DENGAN MATA KEPALA SENDIRI, teman-teman mereka para Dokter dan Perawat yang menderita di ruang ICU dan Isolasi.

Apa yang terjadi saat ini di ITALIA adalah, MEREKA SUDAH MEMILIH PASIEN MANA YANG HARUS MEREKA RAWAT, dan membiarkan PASIEN YANG PUNYA HARAPAN HIDUP KECIL untuk meninggal dengan begitu saja. Apakah itu artinya mereka tidak punya hati nurani! Tidak! 

Itu adalah PROTOKOL PENANGANAN PASIEN DALAM KEADAAN BENCANA. Siapa yang punya harapan hidup lebih tinggi dia akan diprioritaskan, dan siapa yang punya harapan hidup kecil, akan dibiarkan menjemput ajal.

Tahukah Bapak Presiden
Dan 271 juta Rakyat Indonesia

Dokter di ITALIA dan Jerman dan Perancis dan Inggris mampu menolak pasien, SAMA DENGAN Dokter di Indonesia.

TIDAK SAMA dengan Dokter di Cina. 

Kenapa? 

Karena kalau sampai Dokter dan Petugas Kesehatan menolak pasien, mereka bisa ditembak! Padahal Pemerintah Cina sudah menggelontorkan dana 20.000 Triliun untuk penanganan COVID 19 ini.

Dokter dan Petugas Kesehatan Rumah Sakit Indonesia saat ini bisa serentak menolak merawat Pasien!

Kenapa?

Karena sejak 5 tahun terakhir dengan penerapan BPJS, mereka ini adalah BURUH KERJA RODI dengan  bayaran menyedihkan dan kerja dengan fasilitas terbatas.

Lalu masih ditambah lagi mereka mau BAPAK wajibkan untuk merawat Pasien COVID 19 dengan taruhan nyawa sendiri dan keluarga? NO WAY!

Untuk Bapak ketahui,
Dan 271 juta rakyat Indonesia,
Saat ini, sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia menderita bleeding akibat defisit miliaran hingga ratusan miliaran karena BPJS ngemplang bayar.

Untuk menyediakan masker yang layak pakai di Rumah Sakit saja tak ada dana dan kemampuan, bahka  saat ini Para Dokter dan petugas kesehatan terpaksa menggunakan Masker KAIN yang tentu saja sangat tidak aman mencegah COVID 19.

Sementara, sampai dengan hari ke 14 sejak terjadinya Pandemi COVID 19, belum ada satupun berita PEMERINTAH cq Kemkes siap menyediakan dana sejumlah sekian khusus untuk penanganan COVID 19.

Bisakah Bapak bayangkan
Dan 271 rakyat Indonesia bayangkan

Orang yang berstatus Positif COVID 19 akan berkeliaran di jalanan dan rumah.
Mayat-mayat bergelimpangan di Rumah Sakit, di rumah, bahkan di jalanan.

Dan itu SUDAH TERJADI di ITALIA! Negara besar dan kaya raya!

Cobalah sekali ini saja
271 Rakyat Indonesia

Pakailah nalar dan hati nurani Anda semua. 

Kalau Anda terjangkit COVID 19, dan TIDAK ADA SATUPUN Rumah Sakit mau merawat anda,

Apa yang akan Anda lakukan?

Tifauzia Tyassuma
Dokter, Peneliti, Penulis
Presiden AHLINA Institute
(Diposting 05.43 WIB, 17 Maret 2020)

25/Post a Comment/Comments

Terima Kasih

Unknown mengatakan…
Gak usah jadi dokter klo matre n keberatan bantu orang, payah
CONEESKRIM mengatakan…
Biar buzzer2 goblok yg menghina pemerintah akan kolaps, gara2 corona, kalian semakin menampakkan diri kalo pemerinrah bangkrut
Anonim mengatakan…
Buat yg Komen matre di atas, yaudah lain kali sakit apapun nggak usah ke Dokter ya, kalo sembuh alhamdulillah, kalo nggak sembuh, ya nasib. Ya gimana, orang kamu aja keberatan mengapresiasi kerja Dokter,
Anonim mengatakan…
Katanya pemerintah menggelontorkan dana 1 triliun utk penanganan virus covid19 ini , lalu uangnya dikemanakan??? Masih di korupsi juga apa??? Teganya pejabat 62 kalau dalam kondisi begini masih korupsi uang tsb
Anonim mengatakan…
Yang masih bilang dokter matre udah sarap kali, gak ada nalar logika maupun empati
Unknown mengatakan…
Banyak yang salah menilai bahwa menjadi dokter adalah pengabdian jadi gaj usah mikirin materi, anda sangat konyol, mau sekolah jadi dokter bisa daja org tuanya jual tanah, jual sawah, utang sanana sini, supaya bisa jadi dokter, setelah lulud dan kerja dokter juga punya keluarga punya anak punya istri, jadi wajar saja kalau mereka mengeluh kalo belum diperhatikan secara baik oleh pemerintah. Kenapa anda yang nyinyir ini gak bisa jadi dokter? Harusnya anda bersyukur karena ada org yg mau merawat anda, jgn jadi manusia yang tdk punya nurani.
Anonim mengatakan…
Untuk menjadi dokter butuh perjuangan dan materi yg cukup. Banyak yg akhirnya kehabisan bensin ditengah jalan karena mahalnya ongkos untuk meraih ijin praktek..
Ujung2nya duit.. itu yg diceloteh... saat anda berjuang menjadi dokter.. anda tidak akan berkata itu.... butuh apresiasi dan mental baja untuk mereka tenaga medis yg menangani wabah sekarang.. data real itu penting .. penghargaan untuk team medis sangat penting taruhannya nyawa sendiri dan org disekitarnya..

Bantu ringankan beban mereka dengan berfikir positif.. karena kita tidak tau.. anda saya kalian kita pernah dilayani mereka atau akan dilayani mereka.. tinggal.menunggu jadwal.. semoga kita dilayani mereka hanya karena masuk angin bukan karena covid 19
Unknown mengatakan…
Yang bilang matre coba pakai hati nurani.. wajar kah dokter sibbayar 2000 ? Permen aja skrg ga ada yg harga nya 2000 .. klo ga kalian aja yg jadi dokter nya.. trus kalo ada wabah sprti ini kalian libur sdgkan dokter harus stanbay 24 jam tanpa alat pelindung diri karna di rmh skit dan puskesmas alat pelindung diri seperti masker terbatas.. kalian tidak pernah tau realita nyata nya seperti apa.. kami juga punya keluarga di rumah..
Ibu dokter yg terhormat, tugas anda sangat mulia, ibu ditakdirkan utk melayani umat yg membutuhkan uluran tangan ibu, ktka ibu menulis keluhan ibu sy kira tdk pantas ditulis dlm media lain. Kalau ibu niatnya tulus sy yakin itu didengar oleh Allah. Hati sy hancur dan remuk apabila keluhan ibuada tujuan dan motif lain dibalik itu. Ingat bu Tuhan tdk pernah ingkarjanji...salm
Unknown mengatakan…
Dokter dan tenaga kesehatan lainnya juga manusia, bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Pekerjaan mereka melelahkan dan beresiko terinfeksi. Mereka dengan izin Allah, menolong dan menyembuhkan orang sakit ringan atau parah. Tapi kadang yang ditolong ya tidak tahu berterima kasih karena merasa sudah membayar atau dokter sudah digaji pemerintah. Saya yakin kalau dokter dan tenaga kesehatan yg matree mereka akan melepaskan profesi dokternya dan tenaga kesehatannya dan mencari pekerjaan lain yg lebih besar penghasilannya.
Anonim mengatakan…
Dokter juga manusia bro..., punya hati punya rasa dan punya jiwa serta keluarga. Semoga Allah jaga dokter dan paramedis dari tertular covid19. Dan semoga makin banyak pasien yg sembuh hingga punya imunitas. Semoga bpjs mau bayarin dan tunjangan apresiasi buat dokter dan paramedis naik, aamiin..., satu lagi yg pdp diluar sana dan suspect semoga sadar dan jaga jarak serta disehatkan. Aamiin....
Anonim mengatakan…
Eh lu pada di liburin,minimal kita d fasilitasi biar ga kena virus, maskernya kek,lemburnya kek.
Kalo engga lu yg cm bisa bilang matre ni, mikirnya respect
Lu tau ga itu bpjs nunggak mulu.
Jangan seenak jidat bilang matre.
Giliran udah krna virus ntar lu mewek2 nyari dokter
Anonim mengatakan…
Roker juga manusia. Eh dokter.. hehe
Nenden wida mengatakan…
Yang bilang ujung-ujungnya duit , semoga kena corona dan koit
Yang bilang dokter matre , semoga kena corona dan koit juga

Itagurita mengatakan…
Jangan terlalu menghakimi seseorang. Apalagi dalam bencana seperti ini. Dokter sudah menjalankan kewajibannya meskipun resiko besar kemungkinan mereka terkena virus covid. Bersyukurlah kalian yg masih d beri kesehatan. kita pasti butuh pertolongan, butuh rangkulan, apalagi dari dokter. Kalo bicara uang, siapa sih yg gak butuh uang d jaman sekarang.
Sang Pendobrak mengatakan…
Ya Allah.. Jahat banget yang bilang dokter nya matre...Semoga para tenaga kesehatan Allah beri kekuatan fisik sehingga tidak tertular virus.. Aamiin.. Semangat dokter seluruh indonesia... Semoga Allah bersama kalian... Makanya kalo hidup dalam sistem bobrok kapitalisme demokrasi ya begini jadinya...Aturan dr Allah gak dipake ya mesti sengsara... Di dalam islam kesehatan itu GRATIS, gak perlu bayar BPJS kayak sekarang Back to Islam Back to syariah Khilafah...
sidik mengatakan…
semoga para dokter yang mulia tetap bersedia merawat pasien meski berasa berat, aamiin.

ada baiknya sumpah dojter diketahui sebelum ambil jurusan kedokteran!
Iwan mengatakan…
Yang saya hormati
Saudara/i..

Mengenai situasi kondisi seperti ini. Jangan kita perkeruh. Mari kita mencari solusinya dalam penanganan pasien serta dana dan kelengkapan alat kesehatan yg terjadi skrang ini. Mari kita dinginkan persoalan dalam penanganan covid-19 ini.

Para Dokter dan perawat, mari fokus kembali kpd tugasnya agar penanganan setiap pasien bisa ditasi dan mendapatkan pertolongannya. Meskipun ada keluhan para dokter/perawat. Mari kembali untk fokus.

Solusinya dalam kekurangan dana dari pihak rumah sakit:
1. Bagi pihak mitra apotik yg merasa berpartisifasi, sangat harapkan bantuan ulur tangan dri mitra apotik untuk menyakurkan bantuan kelengkapan alat kesehatan.
2. Adanya bantuan ulur tangan DPR, DPD kab. Provinsi. Maupun pusat. Polri. TNI sebagai donatur untuk bantun di rumah sakit untuk kelengkapan kesehatan
3. Adanya peran dari bantuan ulur darmawan/ti. LSM, pengusaha, dll.
4. Adanya bantuan simpatisan baik dari organisasi Parpol dll.
Semua donatur ini setidak na dapat membantu dalam kekurangan oleh pihak rumah sakit. Mari kita bergerak bersama dalam pencegahan covid-19 ini.

Disamping itu.. pemerintah dan kemenerian kesehatan harus tanggap dan mempercepat proses dalam penanganan dana anggaran pihak rumah sakit ini. Karna permasalahan covid-19 ini jangan telalu lambat dalam penangannya. Karna fakta dilapangan. Dokter dri pihak rumah sakit sudah menyatakan kurang na dana untuk penanganan covid-19 ini. Untuk itu mari kembali kita bersinergi antara pemerintah, kementerian kesehatan dan para dokter pihak rumah agar kembali fokus dalam penaganan covid-19 ini. Semoga Bapak presiden memilih langkah yg tepat dan kebijakan atas dana untuk penanganan covid-19 ini.

Saudara sekalian.. mari kita memberikan masukan. Bagaimana cara yg terbaik dalam penanganan covid-19 ini. Setidaknaya kita mencari solusi untuk dana yg di anggarkan agar bisa cepat tersalurkan kepada seluruh pihak rumah sakit di indonesia yg terkena wabah covid-19 ini. Mari bersama menyatukan ide² dan pendapat kita untuk penanganan covid-19 ini.
ardhy perdana akbar mengatakan…

Tetep semangat melakukan yang terbaik semuanya baik dokter,pasien dan yang belom menjadi pasien... Semua akan di catat amal ibadahnya.. masalah mengeluh itu manusiawi.stay safe and keep spirit... INDONESIA MAMPU!!!.
Unknown mengatakan…
Kalau nyinyir dilihat dulu donk.
Gimana kalau sekarang anda yang standbay di rumah sakit gimana rasanya ninggalin keluarga, tenaga di kuras, di garda terdepan
Unknown mengatakan…
Memang susah kalo ndak tahu lapangan....kami ini di lapangan pak bertempur dg corona tanpa diprsenhatai alat memadai..hanya ala kadarnya...anda mau perang ndak punya senjata sedangkan lawanya bawa bazoka thank...berfikirlah yg logic...terimakasih bu dokter pencerahanya.smogo para buzzer kena adzab corona...do'a orang teraniaya insyaaloh terkabul
Anonim mengatakan…
Saya kurang setuju dengan kebijakan lockdown. Lockdown ngga segampang itu, kalau semua ditutup aksesnya siapa yg mau bertanggungjawab untuk uang, makan, biaya agar bisa bertahan hidup setiap jiwa penduduk di seluruh Indonesia? Pemerintah belum siap untuk ini! karna ngga semua penduduk punya kemampuan untuk bertahan hidup tanpa akses apapun.. Semoga pemerintah menerapkan rapid test sprti korea selatan dengan maksimal dan fokus bener2 dilakukan dengan tertib dan disiplin, sehingga bisa menekan korban2 selanjutnya, dan menanggulangi yg sudah positif, aamiin, tolong pemerintah, dan tolong semua pejabat, dan kita semua kali ini aja tolong turunkan ego dan sifat serakah, biar negara tetep bertahan dan perekonomian bisa berjalan lancar lagi.
Unknown mengatakan…
untuk para medis semua...tolong jangan dengarkan nyinyiran yg gak bertanggung jawab...buat kalian paramedis...terimakasih sudah membantu saudara saudari kami baik yg sakit karena virus atau sakit lainnya...sekali lagi kami ucapkan terimakasih yg sebesar besarnya...pesan saya tetap fokus dan semangat....sex lagi terimakasih yg sebesar besarnya...😢
Unknown mengatakan…
Tanah ajaib
Mustika lempung laut
Mampu menetralisir
Virus. Coba saja
Anonim mengatakan…
Yang komen nyinyir ke dokter dan tenaga kesehatan, besok kalau yg komen nyiyir dan keluarganya sakit ke dukun (awas syirik) saja pakai bpjs ga usah ke puskesmas atau rumah sakit ataupun dimana mereka para tenaga kesehatan ada. Kalian kan cuma komen asal menangnya sendiri berpendapat dan gak mau simpati dan empati dengan keluhan dan kondisi ini?? Otak dengkul komen. Astaghfirullah
Lebih baru Lebih lama