Bank Dunia mengeluarkan laporan terbarunya tentang prospek pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik. Dalam laporan berjudul "Weathering Growing Risk East Asia and Pacific Economic Update", pertumbuhan kawasan ini diprediksi akan turun 0,2% di 2019 ini menjadi 5,8% dari sebelumnya 6%.
PDB Indonesia pun diprediksi hanya akan tumbuh 5% di 2019. Angka ini turun dari prediksi April lalu, yakni 5,1%. Mask makroekonomi Indonesia sangat kuat, yang menopang pertumbuman ini, namun sayangnya investasi tumbuh melambat. di lain pihak Defisit transaksi berjalan semakin besar karena pertumbuhan ekspor mengalami perlambatan.
Walau permintaan domestik kuat, ketegangan perdagangan internasional AS dan China tetap menjadi tantangan. Volatilitas keuangan global bakal membawa risiko besar bagi Indonesia. Apalagi saat ini Cina terimbas oleh Virus Corona yang berdampak pada ekonomi cina yang hancur,
Yang menyedihkan adalah, jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi RI 2019 masih kalah dibanding Kamboja, Vietnam, Myanmar, Laos dan Filipina.
Ekonomi Kamboja tumbuh 7% di 2019 sementara Myanmar dan Vietnam tumbuh 6,6%. PDB Laos diprediksi 6,5% sementara Filipina 5,8%.
.Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global diprediksi hanya tumbuh 2,5%. Angka ini turun dari proyeksi di April 2019 lalu yakni 2.6%. Pertumbahan RI yang turun terus akan berdampak pada pengangguran dan orang miskin.